Showing posts with label kisah. Show all posts
Showing posts with label kisah. Show all posts

Contoh Pidato Perpisahan Kelas 6 SD

Friday, May 26, 2023


Di Ujian Praktik kelas 6 SD bulan Februari lalu, salah satu yang diujikan di sekolah Si Sulung adalah praktik pidato. Tema yang diambil untuk pidato kali ini adalah "Perpisahan Kelas VI". Ini sekaligus mempraktikkan apa yang telah dipelajari di pelajaran Bahasa Indonesia, tema Kepemimpinan. Tentu sebelum praktik, anak-anak telah dibekali teori tentang pengertian pidato, bagian-bagian pidato, langkah-langkah menyusun pidato, dll.

Pengertian Pidato


Pidato adalah metode penyampaian informasi, ide, atau pemikiran dalam bentuk kata-kata di depan banyak orang. Biasanya pidato disampaikan di acara peresmian, rapat organisasi, sambutan, atau perpisahan sekolah.

Bagian-Bagian Pidato


Pidato tersusun dari beberapa bagian, yaitu:
  • Salam pembuka --> Berisi kalimat sapaan
  • Pendahuluan --> Berisi paparan topik permasalahan yang dibahas
  • Inti --> Berisi pembahasan topik secara lengkap
  • Penutup --> Berisi rangkuman / intisari topik yang telah disampaikan
  • Salam penutup --> Berisi kalimat penutup, seperti ungkapan terima kasih dan salam

Langkah-Langkah Menyusun Pidato


Sebelum menyusun teks pidato, kita harus tahu di acara seperti apa kita akan berbicara, topik  apa yang akan kita angkat, dan siapa audiens kita. Setelah mengetahui ketiga hal tersebut, berikut ini adalah langkah-langkah dalam menyusun pidato:
  1. Buatlah rancangan kerangka pidato
  2. Kembangkan kerangka pidato menjadi teks pidato yang utuh
  3. Tulislah teks pidato menggunakan bahasa yang baik dan benar
  4. Bacalah kembali teks pidato yang telah kita buat, dan perbaikilah jika terjadi kesalahan
Saat berpidato, kita juga perlu memperhatikan intonasi, pelafalan, hingga penampilan. 


Contoh Pidato Perpisahan Kelas 6 SD



Contoh Pidato Perpisahan Kelas VI SD 


(Teks pidato ini dibuat oleh Si Sulung, saat mempersiapkan ujian praktik kelas VI SD, untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia)

Assalamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarokatuh

Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita, sehingga pada hari ini kita dapat berkumpul di acara perpisahan kelas 6. Tak lupa sholawat dan salam senantiasa kita curahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, dan semoga kita semua yang ada di sini termasuk dalam barisan ummatnya yang mendapatkan syafa'at di yaumil akhir kelak. Aamiin Allahumma Aamiin.

Bapak/Ibu guru yang saya hormati dan teman-teman yang saya sayangi, seperti yang saya sebutkan di awal, hari ini adalah hari perpisahan bagi kita, siswa-siswi kelas 6. Tidak terasa, 6 tahun telah kita lewati bersama di SD kita tercinta ini. Tentu ada banyak sekali kenangan indah yang tersimpan di memori.

Sebagai siswa kelas 6, saya merasakan bahwa perpisahan bukanlah hal yang mudah untuk dilalui. Namun, perpisahan adalah hal yang harus terjadi, seperti terbit dan terbenamnya mentari.

Bapak/Ibu guru yang saya hormati dan teman-teman yang saya sayangi. Selama 6 tahun kebersamaan kita, tentu ada kekurangan atau kesalahan yang telah saya perbuat. Untuk itu, setulus hati saya memohon maaf atas kekhilafan ini. Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada bapak/ibu guru atas segala bimbingan dan ilmu yang telah bapak/ibu guru ajarkan. Semoga Allah membalas kebaikan yang telah bapak/ibu lakukan dengan kebaikan yang setimpal. 

Kepada teman-teman kelas 6, terima kasih untuk persahabatan yang telah terjalin. Semoga perpisahan ini bukanlah akhir dari pertemanan kita. Mari kita bersama-sama mengejar impian, meski esok kita telah berbeda tempat belajar.

Bapak/Ibu guru yang saya hormati dan teman-teman yang saya sayangi. Mungkin itu saja yang bisa saya sampaikan pada kesempatan kali ini. Mohon maaf apabila ada kekurangan. Akhir kata,

Burung Nuri burung dara
Hinggap di dahan pohon cemara
Meski kita berpisah raga
Tapi hati tertaut selamanya

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh

~

Nah, itulah sedikit tentang pidato, dan contoh pidato perpisahan kelas 6 yang telah dibuat oleh Mas Amay saat ujian kemarin. Anak itu tidak mau dibantu mamanya saat menulis pidato, karena kata Ibu Guru, membuat pidatonya harus dengan bahasa sendiri. Katanya, Ibu guru bisa tahu, ini bahasa anak-anak atau bahasa orang tua. Xixixi, baiklaaahh... Semoga bermanfaat untuk adik-adik kelas 6 nanti, ya... :)




Ditulis dengan Cinta, Mama
Read More

Serba-Serbi Mencari Sekolah untuk Si Sulung

Saturday, March 4, 2023


Anak sulung kami sudah kelas 6 SD saat ini. Jadi, kami harus mulai bergerilya mencari SMP untuknya. Kenapa kok ngga ke sekolah negeri saja? Alasannya karena KK kami masih KK Purworejo, sedangkan saat ini kami tinggal di Karanganyar (Solo). Dengan sistem zonasi seperti saat ini, akan sulit untuk anak kami bisa bersekolah di sekolah negeri. Sehingga, mau tidak mau, kami harus mencari alternatif lain, yakni sekolah swasta.

