Kenapa Anak Saya belum Tumbuh Gigi?

Wednesday, January 8, 2020

Mengurus bayi tuh, setiap harinya kita harus siap-siap dengan segala macam kejutan. Tiap hari was-was, kayakkenapa lagi nih anak gue? Termasuk ketika kita menanti-nanti si bayi tumbuh gigi. Waktu Mas Amay bayi, Mama Kepiting cukup lama menunggu giginya tumbuh. Sampai khawatir, Mas Amay nanti punya gigi apa ngga? Karena waktu hamil Mas Amay, Mama sempat bertemu dengan orang yang mengalami anodontia, yaitu suatu kelainan yang ditandai dengan tidak tumbuhnya sebagian atau seluruh gigi sejak lahir.

Alhamdulillah, gigi pertama Mas Amay muncul menjelang ulang tahunnya yang pertama. Nah, sebenarnya, kapan sih seharusnya bayi tumbuh gigi?

Gigi pertama Amay

Pertumbuhan gigi pada anak tidak selalu sama, karena kondisi tubuh anak dan jumlah asupan kalsium ibu saat hamil juga berbeda-beda. Namun, biasanya gigi pertama bayi mulai tumbuh saat usianya menginjak 6 bulan.

Jadi, misal Mama memiliki bayi yang berusia 9 bulan dan belum menunjukkan tanda-tanda tumbuh gigi, jangan khawatir dulu, Ma ... Karena sangat normal bila anak belum tumbuh gigi hingga usia 12 bulan. Namun, dilansir dari Klik Dokter, drg. Callista Argentina menegaskan bahwa apabila sampai usia 18 bulan gigi anak belum juga tumbuh, maka dia harus segera dibawa ke dokter, agar diketahui akar penyebab dan cara penanganannya.

Baca : Terlambat Cabut Gigi Susu, Gigi Amay Jadi Begini...

Umumnya, gigi yang pertama tumbuh adalah gigi seri, baik atas maupun bawah, kemudian baru gigi-gigi bagian belakang. Namun, tidak menutup kemungkinan gigi geraham muncul lebih dulu. :)

Tahapan Pertumbuhan Gigi Susu pada Bayi pada Umumnya
Tahapan Pertumbuhan Gigi Susu pada Bayi pada Umumnya

Biasanya, ciri-ciri anak mau tumbuh gigi tuh, apa saja sih, Ma? Check this out ya, Ma...

1. Bayi sering mengeces
Jadi, bayi mengeces bukan karena waktu hamil ngidamnya ngga keturutan ya, Ma... Xixixi... Bisa jadi itu merupakan tanda giginya mau tumbuh.

2. Suka menggigit barang-barang di sekitarnya
Waspadalah, Ma! Untuk Mama yang menyusui, biasanya bayi akan menggigit puting saat menyusu. Aww, kebayang perihnya! 

3. Gusi membengkak

4. Susah makan atau nafsu makan menurun
Ya, seperti orang dewasa yang sedang sakit gigi, meski di hadapannya terhampar makanan yang lezat, tapi pasti ngga nafsu kan?

5. Sering rewel, bahkan terkadang disertai demam
Saat bayi tumbuh gigi adalah salah satu momen yang paling membutuhkan kesabaran. Udah susah makan, seringkali minta nen terus, nen-nya pun sambil gigit-gigit pula, ditambah demam lagi. Hmm, kerjaan terbengkalai, badan pegal-pegal, nikmat sekali ya, Ma... Hihi... Tapi insya Allah jadi salah satu sebab terbukanya pintu surga untuk kita ya Ma... Aamiin YRA. :)


Lalu, apa saja yang bisa mempengaruhi pertumbuhan gigi?

1. Genetik

Jadi, bila orangtuanya juga mengalami keterlambatan dalam pertumbuhan gigi saat bayi, maka kemungkinan besar anaknya akan mengalami hal yang sama.
Lalu, apakah waktu bayi dulu Mama Kepiting terlambat tumbuh gigi? Saya tidak tahu, karena tidak ingat juga. 

