Showing posts with label belajar taqwa. Show all posts
Showing posts with label belajar taqwa. Show all posts

Tirakat Orang Tua untuk Anak

Thursday, May 4, 2023

"Eh, ada hukumnya nggak kalau pas anak-anak ujian, kitanya (ibunya) puasa? Kayak ayam kalau bertelur dan angkrem (mengerami telurnya), mereka kan puasa..."

Tiba-tiba, di grup WhatsApp yang beranggotakan 3 orang, yakni Mama Kepiting, Mbak Rani R Tyas, dan Mbak Widut, seseorang bertanya. Jam 7:54 pagi, 9 menit jedanya sejak kami ngobrol tentang skincare. Se-random itu memang. Ngga ada bridging, semua spontan. 

Dan ya, kalau teman-teman sudah mengenal kami, mungkin bisa menebak kalau pertanyaan di atas dilempar oleh Mbak Rani, blogger yang random dan kadang absurd. Wkwkwk... Mungkin karena saat ini sedang musim ujian untuk anak-anak kelas 6 SD, dia jadi terpikir soal itu. Tentang menirakati anak. 

Tirakat dalam Islam


Makna Tirakat


Tirakat itu apa sih? Menurut KBBI, tirakat artinya menahan hawa nafsu (seperti berpuasa atau berpantang). Menurut bahasa, tirakat diserap dari kata thariqah, tarekat, yang secara lebih luas diartikan sebagai tata cara atau jalan atau laku spiritual, yang dilakukan untuk mendekatkan diri pada Allah SWT. 

Tujuan Tirakat


Kenapa orang mau bersusah-susah menahan nafsu dan berpantang terhadap sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan atau kesenangannya? Tentu karena orang tersebut punya tujuan atau keinginan. Dan bertirakat adalah salah satu "seni merayu Allah SWT", sebagai dzat Yang Maha Kuasa atas segalanya. Dengan tirakat, kita berharap agar semua hajat dikabulkan oleh Allah SWT. 

Orang tua yang bertirakat untuk anak-anaknya, tentu ingin anak-anaknya dikelilingi dengan kebaikan-kebaikan. Bisa tumbuh menjadi anak yang sholih, sehat, senantiasa dilindungi dalam setiap langkahnya, dimudahkan dalam memahami ilmu yang sedang dipelajari, serta diberikan kesuksesan dan menjadi anak yang membanggakan orang tuanya.

Contoh Tirakat yang Bisa Dilakukan Orang Tua untuk Anaknya


Mengutip dream.co.id, Habib Luthfi bin Yahya sangat menganjurkan orang tua, terutama ibu, untuk melakukan tirakat bagi kehidupan anak-anaknya, jika ingin anaknya menjadi anak yang sholih / sholihah, berkah hidupnya dan sukses di masa depan. Tirakat orang tua untuk anak juga dianjurkan oleh ulama-ulama lainnya. 

Ada beberapa hal yang bisa ibu lakukan untuk menirakati anak-anak, misalnya:

1. Bersedekah atas nama anak 

Salah satu tirakat yang dilakukan oleh Hj. Nawal Yasin (istri dari Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen), adalah bersedekah dengan diniatkan untuk anak-anak.

2. Membaca Al-fatihah

Selain dengan bersedekah yang diniatkan untuk anak-anak, Hj. Nawal Yasin juga membaca Al-fatihah setiap hari sebanyak 41 kali.


3. Puasa di hari lahir anak

Mungkin ibu-ibu kita dulu melakukannya juga, puasa di hari lahir kita, anaknya. Ada juga ibu yang rajin membuat "among-amongan", sebuah tradisi memperingati hari lahir (weton), dengan mengadakan doa bersama dan berbagi makanan meski sederhana. Perlu digarisbawahi, berbagi makanan sama artinya dengan sedekah. Sedekah, juga merupakan salah satu cara tirakat yang bisa dilakukan kita, para orang tua, untuk anak-anak. 

4. Mencuci beras sambil membaca shalawat

Ada beberapa versi amalan atau adab saat mencuci beras yang pernah saya baca. Salah satu yang bisa kita terapkan adalah senantiasa melantunkan shalawat, sembari tangan kita memutar / mencuci beras berlawanan arah jarum jam. 

Saya juga pernah membaca satu kisah dari ibunda Gus Dur. Konon, ibunda Gus Dur punya ritual khusus menyolawati butir demi butir beras yang akan dimasak untuk Gus Dur. Beliau juga tidak memperbolehkan seorang pun menyentuh beras yang sudah disholawati khusus untuk Gus Dur itu.

Dari beberapa contoh tirakat yang sudah Mama Kepiting tuliskan di atas, bisa kita simpulkan bahwa setiap ibu memiliki caranya sendiri tentang bagaimana mengusahakan yang terbaik untuk anak-anaknya. Benang merahnya adalah bahwa setiap yang dilakukan, diiringi dengan permohonan pada Allah SWT, karena Dialah satu-satunya tempat untuk menggantungkan semua harapan dan cita-cita.