Sebenarnya, sejak tahun lalu kami sudah punya pilihan sekolah swasta untuknya. Ada satu sekolah yang sesuai dengan visi misi kami. Namun sayang, belakangan baru kami tahu, sekolah itu belum terakreditasi karena masih terbilang baru. Dilema deh. Di satu sisi, kami sudah cocok. Biayanya juga masih terjangkau di kantong kami. Di sisi lain, akreditasi sekolah akan menentukan perjalanan mencari SMA nanti. 

Saya bimbang. Ingin ke sekolah swasta lain, berat di biaya. Di Solo ada SMP Muhammadiyah PK (Program Khusus) yang menduduki peringkat pertama SMP di Surakarta. Namun, uang masuknya di atas 15 juta. SPP-nya pun 1,5 juta tiap bulannya. Buat kami, ini berat. SMPIT Nur Hidayah yang juga berkualitas pun tidak jauh berbeda biayanya. Subhanallah.

Lalu, setelah cari tahu ke sana kemari, kami mendapatkan informasi kalau MTs Negeri 1 Surakarta tidak menerapkan sistem zonasi. MTs Negeri 1 ini juga terbilang bagus, karena masuk 10 besar SMP terbaik di Solo. Nah, di sini, kelasnya terbagi menjadi 3; kelas reguler, kelas sains, dan kelas tahfidz.

1. Kelas Reguler
Seperti sekolah negeri lainnya, pendaftarannya sekitar bulan Juni / setelah anak-anak lulus.

2. Kelas Sains
Ini pun terbagi menjadi 2, yakni kelas sains asrama dan kelas sains non asrama. Kelas sains asrama hanya dibuka 1 kelas, dengan jumlah siswa yang dibutuhkan adalah 24 siswa. Sementara itu, kelas sains non asrama dibuka sebanyak 5 kelas dan masing-masing kelas terdiri dari 28 siswa.

3. Kelas Tahfidz
Untuk kelas tahfidz, dibuka hanya 1 kelas dan harus stay di asrama. Mungkin supaya anak-anak lebih fokus dalam menghafal, ya.. Apalagi jika berada di lingkungan hafidz, pastinya akan lebih mudah. Oya, jumlah kuota siswa yang dibutuhkan di kelas tahfidz juga 24 siswa.
 
Nah, Mas Amay kami daftarkan di kelas sains non asrama karena lokasi sekolahnya juga tidak jauh dari rumah. Mungkin sekitar 15-20 menit naik motor. Maka, pada 10 Februari 2023, saya dan Mama Keefe menuju MTs Negeri 1 Surakarta untuk mendaftarkan putra kami. Alhamdulillah, pendaftaran bisa dilakukan tanpa harus dihadiri anak-anak, mengingat saat itu juga masih hari sekolah.


PPDB MTsN 1 Surakarta


Setelah mendaftar di sekolah ini, setiap hari kami memantau instagram MTsN 1 Surakarta. Di hari terakhir, ternyata jumlah pendaftar mencapai lebih dari 500 siswa. Masya Allah. Selanjutnya, akan diadakan ujian masuk pada hari Ahad, 5 Maret 2023. Materi yang diujikan antara lain Matematika, Bahasa Indonesia, IPA, dan Baca Tulis Al-Qur'an.

Dengan jumlah pendaftar sebanyak itu, kami hanya bisa berdoa agar Mas Amay menjadi salah satu dari 140 siswa yang akan diterima di sekolah tersebut. Aamiin aamiin Yaa Rabbal 'Aalamiin. Mohon do'anya juga dari Om dan Tante yang membaca tulisan ini, yaa... 😊

Update per tanggal 8 Maret 2023; Alhamdulillah, Mas Amay diterima belajar di MTs Negeri 1 Surakarta, kelas Sains Non Asrama. Mohon doanya selalu agar kelak Mas Amay senantiasa diberi kemudahan dan kelancaran dalam menempuh pendidikan, dan semoga kelak ilmunya bisa bermanfaat untuk banyak orang. Aamiin... 





Ditulis dengan Cinta, Mama
Read More

Puisi untuk Ibu yang Paling Mengaduk Perasaanku

Sunday, January 1, 2023

 

Beberapa waktu lalu, saya membeli dua buah buku. Satu berjudul "Lost Child" karya Torey Hayden, satunya lagi berjudul "Please Look After Mom" karya Shin Kyung-sook - seorang penulis dari Korea Selatan. Kenapa saya tertarik membeli dua buku itu? Salah satu alasannya, terkadang saya membeli sesuatu karena alasan yang sentimentil. Karya-karya Torey Hayden menemani masa-masa belajar saya saat menjadi guru, dulu. Jadie, Venus, dan Sheila; Luka Hati Seorang Gadis Kecil, adalah judul-judul yang pernah saya baca. Maka, ketika saya melihat buku Torey yang lainnya, saya susah menahan diri untuk tidak membelinya juga.

Adapun buku "Please Look After Mom", saya beli karena ada "bau-bau" ibu di situ. Begitulah perasaan anak yang kehilangan ibu, segala hal bisa memantik rindu. Bahkan kata Ustadz Abdul Somad, sakitnya anak yang kehilangan ibunya, adalah sakit yang tidak akan pernah bisa disembuhkan, meski belasan tahun telah berjalan. 

Kepergian ibu bagi seorang anak, rasanya seperti kehilangan separuh dunia. Sakitnya hanya akan sembuh, saat pertemuan di surga-Nya.

Quote tentang ibu yang telah tiada

 

Bagaimana isi kedua buku itu, insya Allah akan saya ulas di tulisan selanjutnya. Kali ini saya akan membahas tentang sebuah puisi yang diselipkan oleh penjual buku ini.