Nah, tapi, dari pengalaman Mas Amay yang baru tumbuh gigi di usia nyaris 12 bulan, Mama jadi tidak khawatir ketika Adek Aga mengalami hal yang sama. Dan iya, gigi Adek Aga baru muncul di usia 11 bulan.

2. Asupan Nutrisi

Kita tentu tahu bahwa pertumbuhan gigi anak sangat dipengaruhi oleh asupan kalsium, fosfat serta vitamin D. Bila kandungan tersebut tidak terpenuhi, maka risikonya adalah terlambatnya pertumbuhan gigi anak.

Asupan nutrisi tersebut bisa diperoleh dari susu, telur, ikan juga daging. Dan jangan lupa, harus rajin berjemur di bawah matahari pagi juga, yaa..

3. Tekstur Makanan

Saat bayi mulai diberi MPASI, usahakan teksturnya bertahap mulai dari yang paling halus, lalu sedikit demi sedikit semakin kasar, sampai pada akhirnya si kecil mulai bisa mengonsumsi makanan padat seperti orang dewasa.

4. Stimulasi pertumbuhan gigi dengan Teether

Usia 3 bulan ke atas biasanya bayi sudah mulai suka menggigit. Mama bisa berikan mainan untuk digigit atau Teehter. Namun, harus selalu dipastikan kondisi Teether selalu bersih saat diberikan ya, Ma...

Jangan lupa, jika sampai usia 18 bulan anak belum menunjukkan tanda-tanda akan tumbuh gigi, segera kunjungi dokter gigi spesialis gigi anak (paedodontics / pediatrict dentist) ya, Ma... Semoga anak-anak tumbuh sesuai dengan tahapan perkembangan yang semestinya, yaa. Aamiin. :)