Contoh Tirakat Orang Tua untuk Anak



Oiya, saya jadi teringat dengan momen awal Maret lalu, saat Mas Amay mengikuti ujian masuk MTs N 1 Surakarta. Sepulangnya dari mengantar Mas Amay ujian, suami cerita, "Amay kelihatan grogi banget tadi. Papa suruh minum dulu, tapi anaknya ngga mau." (ujian masuk MTsN 1 Surakarta dilakukan selama beberapa jam, karena yang diujikan selain pelajaran MTK, BI, dan IPA, juga ada BTA / Baca Tulis Al-Qur'an. Jadi, setelah mengantar ke MTsN 1, suami kembali pulang)

Mendengar itu, sebagai ibu, saya langsung pengen nangis. Saya pun segera mengambil wudhu dan melakukan shalat dhuha, delapan rakaat (biasanya saya cuma sholat 2-4 rakaat saja). Setiap selesai salam, saya berdoa dengan sungguh-sungguh, memohon kemudahan untuk Mas Amay.

Selesai shalat, saya menelepon bapak. Saya ceritakan semuanya, termasuk seluruh kecamuk di kepala dan hati. Saya ingat, bapak bilang, "Pancen sing dibutuhake Amay kuwi donga ibune. Insya Allah yen ibune donga kanthi temen, Amay diparingi kemudahan, kelancaran." (Memang yang dibutuhkan Amay saat ini adalah doa ibunya. Insya Allah kalau ibunya berdoa dengan sungguh-sungguh, Amay akan diberi kemudahan dan kelancaran)

Dan alhamdulillah tsumma alhamdulillah, Amay diterima di sekolah impiannya.


Nah, Ma, kalau Mama sering mendengar bahwa doa ibu adalah doa yang mampu menembus langit, maka mari kita gunakan keistimewaan ini dengan banyak-banyak mendoakan kebaikan bagi anak-anak kita.




Ditulis dengan Cinta, Mama


Sumber Referensi:
- https://islam.nu.or.id/tasawuf-akhlak/pembiasaan-laku-tirakat-sebagai-solusi-masalah-kehidupan-xsUzT
- https://www.nu.or.id/nasional/amalan-dan-tirakat-untuk-kesuksesan-anak-lE6rB
- https://www.dream.co.id/parenting/habib-luthfi-anjurkan-orangtua-lakukan-tirakat-agar-hidup-anak-penuh-berkah-2105241.html
Read More

Menu Buka Puasa dan Takjil Favorit Anak-Anak

Sunday, March 19, 2023

Assalamu'alaikum.. Marhaban Yaa Syahru Ramadhan. Selamat datang wahai bulan Ramadhan, bulan yang istimewa, penuh dengan keberkahan. Ada banyak sekali keutamaan bulan Ramadhan, sehingga menjadikannya bulan yang paling ditunggu-tunggu umat muslim sedunia. Di bulan ini, Al-Qur'an diturunkan. Di bulan ini pula, kita diperintahkan untuk berpuasa satu bulan lamanya. Dan yang membuat banyak orang berlomba-lomba melakukan kebaikan adalah karena seluruh ibadah yang dikerjakan di bulan ini, akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda dibanding hari-hari lainnya. Masya Allah.

Nah, bicara soal puasa, adakah yang sedang melatih anak-anaknya untuk berpuasa? Melatih anak-anak untuk berpuasa memang tidak mudah ya, Ma.. Namun, yang harus kita ajarkan adalah bahwa puasa artinya menahan. Menahan dari segala hal yang bisa membatalkan puasa (makan, minum), mulai dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Kita juga mesti sampaikan pada anak-anak bahwa salah satu tujuan dari berpuasa ini, kita diajak untuk merasakan bagaimana kaum fakir miskin menahan rasa lapar sehari-hari. Untuk itu, penting bagi kita untuk mencukupkan apa yang kita persiapkan saat berbuka dan sahur. 

Namun, sebagai ibu, Mama Kepiting paham kok bahwa kita juga tak ingin anak-anak kekurangan gizi. Maka, mari kita penuhi gizi anak-anak saat puasa, tanpa harus berlebihan menyiapkan segalanya. Mama Kepiting sih masak seperti biasa saja, tetapi Mama persilakan anak-anak untuk request menu yang diinginkan di hari itu. Yang tidak boleh di-skip adalah konsumsi buah saat buka dan sahur. 

Lalu, apa saja menu buka puasa dan takjil favorit anak-anak?

Menu Buka Puasa dan Sahur Favorit Anak-Anak

1. Egg Chicken Roll ala Hokben


stok lauk untuk sahur


Ini menu yang sudah di-request oleh Mas Amay dan Dek Aga. Mama berencana membuatnya H-1 sebelum ramadhan. Egg Chicken Roll ala Hokben ini bisa jadi stok lauk saat berpuasa, Ma.. Tentunya bisa memudahkan kita, para ibu, terutama saat menyiapkan sahur. Saat disajikan, kita tinggal tambahkan salad (wortel + kubis / kol), atau daun selada.

Cara membuat Egg Chicken Roll ala Hokben bisa dibaca di sini: Egg Chicken Roll, Menu a la Hokben untuk Bekal Sekolah

2. Chicken Katsu


Menu Buka Puasa dan Takjil Favorit anak-anak


Sama seperti Egg Chicken Roll, Chicken Katsu juga bisa jadi stok menu untuk berbuka dan sahur, Ma... Mama Kepiting suka nih, menu-menu praktis tapi enak dan bergizi seperti ini. 😁

3. Misoa Telur 


ide lauk untuk buka puasa dan sahur


Ini sebenarnya modifikasi dari pizza mie alias omelet mie instan, makanan favorit saya waktu kecil dulu. Makan pizza mie seperti itu, dulu adalah sesuatu yang mewah sekali bagi saya. 