Adalah Mbak Shabrina WS, salah satu penulis favorit saya, yang mempunyai lapak di Instagram @ini_kolibri. Darinyalah saya membeli kedua buku tadi. Mbak Shabrina bukan penjual buku biasa, karena sepenglihatan saya, setiap pesanan selalu dibungkus dengan cinta.

Dan, saya pun merasakannya juga. Buku pesanan saya tidak hanya dibungkus dengan rapi, tapi saya pun mendapatkan bonus puisi. Ya, di buku "Please Look After Mom", Mbak Shabrina menyertakan sebuah puisi karya Kurnia Hidayati, yang berjudul "Masa Kecil Ibu". Puisi itu dimuat di harian Jawa Pos. Bagaimana puisi itu bisa mencabik-cabik perasaan saya? Beginilah bunyinya...

Masa Kecil Ibu

oleh: Kurnia Hidayati

Hampir belasan, jumlah tahun yang menetap di badan
Namun, sebelah bahunya sudah miring, titik-titik lelah tersiar dalam hening
Sebuah selendang batik di leher selalu tersampir
Untuk adik-adik, sepasang tangannya membentang, merengkuh, dan amat lihai membuhul gendongan
Ibu kecil tertatih-tatih memasuki ambang pintu dewasa
Melampaui sejatinya usia
Di pintu itu, tak ada potongan kue tiap tahun atau kerlip lilin angka
Bahkan permainan masa kecil dan nama kawan telah jauh tertinggal di balik punggung
Ibu kecil merajut malam bersama adik-adik dalam dongeng, suapan makan, dan buku pelajaran di genggaman
Ibu kecil paham bahwa dunia tempatnya lelah, seluruh pekerjaan rumah, berkejaran dengan istirah

Kendati kalender terus terlepas dan menyinggungnya dengan keras, hati ibu terus terisi dengan cinta dan kasih
Segala kisah dijalani tanpa mengizinkan saat untuk bersedih
Baginya bahagia ialah lengkung cita di raut orang tua dan adik-adiknya
Menjadi anak kedua dengan sepasang kaki yang senantiasa berdiri
Menghadang apa yang terjadi, untuk adik-adik
Untuk ibu dan ayahnya
Meski dirinya sendiri tak ia pikirkan lagi

~

Membaca puisi ini, saya tak kuasa membendung air mata. Betapa jalan hidup "ibu" di puisi ini, persis dengan apa yang terjadi pada ibu saya. Ibu adalah anak kedua dari delapan bersaudara. Lahir dari pasangan guru, yang saat itu gajinya tak seberapa. Adiknya ada enam, tiga laki-laki, tiga perempuan, semua berjarak dua tahun umurnya. Bagaimana masa kecil ibu dihabiskan? Persis seperti yang Mbak Kurnia Hidayati tuliskan. 

Sekarang ibu sudah beristirahat. Sebagai anak, saya hanya bisa berdoa, semoga Allah memberikan tempat istirahat yang luas, yang terang, yang tenang untuknya. Semoga Allah haramkan api neraka menyentuh tubuhnya. Semoga kelak saya bisa kembali bertemu dengan ibu di jannah-Nya. Aamiin aamiin Yaa Rabbal 'Aalamiin.



Ditulis dengan Cinta, Mama

Read More

Berani Nyalakan Mimpi dengan Asus Zenfone 9

Saturday, December 17, 2022

 

Tidak ada yang bisa dipanen kalau benih-benih tidak disebarkan. Saya lupa dari mana saya mendapat nasihat ini, tapi kalimat itu pula yang saya sampaikan kepada anak-anak di beberapa kesempatan, terutama pada si sulung yang saat ini sudah duduk di kelas 6 SD. Karena di tahun ini tanggung jawabnya sudah semakin besar, saya berharap dia bisa paham bahwa ada dua hal yang bisa mendekatkan kita pada impian, yakni usaha dan doa. 

Nasihat indah itu sejatinya sama dengan apa yang terkandung dalam Q.S. Ar-Ra'd ayat 11, yang mana di situ Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka."

Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka.

Memang, tak semua doa terjawab segera. Tak semua usaha membuahkan hasil seperti mau kita. Namun, kita mesti menikmati semua prosesnya, supaya sempurna puas dan bahagia kita saat berhasil meraih apa yang kita damba.

Bicara soal impian atau cita-cita, suatu hari Mas Amay, sulung saya, bertanya, "Resolusi itu apa sih, Ma?"

Sepertinya dia mengintip tulisan mamanya. Hihi... Iya, biasanya, jelang pergantian tahun, saya membuat semacam rangkuman tentang perjalanan selama setahun ke belakang dan harapan-harapan di tahun mendatang. Nah, harapan-harapan yang ingin diwujudkan itulah, kata saya pada Amay, yang disebut resolusi. 

Sebagian orang tidak meyakini pentingnya resolusi. Tak masalah. Saya pun pernah seperti itu, tidak punya target, menjalani hidup sebagaimana air mengalir. Namun, untuk saya, hidup terlalu santai malah membuat saya diam di tempat, tak bergerak kemana-mana. Mungkin saat itu aliran air yang saya harapkan bisa membawa saya ke depan kurang deras, atau hidup saya nyangkut di akar pohon, hihi... Makanya, sejak itu, saya membuat daftar impian atau resolusi yang ingin saya capai. Tujuannya, supaya saya lebih semangat dan termotivasi dalam menjalani hidup dari hari ke hari. 

Nah, bagaimana jika resolusi itu belum tercapai? Ya ngga apa-apa. Tidak perlu sedih atau kecewa, karena saya percaya, Yang Maha Perencana lebih tahu apa yang terbaik untuk kita.

"Trus, resolusi Mama tahun depan apa aja?" tanya si sulung pada akhirnya. Hmmm, sudah kuduga dia akan bertanya seperti ini. 