Ditulis dengan Cinta, Mama
Read More

Tak Jaga Kebersihan, Mas Amay Kena Impetigo

Friday, January 3, 2020


Menjelang libur akhir tahun kemarin, Mas Amay justru mengalami hal yang kurang menyenangkan. Kulitnya mengalami infeksi yang bermula dari bentol biasa. Ternyata, apa yang dialami Mas Amay disebut Impetigo. Apa itu Impetigo, dan bagaimana penanganannya? Simak tulisan Mama Kepiting, ya..

~~~

Musim hujan sudah tiba. Seperti anak-anak pada umumnya, Mas Amay dan Dek Aga tentu ingin bermain hujan. Nah, siang itu, karena hari hujan, mereka berdua bermain hujan-hujanan di luar. Entah bagaimana mulanya, setelah mandi dan membersihkan diri, kami menyadari ada sebuah bentol di alis Mas Amay.

Dikira bentol biasa, kami hanya memberikan minyak telon pada bentol tersebut. Namun, hingga keesokan harinya bentol itu tak kunjung hilang, bahkan bentol tersebut menjadi berair dan semakin besar. Yang lebih membuat khawatir lagi, di sampingnya muncul bentol yang sama.


penyakit kulit karena bakteri
Mas Amay mengalami Impetigo

Wah, apa Amay terkena dermatitis venenata, ya? Kami menduga-duga karena sebelumnya kami juga menemukan tomcat di kasur. Tahu kan ya kalau toksin yang terdapat pada tomcat bisa mengakibatkan sensasi panas dan perih, yang selama ini dianggap sebagai herpes zoster? Dengan dasar itulah, kami mengoleskan salep Acyclovir pada kulit Amay.

Beberapa hari berlalu, akan tetapi infeksi di kulit Amay tak kunjung menunjukkan perkembangan positif. Bahkan infeksi tersebut menyebar semakin luas. Sampai suatu hari, ketika kami sedang melakukan perjalanan ke Bandung, Amay berkata, "Mas Amay bisa sembuh ngga ya, Ma? Mas Amay capek gatel terus."

Sebagai seorang ibu, rasanya seperti teriris-iris mendengar Mas Amay berkata seperti itu. Keesokan harinya, kami memutuskan untuk pergi ke dokter kulit di Majalengka. Di situlah, Mas Amay didiagnosa mengalami Impetigo.


impetigo, penyakit kulit karena bakteri
Infeksi kulit itu bernama Impetigo

Mengutip alodokter.com, Impetigo adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh bakteri, dan sering terjadi pada bayi dan anak-anak. Infeksi ini ditandai dengan kemunculan bercak merah dan melepuh pada kulit (pada Amay, bentuknya seperti bentol) terutama di bagian wajah, tangan, dan kaki. Pantaslah Acyclovir tidak mempan, karena Acyclovir memang digunakan untuk mengobati infeksi akibat virus, bukan bakteri seperti pada Impetigo ini.

Impetigo ada dua macam; Impetigo krustosa dan Impetigo bulosa.

Impetigo krustosa merupakan jenis Impetigo yang paling sering dialami oleh anak-anak dan lebih mudah menular, sedangkan Impetigo bulosa merupakan jenis Impetigo yang lebih serius dengan gejala berupa munculnya lepuhan berisi cairan bening di bagian tubuh antara leher dan pinggang serta lengan dan tungkai. Lepuhan tersebut terasa nyeri dan kulit di sekitarnya terasa gatal. Lepuhan ini bisa pecah, menyebar, dan menimbulkan koreng berwarna kekuningan. Koreng akan menghilang tanpa bekas setelah beberapa hari. Terkadang, Impetigo bulosa juga disertai dengan demam dan munculnya benjolan di sekitar leher akibat pembengkakan kelenjar getah bening.

Impetigo yang dialami Mas Amay adalah jenis Impetigo krustosa, karena Mas Amay tidak mengalami demam. Bercak kemerahan yang timbul juga hanya berada di sekitar mulut dan hidung, dan tidak menimbulkan nyeri. Selain itu, bekas korengnya berwarna kemerahan.

Untuk pengobatannya, oleh dokter Mas Amay diberi satu macam obat berbentuk puyer, 2 botol obat sirup yang salah satunya merupakan antibiotik, dan 1 jar salep. Alhamdulillah, setelah seminggu, infeksinya sudah terlihat mengering dan mengelupas.