Nah, sekarang, mie instannya saya ganti dengan misoa. Saya juga menambahkan udang cincang, wortel parut dan sedikit irisan daun bawang supaya komplit gizinya. Untuk perekatnya, selain menggunakan telur, saya juga menambahkan 2-3 sdm tepung maizena. Bumbunya, cukup pakai bawang puting parut, lada bubuk, garam, dan sedikit penyedap rasa. Praktis, lezat, dan bergizi tentunya. 😊

 

Takjil Favorit Anak-Anak


1. Es Lumut


ide takjil yang disukai anak-anak


Es lumut ini sebenarnya baru buat kami, tetapi anak-anak sering minta dibuatkan. Jadi, sepertinya di ramadhan nanti, saya akan sering membuatnya juga. 😊


2. Olahan Pisang Kepok



takjil yang disukai anak-anak


Sebenarnya, anak-anak menyukai hampir semua olahan pisang, kecuali kolak. Lucu ya, saat yang lain senang membuat kolak pisang untuk berbuka, kami malah hampir ngga pernah, karena anak-anak tidak terlalu menyukainya. Tapi, hampir setiap hari kami membeli pisang kepok, entah itu sekadar digoreng dengan tepung, dikukus, dibuat pisang geprek tabur meises cokelat, atau setup pisang kepok. 

3. Pie Susu Teflon


takjil favorit anak-anak


Pertama kali saya membuat pie susu teflon adalah saat awal-awal pandemi di 2020 lalu. Ya, saat pandemi memang banyak sekali content creator yang membagikan resep-resep untuk dicoba di rumah. Salah satunya, pie susu teflon ini. Terima kasih untuk Yackikuka yang sudah share resepnya di Instagram. Sungguh, ini sangat membantu emak-emak yang ngga terlalu jago masak seperti saya. Hihi... Resepnya mudah, anaknya juga sangat suka. Alhamdulillah.. 

Nah itu dia beberapa menu buka puasa, sahur, dan takjil favorit anak-anak. Kalau Mama butuh inspirasi menu untuk buka puasa dan sahur, bisa baca di sini, Ma: Ide Menu untuk Buka Puasa dan Sahur. Anyway, adakah yang pengeluaran untuk makan saat bulan puasa malah lebih banyak dari bulan-bulan lainnya? Kalau ada, mari kita tantang diri sendiri, atur ulang menu agar pengeluaran di bulan puasa bisa lebih hemat dari bulan lainnya. Bismillah, bisa ya, Ma... 😊




Ditulis dengan Cinta, Mama
Read More

Kiat Mencetak Anak yang Sholih dan Sholihah

Sunday, December 18, 2022

 

Minggu lalu saya menulis tentang kiat menghadapi anak yang hobi berkata kasar. Bukan tanpa tujuan saya menuliskan ini, karena sejujurnya saya cukup prihatin dengan kondisi anak-anak zaman sekarang yang begitu mudah mengucapkan kata-kata kotor. Iya, memang, sebagian besar terjadi karena pengaruh internet, khususnya setelah munculnya beragam social media. Namun begitu, mestinya kita sebagai orang tua juga membekali anak-anak dengan sopan santun dan tata krama baik di dunia nyata maupun di dunia maya.

Mendidik anak agar bisa menjadi sholih dan sholihah memang tidak mudah. Apalagi dengan kemudahan mengakses dunia luar seperti sekarang, tantangan kita sebagai orang tua tentu semakin besar. Untuk itu, mari kita bangun pondasinya sejak awal, yakni dengan membiasakan diri berperilaku baik. Bukankah teladan adalah metode pendidikan terbaik?

Omong-omong soal kiat mencetak anak yang sholih dan sholihah, saya baru saja membaca buku karya Syekh Ali Jaber yang berjudul "Amalan Ringan Paling Menakjubkan - 20 Kiat Menuju Kebahagiaan Hidup". Ada beberapa nasihat yang beliau tuliskan untuk kita para orang tua, agar anak-anak kita tumbuh menjadi anak-anak yang sholih / sholihah.

 1. Menjadi contoh yang baik 

Fudhail bin Iyadh berkata, ketika melihat perubahan akhlak pada istri dan anaknya, beliau langsung berkaca diri. Dosa apa yang telah beliau lakukan, sehingga istri dan anaknya berubah? Artinya, ketika kita mengharapkan keturunan kita menjadi sholih / sholihah, kita harus kembalikan pada diri sendiri. Apakah kita telah menjadi contoh yang sholih / sholihah juga?

Satu hal yang jadi catatan saya; Kesholihan orang tua, dapat menjamin keberkahan anak keturunan kita bahkan sampai tujuh turunan. Orang tua yang sholih, orang tua yang Mukmin, juga akan membawa keluarganya untuk mendapatkan ridho dan surga-Nya Allah.

Masya Allah.