Mamanya ini kemudian menunjukkan beberapa daftar yang sudah dibuat. Intinya, resolusi ke depan adalah mencari sumber penghasilan lain selain dari blog. Hal ini Mama lakukan untuk mewujudkan impian jangka panjang, yakni kembali ke desa dan menghabiskan masa pensiun di sana. 😊

Kira-kira pintu rezeki mana yang ingin Mama ketuk?

1. Mulai mencoba jual foto online

Keinginan ini muncul gara-gara suatu hari saya melihat video di instagram @fajrulisme. Sempat terlupa, eh, beberapa hari lalu Mas Fajrul muncul di YouTube KasiSolusi.

Kelihatannya kok gampang banget, ya, dapat cuan dari microstock? Hmm, saya jadi makin tertarik kan... Tapi memang, saya belum mengulik soal ini. Nah, habis libur akhir tahun nanti, insya Allah, saya mau belajar jualan foto online. 😁

2. Mengaktifkan kembali akun YouTube yang mati suri

Saya sudah memiliki akun YouTube sejak beberapa tahun silam, tapi karena tidak di-maintain dengan baik, jadi ya gitu-gitu aja. Keinginan untuk aktif di YouTube muncul setelah saya menonton video-video yang berisi tentang kehidupan ibu rumah tangga, seperti kegiatan bersih-bersih rumah, memasak, bercocok tanam, dll. 

Ada beberapa channel YouTube yang jadi favorit Mama Kepiting, seperti:

 #1. Liziqi 

Liziqi

Semua bermula dari Liziqi. Gadis cantik bak princess yang berasal dari negeri panda ini memukau pemirsanya dengan video-video yang dibuatnya. Yang paling membuat kagum adalah, perempuan secantik dia ternyata bisa melakukan banyak hal, termasuk pekerjaan-pekerjaan yang umumnya dilakukan oleh laki-laki. 

Saya sendiri kembali menekuni hobi tanam-tanam karena pengaruh Liziqi. Rasanya menyenangkan, hidup di rumah yang tenang dan dikelilingi aneka buah, sayur, dan bebungaan. Nah, inilah kehidupan pensiun yang Mama Kepiting dambakan. 😁

Sayangnya, sejak pertengahan tahun lalu, Liziqi berhenti membuat video. Rasanya sedih dan sangat kehilangan. Sungguh, saya menantikan Liziqi kembali.

 #2. Kimi 

Kimi, YouTuber Korea Selatan

Kimi aja ya, bukan Kimi ***e. Hehe, jangan keliru.

Mirip dengan Liziqi, Kimi juga menyajikan konten bertani dan memasak, tetapi dengan peralatan yang lebih modern. Jika Liziqi berasal dari China, Kimi berasal dari Korea Selatan. Perbedaan lainnya, Kimi tidak pernah menampilkan wajahnya dan wajah keluarganya. 

 #3. Hamimommy

Hamimommy, YouTube Channel yang menampilkan kehidupan ibu rumah tangga di Korea Selatan

Kalau 2 nomor sebelumnya menyajikan konten tentang tanam-tanam dan masak-masak, Hamimommy lebih sering menampilkan perannya sebagai ibu rumah tangga. Ia sering membagikan momen saat bersih-bersih, memasak, juga mengasuh putrinya. Oiya, kadang-kadang, ia juga senang menghabiskan waktu untuk berkebun dengan keluarga kecilnya.

Nonton Hamimommy, saya jadi malu kalau hari-hari cuma diisi rebahan alias gegoleran. Bener deh. Dia rajin banget bersih-bersih.

 #4. Nyangsoop

Konten YouTube tentang bersih-bersih dan dunia ibu-ibu

 

Di suatu episode, Hamimommy menyebutkan bahwa Nyangsoop-lah yang menginspirasinya membuat akun YouTube dan merekam setiap momen yang dilakukannya. Namun, sejujurnya, saya tahu Nyangsoop karena Hamimommy. Memang sih, konten mereka memiliki konsep yang serupa, yaitu tentang bersih-bersih dan masak-masak.

 #5. Her86m2

 

Channel YouTube tentang bersih-bersih dan tanam-tanam

Selanjutnya, Thuy Dao, perempuan yang berasal dari Vietnam tetapi kini tinggal di Jerman, menjalankan akun YouTube yang ia beri nama "Her86m2". Nama ini dipakainya untuk menandai kehidupannya di dalam rumah berukuran 86m2. Saya menjadi pelanggan YouTube-nya sejak ia masih tinggal di rumah kecil itu. Saya sangat menyukai kebun balkonnya. Kini, meski Thuy Dao dan keluarga kecilnya telah pindah ke sebuah desa dan tinggal di rumah yang besar dengan halaman yang luas, tetapi nama YouTube-nya tidak berubah. 😊

Mengapa saya menyukai kelima akun YouTube di atas? Jawabannya karena kontennya sangat lekat dengan kehidupan saya sebagai ibu rumah tangga. Ya ada masaknya, ada bersih-bersihnya, ada tanam-tanamnya. Komplit. Dan dari kelimanya, saya bisa merasakan ketenangan dan kedamaian.

Jujur, saya ingin bisa memproduksi konten sebaik mereka. Saya pun sudah menyampaikan ini pada suami. Beliau mendukung tentu saja, tapi... Kendalanya adalah di perangkat yang kurang memadai.

    Belum Ada Kamera, Bisa Apa?   

Saya belum punya kamera, dan hanya memiliki handphone dengan spec yang sangat biasa. Memorinya pun cuma  64gb, sudah hampir penuh pula. Saya ingin sekali membeli kamera, tetapi dana yang saya miliki belum cukup.