penyakit kulit yang ditandai bercak kemerahan, terasa gatal, melepuh, dan ada kerak berwarna kuning
Impetigo mulai memudar setelah pengobatan selama seminggu

Alhamdulillah, semoga Mas Amay segera sembuh dari Impetigo, dan tidak mengalami hal seperti ini lagi. Makanya, kita harus jaga kebersihan, yaa... Rajin potong kuku, dan setelah mandi sore jangan main kotor-kotoran lagi. Oya, di Majalengka kemarin, Mas Amay berobat di Dr. Pudyahtuti Taihitu, Sp.KK. Beliau berpraktik di depan SMP 1 Kadipaten.


Ditulis dengan Cinta, Mama
Read More

Cara Asyik Belajar Berhitung

Monday, December 16, 2019

Cara Asyik Belajar Berhitung
Cara Asyik Belajar Berhitung

Katanya, anak-anak seharusnya tidak diperkenalkan dengan calistung atau membaca, menulis, dan berhitung terlalu dini. Alasannya karena dunia anak adalah dunia bermain. Padahal, sembari bermain pun anak-anak bisa belajar berhitung, menulis, dan membaca, lho! Ssstt, Mama Kepiting punya tips asyik belajar berhitung nih. Kebetulan, Adek Aga lagi semangat-semangatnya belajar berhitung. Jadi, Mama harus pinter-pinter cari cara agar belajar berhitung tidak lagi membosankan.

Yang Pertama: Mengenalkan Angka Lewat Buku

Adek Aga punya satu buku kesukaan, yaitu Tall Book 123 Pertamaku. Lewat buku ini, dia mengenal angka untuk pertama kalinya. Di luar sana ada banyak sekali buku sejenis, yang seringnya berjudul "My First Number". Buku-buku itu tentu sangat menarik bagi anak-anak karena berisi gambar-gambar aneka binatang atau benda-benda kesayangan. 

Oya, aksi Adek Aga saat belajar berhitung dengan tall book, sempat Mama rekam di sini:




Nah, kalau buku di atas cocok untuk anak-anak usia pra sekolah, Mama Kepiting punya referensi buku belajar berhitung lainnya, nih! Ini cocok untuk anak-anak kelas 1 SD atau bisa juga kelas TK B, ya, Ma... Judulnya adalah "Beri Aku Dua Maka Kau Takkan Kumakan!" Buku ini merupakan buku terjemahan terbitan PT Gramedia Pustaka Utama. Judul aslinya adalah "Give Me Two And I Won't Eat You!" dan diproduksi di Korea oleh GreatBooks.

Buku "Beri Aku Dua Maka Kau Takkan Kumakan!" ini berkisah tentang seorang laki-laki bernama Tteokbo yang ingin belajar cara membuat kue moci. Saat membaca buku ini, anak-anak diajak untuk berhitung dan tanpa sadar belajar juga tentang deret bilangan, sembari menjadi saksi perjuangan Tteokbo dalam menemukan resep kue moci yang lezat. Seru kan?

Cara Asyik Belajar Berhitung
Buku "Beri Aku Dua Maka Kau Takkan Kumakan!", Buku Asyik untuk Belajar Berhitung

Belajar berhitung ternyata bisa semenyenangkan itu. :)

Yang Kedua: Belajar Berhitung Sambil Bernyanyi

Berhitung sambil bernyanyi juga tak kalah asyik. Bernyanyi memang bisa mempengaruhi suasana hati. Dan berhitung sambil bernyanyi, selain akan membuat suasana semakin ceria, ternyata juga bisa lebih meningkatkan konsentrasi. Mama bisa membuat sendiri nadanya atau mengikuti nada di lagu Satu Ditambah Satu, tinggal kita modifikasi saja angka-angkanya. 

Namun, jangan lupa untuk ajarkan konsep berhitung yang tepat, ya, Ma. Dengan memahami konsep penjumlahan dan pengurangan atau perkalian dan pembagian, diharapkan anak-anak mengerti dari mana sebuah hasil hitungan didapatkan, jadi bukan hanya sekadar hafalan.

Yang Ketiga: Belajar Berhitung dengan Contoh yang Konkrit atau Nyata

Masa kecil Mama Kepiting dulu, belajar berhitung bisa dilakukan dengan bermacam-macam media. Potongan lidi, potongan sedotan, biji sawo, bahkan batu sekalipun. Belajar berhitung juga tidak hanya bisa dilakukan di sekolah, saat bermain bersama teman-teman pun bisa. Contoh permainan yang memerlukan keterampilan berhitung adalah bermain dakon/congklak, bermain ular tangga, atau bermain monopoli. 