 2. Berdoa, bahkan sejak suami istri melakukan hubungan badan 

Islam memang luar biasa. Bahkan untuk berhubungan suami istri saja kita dianjurkan untuk berdoa. Jangan sampai tidak berdoa ya, Ma, karena hampir setiap ibadah yang kita lakukan memang rawan dicampuri syaithan.

Makanya, doa sebelum berhubungan suami istri mengandung permintaan agar dijauhkan dari setan, dan agar setan tidak mengganggu apa yang direzekikan pada kita (dalam hal ini adalah anak).


Doa sebelum berhubungan suami istri

 3. Menjaga ucapan 

Kadang-kadang, kita ingin mengucapkan kata-kata yang tidak pantas saat kita marah atau kesal. Namun, Ma, kata-kata yang buruk itu akan menanamkan titik hitam di hati anak-anak kita. Karena, mengutip pesan Syekh Ali Jaber, proses perubahan jiwa anak itu dimulai dari kata-kata orang tua. 😥

Jadi, Ma, mulai sekarang, mari kita perhatikan kata-kata kita, karena kata-kata bisa berubah menjadi doa. Apalagi, kata Rasulullah SAW, ada 3 doa yang tidak ditolak, yakni:

  • Doa seorang musafir yang melakukan perjalanan jauh
  • Doa orang yang didzolimi. Termasuk di dalamnya orang-orang yang diambil hartanya, yang difitnah, yang dicuri haknya.
  • Doa orang tua pada anaknya

Mungkin Mama pernah mendengar kisah Syeikh Abdurrahman as-Sudais? Diceritakan bahwa waktu beliau kecil, orang tuanya akan kedatangan tamu agung. Sang bunda memasak aneka makanan untuk menyambut tamu tersebut. Namun, as-Sudais kecil yang sedang bermain tanah, menyebarkan tanah ke makanan tersebut. Sang bunda pun marah, tetapi dengan kata-kata yang tetap mengandung doa, "Jadilah kamu Imam di Masjidil Haram!" 

Kata-kata (doa) Sang Ibunda pun diijabah oleh Allah SWT. Jadi, Ma, yuk, daripada marah-marah dan mengumpat tanpa ada gunanya, lebih baik kita ganti dengan doa-doa baik untuk anak-anak kita. 

 4. Sedekah 

Kiat terakhir yang dipesankan oleh Syekh Ali Jaber agar anak-anak kita menjadi anak-anak yang sholih / sholihah adalah dengan rajin bersedekah. Sedekah adalah salah satu langkah agar selesai segala permasalahan kita, termasuk jika kita memiliki masalah dengan anak-anak kita. Saat bersedekah, niatkan sedekah itu agar anak-anak kita tumbuh menjadi anak-anak yang sholih / sholihah, yang diridhoi oleh Allah SWT, yang bisa menjaga nama baik keluarga, juga bahagia dan selamat dunia dan akhiratnya.

~

Nah, Ma, itulah 4 nasihat yang dipesankan Syekh Ali Jaber dalam buku "Amalan Ringan Paling Menakjubkan" agar anak-anak kita bisa tumbuh menjadi anak yang sholih / sholihah. Mari kita sama-sama berdoa agar generasi penerus di masa mendatang adalah anak-anak yang sholih / sholihah, yang cerdas, santun dan berakhlak mulia. Aamiin aamiin Yaa Rabbal 'Aalamiin.



Ditulis dengan Cinta, Mama

Read More

Ketika Anak Berbicara Kasar

Sunday, December 11, 2022


Saat Hari Guru Nasional beberapa waktu lalu, di instagram melintas sebuah video yang dibuat oleh seorang guru muda dari Boyolali. Di dalam video tersebut, beliau menyampaikan pada anak didiknya, bahwa ada hal yang sebenarnya masih membuat bapak / ibu guru merasa sedih, yaitu ketika anak-anak masih berbicara kasar / tidak sopan. Video itu langsung Mama tunjukkan ke Mas Amay dan Dek Aga, dan Mama katakan bahwa ternyata tidak hanya orang tua saja yang merasa sedih saat anaknya berbicara kasar, bapak / ibu guru juga.

Issue ini sebenarnya sudah menjadi bahasan di rumah kami sejak dua tahunan yang lalu. Alhamdulillah, baik Mas Amay maupun Adek Aga tidak ada yang hobi mengeluarkan kalimat kotor. Namun, sebagai ibu, Mama harus mencegah itu terjadi, apalagi ketika Mama lihat beberapa teman mereka hobi banget bicara kasar.

Penyebab anak suka bicara kasar

 

Apa Penyebab Anak Hobi Berkata Kasar?

Nah, ketika Mama perhatikan, anak-anak yang hobi bicara kasar biasanya memang tumbuh dari keluarga yang kurang sehat. Entah itu dari sisi finansialnya, pendidikan orang tuanya, maupun dari hubungan antar keluarganya. Memang, tidak semua anak dari keluarga kurang mampu atau berpendidikan rendah akan tumbuh menjadi anak yang liar, karena sering juga saya mendapati anak-anak dengan latar belakang seperti ini tetap bisa tumbuh menjadi anak yang santun dan berakhlak mulia. Namun biasanya, jika anak tumbuh di keluarga yang abai, yang sering bertengkar, apalagi orang tuanya juga sering berbicara kasar, tentu peluang menumbuhkan anak yang santun akan semakin kecil.