Karena harga kamera incaran cukup mahal, suami menyarankan untuk membeli handphone yang nantinya secara khusus digunakan untuk merekam video untuk YouTube. Tentunya, handphone tersebut harus memenuhi beberapa syarat, seperti;

  • Memori penyimpanan besar
  • Kamera jernih dan stabil
  • Ukuran yang pas di tangan
  • Baterai awet dan tidak mudah panas
  • Tangguh

Itulah spesifikasi handphone yang saya butuhkan agar bisa memproduksi video yang bagus untuk channel YouTube saya nantinya. 

Adakah yang memenuhi spesifikasi tersebut?

"Asus sih." kata suami tiba-tiba. "Ini ada yang baru, Asus Zenfone 9. Kelihatannya bagus." tambahnya.

Terus terang, saya kurang paham dengan spesifikasi ini itu. Jadi, biasanya saya serahkan kepada suami untuk cari tahu. Nah, suami tu suka banget lihat review-review di YouTube sebelum membeli suatu barang, termasuk ketika mau membeli mesin cuci, laptop, dll. Mau membeli handphone pun, harus dilihat review-nya dulu.

Saya pun mendengarkan dengan seksama penilaian suami tentang Asus Zenfone 9;

Review Asus Zenfone 9


Asus Zenfone 9 ini memiliki layar berukuran 5,9 inchi, dengan panjang kurang dari 14,8 cm dan lebar kurang dari 7 cm. Body-nya ramping, pas banget saat digenggam dengan satu tangan. Bahan permukaannya juga dibuat bertekstur sehingga terasa nyaman saat mencengkeram. 

Suami tahu, istrinya ini sering menjatuhkan handphone, jadi menurutnya, Asus Zenfone 9 adalah pilihan yang tepat untuk dipakai sang istri. Kalaupun tak sengaja terjatuh, Asus Zenfone 9 tetap aman, karena bodynya juga tangguh. 

Selain itu, Asus Zenfone 9 memiliki empat pilihan warna yang elegan. Ada Moonlight White, Sunset Red, Starry Blue, dan Midnight Black. Semuanya cantik dan berkelas.

Kira-kira, Mama Kepiting pilih warna apa ya? Starry Blue sepertinya meneduhkan. Tapi Moonlight White juga memberi kesan bersih dan mahal. Atau Sunset Red aja, supaya terlihat glamour dan ceria? Tapi, Midnight Black juga menarik karena kesan misteriusnya. Huhuhu, bingung.

Kamera Asus Zenfone 9
 
 
Karena tujuan awal adalah untuk membuat video, tentu peran kamera sangatlah penting. Asus Zenfone 9 dilengkapi dengan kamera utama 50 MP Sony IMX766. Kata suami, kamera 50 MP biasanya dapat menghasilkan video dengan kualitas yang baik dan jernih. Tentu kami berharap banyak dengan kamera Asus Zenfone 9 ini.

Keunggulan lain dari kamera 50 MP Sony IMX766 adalah dapat menghasilkan objek yang jernih meski dilakukan di malam hari atau di tempat yang minim cahaya.

Buat Mama-mama yang hobi selfie, jangan sedih! Kamera depan 12 MP IMX363 dan 12 MP IMX663 punch-hole akan membuat foto selfie dan video chat tampak jernih. Nggak, kita nggak akan terlihat buluk, Ma... 😁

Bikin video banyak goyangnya? Bikin pusing mata dong? 

Syukurlah, Asus Zenfone 9 dilengkapi dengan 6-Axis Hybrid Gimbal Stabilization, system EIS (Electronic Image Stabilization) dan teknologi autofokus ultracepat, jadi ngga perlu khawatir videonya akan goyang-goyang. Fitur ini juga menjadikan Asus Zenfone 9 mampu merekam gambar makro dengan fokus sampai jarak 4 cm. 

Omong-omong, stabilizer selalu jadi pertimbangan suami saat memilih handphone, karena doi suka sekali membuat video. Entah saat jalan-jalan menyusuri desa, saat dapat tugas dari kantor untuk menyusuri hutan, dll. Jadi, bagi suami Asus Zenfone 9 ini; "Mashoook, Pak Eko!" 😂

Soal audio, Asus Zenfone 9 juga menggandeng pakar sound dari Dirac Research, Swedia, supaya audio yang dihasilkan benar-benar berkualitas. Jadi kalau Mama-mama hobi dengerin musik sembari masak atau bersih-bersih, audionya ngga tanggung-tanggung nih. Bersih-bersih dan masak-masak jadi makin semangat, ya kan?

Performa Asus Zenfone 9


Kamera bagus, audio bagus, kalau storage-nya terbatas, tetap saja akan kurang memuaskan. Karena, jangan sampai baru bikin satu - dua video, memori penyimpanannya sudah penuh. It has happened to me many times. Dan sejujurnya, hal inilah yang membuat saya malas membuat video entah itu untuk konten Instagram, apalagi untuk YouTube.

Kabar baiknya, Asus Zenfone 9 seperti mempuk-puk saya. Didukung oleh flagship Platform Seluler Snapdragon 8+ Gen 1, dengan RAM LPDDR5 hingga 16 GB dan ROM storage UFS 3.1 hingga 256 GB, saya ngga perlu khawatir dengan kapasitas penyimpanannya.  Saya pun bisa tenang, karena tidak perlu pusing menghadapi bottleneck seperti yang sudah-sudah.

Memang, Asus Zenfone 9 ini kecil-kecil cabe rawit. Sesuai dengan jargonnya, Compact Size Big Posibilities.

 

Asus Zenfone 9 memiliki Sertifikasi IP68


Saya bukan orang yang hobi jalan-jalan ke mall, tapi saya akan sangat bersemangat saat diajak jalan-jalan menikmati pemandangan alam. Kami tak pernah bosan menyusuri sungai, berjalan-jalan di hutan, atau blusukan ke pasar tradisional. Dengan alasan itulah, saya membutuhkan handphone yang tangguh, untuk bisa mengabadikan setiap momen seru yang kami lalui.