Untuk anak-anak pra sekolah, konsep berhitung juga bisa diperkenalkan sembari melakukan kegiatan sehari-hari. Misalnya,
1. Saat memakai baju, kita ajak anak-anak untuk menghitung kancingnya.
2. Saat menyiapkan makan untuk anggota keluarga, anak-anak bisa kita minta untuk mengambilkan beberapa buah sendok.
3. Saat memotong apel, kita bisa mengenalkan konsep pembagian atau pecahan. "Apelnya kita bagi dua, yaa.. Mama setengah, Adek setengah," dan lain sebagainya. Sekreatifnya Mama. Jadi ibu memang harus kreatif, bukan?

Yang pasti, agar anak-anak tidak tertekan saat belajar berhitung, kita tidak boleh memaksa anak-anak  untuk belajar berhitung terlalu cepat. Ingat Ma, yang cepat belum tentu tepat. Jadi, ajarkan sesuai dengan tahap perkembangan dan tahap belajarnya. Baiklah, itu dia Cara Asyik Belajar Berhitung ala Mama Kepiting. Semoga bermanfaat ya, Ma... :)


Ditulis dengan Cinta, Mama
Read More

Pemuda dan Sebuah Apel; Sebuah Kisah tentang Pentingnya Mencari Ridho Allah dan Ridho Manusia

Saturday, December 7, 2019


Kisah seorang pemuda dan sebuah apel
Kisah tentang seorang pemuda dan sebuah apel

Terinspirasi oleh tulisan Mbak Widut tentang merenungi konsep kerja yang halal dan thayyib, saya jadi teringat dengan sebuah kisah di tahun 2011 atau 2012. Memang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan, melainkan lebih ke makanan yang kita konsumsi. Namun, benang merahnya sama, halal dan thayyib.

Jadi, sekitar tahun 2011/2012, seorang tetangga datang ke rumah kami dan beliau meminta ridho atas semua makanan yang telah beliau ambil dari kebun kami. Dengan mata berkaca-kaca beliau bercerita ketika anak-anak beliau masih kecil, terkadang beliau harus mencari makanan seperti umbi-umbian yang biasanya tumbuh secara liar di kebun-kebun. Nah, hari itu beliau meminta keridhaan kami sebagai anak cucu Uti, agar makanan yang telah beliau makan ketika itu berstatus halal.

Oya, fyi, usia beliau mungkin sepantaran dengan almarhumah Uti.

Saya yang mendengar pengakuan dan permintaan maaf beliau tentu merasa terharu dan sedih sekaligus. Terharu karena, Ya Allah, kami ridho... Timbang gembili atau uwi doang atau apalah itu, ya kan? Sedihnya pun bukan karena makanan, tapi karena jadi bertanya-tanya, apa beliau sudah merasa waktunya sudah dekat? Dan memang, tak lama setelah itu beliau berpulang. Allahummaghfirlaha warhamha wa'aafihi wa'fu'anha.

Ingat kisah itu, jadi ingat juga kisah seorang pemuda dan sebuah apel yang saya baca di republika.co.id. Kisah ini juga diceritakan oleh guru tahsin saya beberapa waktu lalu.

Alkisah, di masa akhir era Tabi'in, hidup seorang pemuda dari kalangan biasa, tetapi memiliki kesalehan yang luar biasa. Pemuda itu bernama Tsabit bin Zutho. Saat itu ia sedang berjalan di pinggiran Kota Kufah, Irak. Karena kelelahan, ia beristirahat di tepi sungai yang jernih. Tiba-tiba, sebuah apel segar tampak hanyut di sungai itu.

Dalam kondisi lapar, Tsabit pun memungut apel tersebut dan menggigitnya. Baru sedikit menikmati apel merah dan manis itu, Tsabit tersentak. Milik siapa apel ini? Bisiknya dalam hati. Meski menemukannya di jalanan, Tsabit merasa bersalah karena telah memakan apel tanpa seizin pemiliknya.

"Bagaimana aku bisa memakan sesuatu yang bukan milikku?" kata Tsabit menyesal.
Ia kemudian menyusuri sungai, mencari pemilik buah apel ini untuk meminta keridhaan-nya atas apel yang sudah digigitnya itu. Cukup jauh Tsabit menyusuri aliran sungai itu, hingga ia melihat sebuah kebun apel. Tsabit segera mencari pemilik kebun itu, tetapi ternyata yang ia temui adalah penjaga kebun.