Jadi bisa disimpulkan, faktor keluarga memang menjadi faktor utama, mengapa anak-anak hobi berbicara kasar. Faktor lainnya yang juga bisa menjadi penyebab anak hobi ngomong kasar antara lain:

  • Pengaruh tontonan
  • Ingin menunjukkan keberanian atau ingin dianggap keren
  • Ingin diterima dalam pergaulan

Cara Mengatasi Anak yang Suka Berkata Kasar

Lalu, jika anak kedapatan berbicara kasar, apa yang harus dilakukan orang tua?

1. Tetap tenang dan berikan pemahaman bahwa kata-kata yang ia ucapkan itu bukanlah kata-kata yang baik. 

Kadang-kadang, anak tidak paham bahwa kata yang diucapkannya adalah kata yang tidak sopan. Jadi, ia hanya meniru apa yang didengarnya. Untuk itu, sering-seringlah ajak anak berbicara. Jika anak sudah tahu tetapi masih melakukannya, beri pemahaman kenapa sih kita tidak boleh berbicara kasar, dan apa akibatnya jika kita hobi berbicara kasar. 

Kepada Mas Amay dan Adek Aga, saya juga menyampaikan bahwa dalam Islam, ada larangan berkata kasar / kotor. Jadi, anak-anak akan paham bahwa ketika mereka berbicara kasar / kotor, artinya mereka melanggar aturan agama.

Berkatalah yang baik atau diam

2. Berikan Contoh yang Baik

Anak adalah peniru ulung. Siapa yang ditirunya? Tentu orang-orang terdekatnya. Untuk itu, tetap berikan contoh yang baik ya, Ma. Insya Allah, meski di luaran sana banyak pengaruh untuk berkata kasar, tetapi jika di dalam rumah dibiasakan berkata yang santun, anak-anak akan punya habit yang baik juga. Jangan lupa, ajarkan anak-anak untuk bisa membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik.

3. Batasi Penggunaan Gadget

Kita tentu tidak bisa menafikan kebutuhan akan gadget, terlebih setelah pandemi kemarin anak-anak mesti belajar daring. Namun, kontrol orang tua tetap sangat diperlukan di sini. Kadang, sudah difilter pun, kita masih kecolongan ya, Ma... Artinya, anak-anak tetap butuh pendampingan. Jika kemudian terdengar bahasa-bahasa yang kasar atau kotor, kita perlu sisipkan nasihat bahwa kata-kata seperti itu bukan kata-kata yang baik. 

4. Berikan Hukuman

Kadang Mama Kepiting suka gemes ketika ada orang tua yang sudah tahu anaknya suka berbicara kasar, tapi masih dibiarkan. Bahkan ada yang berdalih, ketika anak berani bicara kasar, artinya dia sudah menemukan lingkungan pertemanan yang nyaman. Wadaw... 

Mama Kepiting sih, kembali ke aturan agama aja ya, Ma... Hadits-nya ada. Kalau kita ingin menjadi hamba-Nya yang baik, tentu kita akan berpegang pada Al-Qur'an dan Al-hadits, bukan? Jadi, ketika anak-anak bicara kasar, Mama setuju dengan pemberian hukuman, misalnya dengan menyita handphone untuk sementara waktu, dll. Dengan pemberian hukuman ini, harapannya anak-anak sadar bahwa perbuatannya memang salah, dan paham bahwa orang tuanya sangat serius dengan persoalan ini.

5. Berikan Apresiasi

Ketika ada punishment, jangan hilangkan reward-nya, Ma... Saat anak-anak berhasil terlepas dari kebiasaan berkata kasar, berikan apresiasi pada mereka. Anak harus tahu perbedaan sikap orang tua saat ia berbuat baik dengan saat ia berbuat kurang baik. Allah saja tak hanya memperhitungkan dosa, tetapi juga memperhitungkan pahala dari setiap perbuatan baik kita. Ya kan?

Nah, Ma, itulah sedikit pendapat Mama Kepiting tentang anak-anak yang hobi berbicara kasar. Semoga anak-anak kita bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Semoga anak-anak Indonesia tumbuh menjadi anak yang santun dan berakhlak mulia ya, Ma... Aamiin aamiin Yaa Robbal 'Aalamiin...


Ditulis dengan Cinta, Mama

Read More

Rangkuman Materi Al Islam Kelas 2 Semester 1 SD Muhammadiyah

Saturday, November 26, 2022

 

Pekan ini Penilaian Akhir Semester (PAS) di sekolah Mas Amay dan Adek Aga sudah dimulai. Seperti biasa, ketika masa ujian datang, Mama Kepiting sebisa mungkin akan mendampingi mereka belajar. Bagaimana cara Mama mengajari anak SD belajar di rumah? Biasanya, Mama akan membuat rangkuman materi tiap bab, kemudian menjelaskan materi tersebut, lalu memberi tebak-tebakan atau latihan soal. 

Karena Mas Amay sudah kelas 6 SD dan sudah bisa belajar sendiri, jadi Mama hanya mengawasi saja. Sesekali Mama turun tangan jika Mas Amay menemukan kesulitan. Alhamdulillah, jadi Mama bisa fokus mengajari Adek Aga yang masih kelas 2 SD.