Tentu, saya akan mengatakan bahwa Asus Zenfone 9 adalah pilihan yang tepat, karena Asus Zenfone 9 sudah memiliki sertifikasi IP68.

Apa itu sertifikasi IP68? 

Sertifikasi IP68 adalah kode sertifikat yang dirilis oleh Komisi Elektronik Internasional yang berarti bahwa produk tersebut bisa dibawa berenang hingga kedalaman 1,5 meter selama 30 menit.

IP, singkatan dari Ingress Protection, yaitu ukuran ketahanan air dan debu.

6, kode angka yang berarti debu / kotoran

8, kode angka yang berarti sanggup tahan di dalam air dalam waktu tertentu (di kedalaman 1,5 meter dan dalam waktu 30 menit)

Dulu pernah, jantung saya seakan berhenti berdetak, wajah saya langsung memucat, dan pikiran langsung kacau saat handphone nyemplung ke air. Dengan Asus Zenfone 9, (kalau amit-amit handphonenya nyemplung lagi) kekhawatiran itu bisa berkurang lah ya...

Apakah baterai Asus Zenfone 9 awet?


Saya sering ketakutan kalau handphone sudah terasa panas. Takut tiba-tiba meledak. Huhu, ini efek keseringan scroll-scroll instagram nih. Tapi memang, selain umumnya disebabkan masalah baterai dan aliran listrik, meledaknya ponsel bisa disebabkan oleh kondisi ponsel yang panas berlebih.

Asus Zenfone 9 menggunakan vapor chamber berteknologi tinggi sebagai pengganti heat pipes. Jadi, bisa dibilang Asus Zenfone 9 ini lebih lama ademnya. 

Anti panas, oke. Baterainya gimana nih?

Asus Zenfone 9 dilengkapi dengan baterai 4300 mAh yang di-upgrade. Ditambah dengan komponen hemat daya, baterai Asus Zenfone 9 lebih tahan lama dari sebelumnya. Selain itu, berkat adaptor hyper charge 30 watt yang kuat dan teknologi pengisian cepat, kita bisa menghemat waktu pengisian daya, karena dia bisa men-charge dengan cepat juga. 

Mantap kan? Ini akan semakin mendukung produktivitas saya sebagai YouTuber pemula nantinya.

Smart Connex Case Asus Zenfone 9


Saat melihat review Asus Zenfone 9 di YouTube dengan suami, saya jatuh cinta dengan smart connex accesories-nya. Connex case ini memungkinkan kita untuk memasang beberapa aksesori, seperti;

1. Connex Card Holder, ini bisa dipakai untuk menaruh kartu-kartu, misalnya kartu nama, kartu bermain di timezone, dll. Untuk credit card atau kartu ATM juga bisa sih, tapi saran saya lebih baik kita taruh di tempat yang aman aja ya, Ma...

Connex Card Holder Asus Zenfone 9

2. Connex Smart Stand. Bahasa mudahnya, penyangga. Jadi kita bisa nonton Viu atau Netflix tanpa harus memegangi handphone, Ma... Misal ada zoom pun, ngga perlu repot-repot cari tripod. 

Oiya, biasanya nih kalau ketemu teman-teman dan mau foto bersama, kita bingung bagaimana menaruh handphone-nya. Sungkan juga kalau mau minta tolong orang lain untuk memfotokan, bukan? Pasang connex smart stand saja, jadi ngga perlu minta tolong orang lain lagi, dan kita tetap bisa wefie.

Connex Smart Stand Asus Zenfone 9

3. Connex Smart Backpack Mount. Ini cocok untuk suami nih. Untuk saya juga ding, kalau nanti ada kesempatan jalan-jalan sambil bikin video. Dengan connex smart backpack mount yang ada di Asus Zenfone 9, kita bisa ngonten dengan leluasa, karena handphone untuk merekam, bisa dipasang di ransel kita.

Connex Smart Backpack Mount Asus Zenfone 9

Fitur super komplit yang dimiliki Asus Zenfone 9 rasanya sangat cukup untuk mengawali impian menjadi YouTuber profesional. Ngga apa-apa belum punya kamera. Hamimommy pun memulai konten YouTube-nya dengan kamera handphone juga. 

"A journey of a thousand miles begins with a single step." 

~

Begitulah, gara-gara ditanya tentang resolusi, kami malah jadi terlibat obrolan yang sangat panjang.

"Do'akan Mama ya, biar bisa segera punya Asus Zenfone 9, dan bisa mulai YouTube-nya Mama." pinta saya pada si sulung. 

"Aamiin... Iya, Mas Amay do'akan semoga rezekinya Mama banyak." jawabnya meneduhkan.

"Omong-omong, tahun 2023 nanti, resolusi Mas Amay, apa?" tanya saya.

"Mas Amay sih sekarang cuma pengen bisa masuk ke SMP yang Mas Amay incar. Mama tahu lah..." katanya.

"Iya. Semoga Mas Amay diberi kemudahan, ya... Pokoknya, kita ikhtiar sama-sama. Kalau diterima di sana, alhamdulillah. Kalau engga, berarti sekolah itu bukan sekolah terbaik untuk Mas Amay. Intinya, jangan dijadikan beban." kata saya sambil mengusap-usap punggungnya.

Bismillah, sebagai hamba, tugas kita hanya berusaha. Adapun hasilnya, terserah Allah akan bagaimana. Jadikan mimpi sebagai motivasi, bukan obsesi, insya Allah kita akan lebih ikhlas menerima hasilnya nanti.

Omong-omong, yaa... Buat kalian yang mau beli Zenfone 9, udah bisa kalian dapatkan melalui partner dan channel pembelian resmi produk ASUS antara lain Erafone, Tokopedia, ASUS Exclusive Store, ASUS Online Store. Yuk, sama-sama berjuang meraih apa yang kita impikan! 


Artikel ini diikutsertakan dalam ASUS Zenfone 9 Blog Writing Competition di Blog Widyanti Yuliandari



Ditulis dengan Cinta, Mama





Read More

Yang Dikenang Anak tentang Ibunya

Friday, October 21, 2022

Tidak ada seorang pun bisa benar-benar siap menghadapi kehilangan. Bahkan jika kehilangan itu sudah diawali dengan aneka pertanda. Begitupun saya ketika ditinggal oleh ibu untuk selamanya, meski beliau sudah menderita sakit sejak lama. 

Sering, rasa rindu itu tiba-tiba memenuhi dada. Yang membuatnya terasa sakit adalah karena entah kapan rasa ini bisa menemukan penawarnya. Tak ada yang tahu kapan hari pertemuan itu akan tiba.

17 Oktober yang lalu, genap 14 tahun saya ditinggalkan ibu. Sebenarnya tidak ada niat untuk menulis tentang ibu saat ini, tetapi karena suatu hari si bungsu mengeluhkan celana sekolahnya yang sobek, ingatan saya kembali ke masa kecil dulu. Benar-benar ya, perkara celana sobek saja bisa memantik kenangan.

Kenangan tentang Ibu

 

Dari apa yang beliau lakukan untuk suami dan anak-anaknya, di benak saya tertanam kenangan tentang ibu, yang seperti ini...

1. Ibu pandai menjahit

Bisa dibilang, kebanyakan baju-baju saya adalah hasil karya beliau. Kalau saya lebih suka memermak pakaian yang sobek di tukang jahit keliling, ibu tidak begitu. Baginya, seribu - dua ribu adalah lembaran berharga. Kenapa harus mengeluarkan uang untuk sesuatu yang bisa dikerjakan sendiri? Pakaian utuh saja bisa dibuatnya, apatah lagi cuma memperbaiki kerusakan kecil? Tentu ini urusan sepele.

Berbeda dengan saya. Jika sesuatu bisa dikerjakan orang lain, kenapa harus saya? Hehehe... dasar pemalas!

Tapi kemarin, karena tukang jahit langganan tidak muncul, akhirnya saya pun menjahit sendiri celana Aga yang sobek itu. Terpaksa. Namun, hal inilah yang justru membangkitkan ingatan ini. 

2. Ibu pandai memasak

Beberapa waktu terakhir, saya, bapak, dan adik, sering membahas tentang pernikahan. Ini karena adik saya memang sudah cukup umur untuk menikah. Calon, insya Allah sudah ada, tapi kapan waktunya, kami sendiri belum tahu.

Nah, berkaitan dengan pernikahan, hal yang cukup penting untuk dipikirkan adalah mengenai hidangan. Apakah akan dikonsep seperti adat Solo, yaitu "piring terbang", atau ingin lebih simpel yakni prasmanan?

Ah, ternyata mau menikah saja serumit ini ya? Hihi... Kalau ada ibu, pasti sudah beres semua. 😔

Omong-omong soal pernikahan, dulu semasa sehatnya, ibu sering dimintai tolong untuk memasak oleh tetangga yang sedang punya hajat. Ini karena ibu pandai memasak. Di saat seperti itu, ibu akan pulang ke rumah saat sudah larut malam, dan berangkat ke tempat hajat pagi-pagi sekali keesokan harinya. Kurang tidur, itu sudah pasti. Tapi, ibu adalah orang yang kuat menahan kantuk, jadi, begadang adalah hal yang biasa untuk beliau. Sungguh beda sekali dengan anaknya yang ini.

3. Ibu bisa memotong rambut

Waktu kecil dulu, saya jarang sekali pergi ke salon. Untuk memotong rambut, cukup pergi ke "Salon Ibu". Model rambutnya seperti apa, tentu suka-suka ibu saja. Tapi, ibu suka sekali membuatkan saya poni. Menurut beliau, poni adalah tanda bahwa saya masih anak-anak. Seolah-olah, anak-anak memang harus punya poni.

Saya sih nurut saja lah. 😁

4. Ibu sangat rajin

Ibu itu, bangun paling pagi dan tidur paling malam. Kalau ibu sehat, rumah rapi dan bersih, makanan banyak, bak cucian juga bersih semua. Tapi kalau ibu sakit, bahkan jendela kamarnya saja tidak dibuka. 😥

Ada masa-masa di mana saya selalu takut kalau pergi sekolah. Saya takut tiba-tiba dijemput karena ibu meninggal. 

Ada masa-masa di mana saya selalu mengawasi perutnya saat tidur. Apakah masih bergerak naik turun?

Ya, kemudian tibalah hari itu. Hari di mana saya sudah merantau jauh, jauh dari ibu. Lalu, di suatu siang telepon berdering, mengabarkan bahwa ibu sudah kembali ke pangkuan Illahi. Walau saya sudah terbiasa melihat ibu terbaring lemah, tapi saya tak pernah siap ditinggalkan ibu secepat itu. 

Dan bahkan setelah 14 tahun lewat, duka itu masih menyayat. Kini cuma doa yang bisa saya hadiahkan untuk beliau. Semoga Allah mengampuni dosanya, menerima seluruh amal baiknya, menerangkan jalannya, melapangkan kuburnya, mengharamkan neraka untuknya, dan kelak mempertemukan kami di jannah-Nya. Aamiin aamiin Yaa Rabbal 'Aalamiin...

Bicara tentang kenangan, kira-kira, akan dikenang seperti apakah saya kelak di mata Mas Amay dan Adek Aga?