Kebetulan, anak-anak sekolah di sekolah Muhammadiyah, jadi pelajaran agamanya ada beberapa macam. Dari Hijaiyah, Al Islam, Bahasa Arab, juga Kemuhammadiyahan.

Nah, hari ini Mama Kepiting akan menuliskan rangkuman yang sudah Mama buat. Materi kali ini adalah materi Al Islam semester 1 untuk kelas 2 SD.

BAB I. Huruf Hijaiyah Bersambung


Sejujurnya, Mama Kepiting sempat heran mengapa ada materi ini di Al Islam. Bukankah sudah ada pelajaran Hijaiyah? Hehe... Tapi ngga apa-apa, sesuatu kalau semakin sering dibahas di mana-mana, insya Allah akan semakin diingat. Ya kan? 

Nah, di semester 1 ini, anak-anak akan belajar tentang kaidah menyambung huruf hijaiyah. Ternyata, tidak semua huruf hijaiyah bisa disambung dengan huruf sesudahnya lho... Ada 6 huruf yang tidak bisa disambung dengan huruf sesudahnya, yaitu: alif, dal, dzal, ro, zay, dan wawu.

Mengapa keenam huruf di atas tidak bisa disambung dengan huruf setelahnya? Karena jika dipaksa untuk disambung, huruf-huruf tersebut tidak akan bisa dibaca, atau bahkan berubah menjadi huruf lain. Huruf alif misalnya, jika penulisannya disambung dengan huruf sesudahnya, ia akan berumah menjadi lam.

Ngga percaya? Coba deh teman-teman coba tulis dan dibuktikan sendiri. :)

6 huruf hijaiyah yang tidak bisa disambung dengan huruf sesudahnya

BAB II. Asmaul Husna (As-Salam, Al-Mukmin, Al-Muhaimin, dan Al-'Aziz)


Asmaul Husna adalah nama-nama yang baik bagi Allah SWT. Jumlahnya ada 99, dan kita bisa menemukannya dalam Al-Qur'an.

Jika di kelas 1 dulu kita mempelajari nama-nama Allah seperti Ar-Rahman, Ar-Rahiim, Al-Malik dan Al-Quddus, di kelas 2 ini kita akan mendalami makna empat asmaul husna berikutnya, yakni As-Salam, Al-Mukmin, Al-Muhaimin, dan Al 'Aziz.  

1. As-Salam

As-Salam artinya Yang Maha Sejahtera atau Yang Maha Selamat. Saat kita mengucapkan salam pada orang lain, itu artinya kita sedang mendoakan keselamatan baginya. Untuk itu, saat bertemu teman atau saudara, sebaiknya kita saling mengucapkan salam.

Asmaul Husna As-Salam

2. Al-Mukmin

Al-Mukmin artinya Yang Maha Memberi Keamanan. Saat kita merasa takut, ingatlah selalu bahwa Allah akan menjaga kita dan memberi kita rasa aman. Nah, kita pun harus meneladani Allah SWT sebagai Al-Mukmin, yakni dengan senantiasa berhati-hati dalam setiap ucapan dan tingkah laku, agar tidak membahayakan diri sendiri dan orang lain. Jangan sampai, orang lain merasa tidak aman apabila bertemu dengan kita. :)

Allah Al-Mukmin

3. Al-Muhaimin

Al-Muhaimin artinya Yang Maha Memelihara. Allah menjaga, melindungi, dan memelihara seluruh alam semesta ini. Untuk itu, kita juga harus menjaga dan melestarikan lingkungan sekitar kita.

Al-Muhaimin artinya

4. Al-'Aziz

Al-'Aziz artinya Yang Maha Perkasa. Bukti dari kemahaperkasaannya Allah adalah, Allah mampu menciptakan dan menguasai seluruh alam semesta ini tanpa bantuan dari siapapun. Maka, kita tidak boleh sombong dengan kekuatan kita, karena apa yang kita miliki tidak aada apa-apanya dibanding dengan milik Allah SWT.

Al-'Aziz artinya

BAB III. Akhlak Terpuji


Akhlak disebut juga perilaku. Akhlak terpuji berarti perilaku yang baik. Anak yang memiliki akhlak terpuji, biasanya tahu adab. Apa itu adab? Adab adalah norma atau aturan mengenai sopan santun, yang didasarkan pada aturan agama. 

Adab sangat penting dalam kehidupan manusia. Ini untuk menjaga kita dari kemungkinan melakukan perbuatan tercela. Nah, kali ini kita akan belajar tentang adab makan & minum, adab tidur, dan adab bertetangga. 