 


Ditulis dengan Cinta, Arinta

Read More

Catatan Wisuda Tahfidz Mas Amay dan Adek Aga

Friday, October 7, 2022

 

"Mendidik anak itu seperti mengukir di atas batu. Sulit. Tapi ketika sudah jadi, niscaya ukiran itu tidak akan mudah hilang."

Itu adalah sepenggal kalimat yang akan saya ingat. Sebuah pesan yang disampaikan oleh Bapak Kepala Sekolah, saat awwalussanah beberapa waktu lalu.

Ya, mendidik anak menjadi anak yang sholih, pintar, berakhlak mulia, tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Apalagi jika orang tua bercita-cita memiliki anak yang hafidz Qur'an, tentu tantangannya lebih berat lagi. Maka dari itu, patutlah saya berbangga hati saat tanggal 6 Agustus lalu, Mas Amay dan Adek Aga termasuk dalam siswa-siswi yang mengikuti wisuda tahfidz. Tidak banyak yang berhasil lolos dalam ujian tahfidz ini, sehingga saya sangat bersyukur telah menjadi bagian dari orang tua - orang tua yang beruntung itu.

Otak anak-anak konon diibaratkan seperti spons baru yang daya serapnya masih sangat baik. Bagi mereka, menghafal ayat demi ayat adalah hal yang mudah. Namun, kita tidak boleh lupa, bahwa sudah jadi sunnatullah jika manusia itu memiliki sifat yang mudah lupa. Untuk itu, mempertahankan hafalan dengan muroja'ah adalah rutinitas yang harus dilakukan oleh seorang yang ingin menjadi hafidz Qur'an.

Nah, di sinilah tantangannya. Perjuangan untuk membiasakan anak-anak agar mau muroja'ah setiap hari, sama sulitnya dengan membiasakan anak-anak untuk disiplin sholat 5 waktu. Kita tidak boleh bosan mengingatkan, juga tidak boleh malas mendampingi mereka saat hafalan. Satu hal yang juga tidak boleh dilupakan adalah; Jangan Bosan Mendo'akan Anak-anak.

Baca juga: Rutin Sholat Dhuha karena Anak

Jika mengingat kembali momen wisuda tahfidz 4 tahun lalu, saat itu Mas Amay masih kelas 2 SD, adek Aga bahkan belum sekolah. Saya hampir menitikkan air mata saat melihat kakak-kakak kelasnya Amay berdiri di atas panggung, melantunkan ayat demi ayat secara serentak. Masya Allah. Saat itu saya berbisik kepada Mas Amay dan Dek Aga, "Nanti Mas Amay sama Adek berdiri di sana juga ya kayak kakak-kakak."

Awwalussanah dan wisuda tahfidz
Awwalussanah + Wisuda Tahfidz 4 tahun lalu. Alhamdulillah, fotonya tersimpan di IG story. :)

Alhamdulillah, do'a saya dikabulkan oleh Allah, 4 tahun kemudian. Waktu yang sebenarnya molor dari rencana, karena kita dihantam pandemi sehingga semua nyaris lumpuh dua tahunan ini, termasuk soal pendidikan anak-anak. Sekolah saat pandemi itu, bisa tetap semangat belajar aja sudah alhamdulillah. Bisa paham materi dan bisa mengumpulkan tugas tanpa drama itu sudah bonus. Wkwkwk...

Hal ini berlaku juga untuk hafalannya anak-anak. Bisa mempertahankan hafalannya saja, bagi saya itu sudah luar biasa. 

Begini. Ibu adalah madrosatul uula, itu benar. Tapi, tidak semua ibu punya kemampuan mengajar seperti guru. Guru itu, bagaimanapun juga, punya wibawa yang berbeda di mata anak. Itulah mengapa, terkadang, meski memakai cara yang sama, tetapi hasil pengajaran antara orang tua dan guru bisa berbeda.

Makanya, saya sangat bersyukur, Mas Amay bisa menjadi salah satu dari wisudawan tahfidz di hari itu. Karena ini menandakan bahwa "jiwa guru" saya masih tersisa, meski sudah tidak mengajar 12 tahun lamanya. Xixixi... Alhamdulillah. Ya, walaupun kadang muncul sifat T-Rexnya. Seperti di tulisan saya yang ini: Dear Mama, Apakah Ketidaksempurnaan adalah Dosa?

~~~

Menjadi salah satu siswa yang berhasil lolos wisuda tahfidz, tentu bukanlah tujuan utama. Karena seperti pesan Bapak Kepala Sekolah, "Menjadi Hafidzul Qur'an itu baik, tetapi lebih baik lagi jika bisa menjadi Hamilul Qur'an (orang yang setiap tingkah lakunya, tutur katanya, mengandung Al-Qur'an)". Apalagi, Mas Amay dan Adek Aga masih punya PR menyelesaikan 29 juz lainnya. 

Mama dan Papa tentu hanya bisa mendukung dan mendoakan, semoga Mas Amay dan Adek Aga senantiasa diberikan hati yang mencintai Al-Qur'an, yang menjadikan Al-Qur'an sebagai pedoman utama dalam hidup. Dan semoga, Allah beri kemudahan untuk Mas Amay dan Dek Aga, agar bisa menjadi Hafidzul Qur'an yang juga Hamilul Qur'an. Aamiin aamiin Yaa Robbal 'Aalamiin..

Wisuda Tahfidz

Oya, kemarin ada yang tanya, baju kokonya beli di mana. Jawabnya di sini ya, Ma; https://shope.ee/9p3JPHo6Db

Alhamdulillah dimudahkan mencari baju koko warna putih, meski waktunya mepet. Bahannya katun toyobo, jadi ngga bikin gerah. Dan bisa dilihat di foto, anaknya kelihatan rapi, cakep, meski dari belakang. 😊



Ditulis dengan Cinta, Mama

Read More