1. Adab Makan dan Minum

Makan dan minum adalah kebutuhan kita sehari-hari. Namun, makan dan minum harus dilakukan dengan cara yang baik dan benar agar kita tetap sehat dan disayang oleh Allah SWT. Semua aturan makan dan minum itu disebut juga adab. Nah, berikut ini adalah adab makan dan minum yang harus kita ketahui dan kita amalkan:

  1. Berdo'a sebelum dan sesudah makan dan minum
  2. Menggunakan tangan kanan saat makan atau minum
  3. Makan dan minum sambil duduk
  4. Makan dan minum secukupnya
  5. Tidak mencela makanan atau minuman

adab makan dan minum

2. Adab Tidur 

Tidur adalah salah satu kebutuhan manusia. Tidur pun harus dilakukan sesuai dengan adab, agar tidak hanya menghilangkan rasa lelah, tapi juga mendatangkan pahala. Adab tidur yang mesti kita terapkan antara lain:

  1. Berwudhu / mencuci tangan dan kaki
  2. Membersihkan tempat tidur
  3. Berbaring menghadap ke sebelah kanan
  4. Berdo'a sebelum tidur
  5. Berdo'a saat bangun tidur

Adab tidur

3. Adab Terhadap Tetangga

Tetangga adalah orang yang tempat tinggalnya dekat dengan kita. Islam mengajarkan kita untuk berbuat baik pada tetangga. Berikut ini adalah adab terhadap tetangga yang harus kita amalkan agar tercipta kehidupan bertetangga yang rukun dan damai:

  1. Mengucap salam ketika bertemu
  2. Membantu tetangga yang kesulitan
  3. Menjenguk tetangga yang sakit
  4. Tidak menceritakan kejelekan tetangga
  5. Saling berbagi makanan

Adab bertetangga


BAB V. Keteladanan Nabi Hud a.s., Nabi Sholeh a.s., dan Nabi Ibrahim a.s.

Kita langsung lompat ke bab 5 ya, karena bab 4 membahas tentang tata cara shalat. Bukannya tidak penting, tetapi bacaan shalat antara satu dengan yang lain terkadang berbeda. :)

Jadi, kita langsung ke teladan para nabi, ya...

1. Nabi Hud a.s.

Nabi Hud a.s. adalah putra dari Shalikh bin Arfakhasayadz. Nabi Hud a.s. masih keturunan dari Nabi Nuh a.s. 

Nabi Hud a.s. diutus untuk berdakwah di kaum 'Aad. Kaum 'Aad memiliki keahlian membuat bangunan yang tinggi. Mereka menyembah berhala. Mereka tidak mau beriman kepada Allah SWT. Akibatnya, Allah membinasakan mereka dengan mengirimkan angin yang sangat kencang selama berhari-hari.

tentang Nabi Hud a.s.

2. Nabi Sholeh a.s.

Nabi Sholeh a.s. adalah putra dari 'Ubaid bin Masih. Sama seperti Nabi Hud a.s., Nabi Sholeh a.s. juga masih keturunan dari Nabi Nuh a.s.

Nabi Sholeh a.s. diutus untuk berdakwah di kaum Tsamud. Nabi Sholeh a.s. diberi mukjizat oleh Allah SWT dapat mengeluarkan unta betina dari sebuah batu. Meski sudah melihat mukjizat tersebut, Kaum Tsamud tetap durhakan kepada Allah SWT. Mereka tetap menyembah pada berhala. Akhirnya, Allah SWT menghukum mereka dengan mengeluarkan suara yang sangat keras dari langit ditambah dengan gempa bumi yang dahsyat. Kaum Tsamud pun hancur dan binasa.

tentang Nabi Sholeh a.s.

3. Nabi Ibrahim a.s.

Nabi Ibrahim tinggal di Huran. Masyarakat Huran menyembah bintang-bintang dan berhala. Ayah Nabi Ibrahim bernama Azar. Beliau juga menyembah bintang-bintang dan berhala dan menolak ajakan Nabi Ibrahim untuk menyembah Allah SWT.

Suatu hari Nabi Ibrahim menghancurkan berhala-berhala itu, hingga membuat masyarakat Huran marah. Mereka pun ingin membakar Nabi Ibrahim a.s., tetapi Allah memberikan mukjizatnya dengan menjadikan api tersebut terasa dingin.

tentang Nabi Ibrahim a.s.

~

Itulah rangkuman materi Al Islam kelas 2 semester 1 SD Muhammadiyah. Di sini kita telah belajar tentang huruf hijaiyah yang tidak bisa disambung dengan huruf setelahnya, makna asmaul husna, adab makan dan minum, adab tidur, adab bertetangga, juga perjuangan dakwah Nabi Hud a.s., dakwah dan mukjizat Nabi Sholeh a.s., serta perjuangan dakwah dan mukjizat Nabi Ibrahim a.s. Semoga rangkuman ini bermanfaat untuk Mama dan anak-anak, yaa...



Ditulis dengan Cinta, Mama

Read More

Materi Hijaiyyah Semester 1 Kelas 1 SD Muhammadiyah

Wednesday, November 24, 2021


Hai, Ma... Sebentar lagi anak-anak akan menempuh PAS (Penilaian Akhir Semester). Sebagai Mama yang bertanggung jawab (uhuk..) Mama pun mulai mempersiapkan diri. Seperti biasa, Mama membuatkan rangkuman materi untuk memudahkan saat belajar. Hmm, jangan julid dengan mengatakan seperti ini, yaa: masa yang tes anaknya, yang repot emaknya. Hehe... 

Kita sebagai orang tua tentu paling paham karakter anak-anak kita, dan kita tentu ingin mengusahakan yang terbaik untuk mereka, bukan? Toh ngga ada salahnya belajar sama-sama. Dan yang tak boleh dilupa, kita harus senantiasa mengajarkan pada anak-anak untuk ikhtiar dulu, kemudian bertawakkal. Jadi bukan pasrah doang. Nah, membuat rangkuman seperti ini adalah bentuk ikhtiar Mama Kepiting untuk Mas Amay dan Dek Aga. 😊

Aiiih, ngelanturnya panjang. Kita langsung ke rangkuman materi Hijaiyyah saja yuk... 

Untuk anak-anak yang sekolah di SD Muhammadiyah, mungkin materinya sama, yaa... Di kelas 1 ini, anak-anak diajak untuk mengenal huruf Hijaiyyah. Ternyata agak sulit ya mengajarkan anak untuk recognizing / mengenali huruf hijaiyyah, karena mereka sudah terbiasa belajar membaca Al-Qur'an dengan metode iqro', yang mana huruf yang dibaca sudah berharakat.

Tapiii, kita ngga boleh menyerah ya, Ma... Karena ini ilmu dasar, sebelum kita menyelami Al-Quran lebih dalam.

Baca juga: Bacaan Gharib: Saktah, Tashil, Imalah, Isymam, dan Naql

BEBERAPA HURUF HIJAIYYAH DAN CIRI-CIRINYA

Nah, supaya anak-anak bisa lebih mudah dalam mempelajari huruf hijaiyyah, kita bisa mengenalkan huruf hijaiyah melalui bentuk dan ciri-cirinya.

Ciri-ciri huruf hijaiyah
ciri-ciri huruf alif, ba, ta, tsa

Alif : Huruf hijaiyyah yang bentuknya seperti angka satu / seperti tonggak / seperti jari telunjuk.

Ba : Huruf hijaiyyah yang bentuknya seperti gambar piring dengan 1 bakso menggelinding di bawahnya. 

Ta : Huruf hijaiyyah yang bentuknya seperti gambar piring dengan 2 bakso di atasnya. Huruf ta bisa juga dianalogikan seperti bulan sabit dengan 2 bintang di atasnya. Eh iya, bentuk huruf ta juga mirip dengan bentuk kancing baju lho. 😊

Tsa : Huruf hijaiyyah yang bentuknya seperti gambar piring dengan 3 bakso di atasnya. Atau, seperti bulan sabit dengan 3 bintang di atasnya.

mengenali huruf hijaiyah dari ciri-cirinya
ciri-ciri huruf jim, ha, dan kho

Jim, Ha, Kho : Huruf hijaiyyah yang berbentuk seperti angka 2 yang terbalik. Jika dilihat-lihat, huruf jim, ha dan kho juga menyerupai bentuk paruh bebek.

Nah, nanti Mama tinggal menjelaskan lagi bahwa "jim" memiliki titik di bagian bawah. "Kho" memiliki titik di bagian atas, sedangkan "ha" tidak memiliki titik.

ciri-ciri huruf dal dan dzal
mengenal huruf dal dan dzal dalam hijaiyah

huruf hijaiyah yang bentuknya seperti pisang
huruf ro dan zay, berbentuk seperti pisang

Dal, Dzal : Huruf hijaiyyah yang bentuknya seperti senjata boomerang 

Ro dan Zay : Huruf  hijaiyah yang bentuknya seperti pisang

'Ain, Ghoin : Huruf hijaiyyah yang bentuknya seperti setengah angka 8

Seperti huruf-huruf lainnya, huruf kembar ini juga dibedakan berdasarkan ada / tidaknya titik.

huruf hijaiyah yang bentuknya seperti separuh angka 8
ciri-ciri huruf 'ain dan ghoin

Lam : Huruf hijaiyyah yang bentuknya menyerupai mata pancing

Ha : Huruf hijaiyyah yang bentuknya seperti siput

Ya' : Huruf hijaiyyah yang bentuknya seperti angsa

huruf hijaiyah yang seperti mata pancing
huruf hijaiyah yang bentuknya seperti mata pancing dan siput


mengenal huruf hijaiyah dengan mudah
huruf ya' berbentuk seperti angsa


Nah, jika huruf hijaiyah dipetakan berdasarkan ciri-ciri bentuknya seperti ini, insya Allah anak-anak akan lebih mudah mengingatnya. 😊

Sekarang, mari kita belajar hal lainnya.

HARAKAT / TANDA BACA DALAM AL-QURAN

Tanda baca dalam Al-Quran dinamakan harakat. Harakat ini ada beberapa macam, yaitu;

1. Fathah, berupa garis miring di atas, fungsinya adalah untuk menciptakan bunyi "a" pada suatu huruf.

2. Kasrah, berupa garis miring di bawah, fungsinya adalah untuk menciptakan bunyi "i" pada suatu huruf.

3. Dhommah, bentuknya seperti wawu kecil di atas. Fungsinya adalah untuk menciptakan bunyi "u" pada suatu huruf. 

Sebenarnya masih ada harakat lain seperti fathatain, kasratain, dan dhommatain yang menghasilkan bunyi an, in, dan un. Namun, kita akan mempelajarinya di semester depan, yaa... Nanti juga akan ada sukun dan tasydid. Nah, di semester 1 ini, belajarnya sampai di harakat dhommah dulu. Lain waktu kita sambung lagi belajarnya, insya Allah. Terus semangat belajar ya, supaya bisa jadi anak yang pintar. 😊


Ditulis dengan Cinta, Mama

 

 

Read More