"Saya bukan pemilik kebun ini. Rumah pemilik kebun ini cukup jauh, sekitar lima mil dari sini," kata sang penjaga kebun.

Walaupun harus menempuh jarak yang cukup jauh, Tsabit tak putus asa. Ini semua demi mencari keridhaan pemilik apel yang telah ia makan.

Akhirnya, ia sampai di sebuah rumah dengan perasaan gelisah. Apakah si pemilik kebun akan memaafkannya? Tsabit merasa takut sang pemilik tak meridhoi apelnya yang telah jatuh ke sungai itu, digigit olehnya.

Tsabit mengetuk pintu, lalu mengucapkan salam. Seorang pria tua, sang pemilik kebun apel, membuka pintu itu.

Tsabit berkata, "Wahai hamba Allah, saya datang ke sini karena saya telah menemukan sebuah apel dari kebun Anda di tepi sungai, kemudian saya memakannya. Saya datang untuk meminta kerelaan Anda atas apel ini. Apakah Anda meridhoinya? Saya telah menggigitnya dan ini yang tersisa." Ujar Tsabit sambil menunjukkan apel yang telah digigitnya.

Tanpa diduga, sang pemilik kebun berkata, "Tidak, saya tidak merelakannya, Nak."

Tsabit penasaran, mengapa sang pemilik kebun enggan merelakan sebutir apelnya? Toh, apel itu telah jatuh dan hanyut ke sungai.

"Saya tidak memaafkanmu, demi Allah, kecuali jika engkau mau memenuhi persyaratanku." Lanjut sang pemilik kebun.

"Persyaratan apa itu?" tanya Tsabit harap-harap cemas.

"Kau harus menikahi putriku. Putriku itu buta, tuli, bisu, dan lumpuh. Tak mampu berjalan, apalagi berdiri. Kalau kau mau menerimanya, maka saya akan memaafkanmu, Nak." Jawab sang pemilik kebun.

Husnudzon pada ketetapan Allah
Husnudzon pada setiap ketetapan Allah

Tsabit terperanjat. Sebegitu besarkah kesalahannya sehingga ia harus menerima hukuman dengan menikahi seorang wanita yang cacat? Namun, Tsabit menerima syarat tersebut karena ia tak ingin berdosa telah mengambil hak yang bukan miliknya.

"Datanglah ba'da Isya untuk bertemu dengan istrimu," kata pemilik kebun.

Malam hari usai salat Isya, Tsabit pun menemui istrinya yang cacat. Dengan langkah yang berat, ia masuk ke kamar pengantin wanita. Hatinya dipenuhi dengan pergolakan yang luar biasa, tetapi pemuda itu tetap bertekad untuk memenuhi syarat sang pemilik apel.

Namun, betapa terkejutnya Tsabit ketika berhadapan dengan wanita yang merupakan istrinya tersebut. Ia bahkan mengira telah salah masuk kamar, karena wanita yang seharusnya merupakan istrinya adalah wanita yang buta, tuli, bisu, dan lumpuh.

Tsabit bertanya pada wanita di hadapannya, apakah ia benar putri sang pemilik kebun?

Mendapati suaminya mempertanyakan dirinya seolah tak percaya, wanita itu bertanya, "Apa yang dikatakan ayah tentang aku?"

"Ayahmu berkata bahwa engkau adalah seorang gadis buta," kata Tsabit.

"Demi Allah, ayahku berkata jujur. Aku buta karena aku tidak pernah melihat sesuatu yang dimurkai Allah," jawab wanita itu.

"Ayahmu juga berkata bahwa kamu bisu," ujar Tsabit, masih dipenuhi rasa heran.

"Iya benar, aku tidak pernah mengucapkan satu kalimat pun yang membuat Allah murka," jawab wanita yang telah menjadi istrinya itu.

"Tapi, ayahmu mengatakan bahwa kamu bisu dan tuli." Kata Tsabit lagi.

"Ayahku benar. Demi Allah, aku tidak pernah mendengar satu kalimat pun kecuali di dalamnya terdapat ridho Allah."

"Tapi, ayahmu juga mengatakan bahwa kamu lumpuh."

"Ya, Ayahku benar dan tidak berdusta. Aku tidak pernah melangkahkan kakiku ke tempat yang Allah murkai."

Tsabit begitu terpesona pada istrinya yang tak hanya cantik jelita tetapi juga shalihah itu. Ia pun mengucap syukur.

Ternyata, sesuatu yang sebelumnya dia anggap sebagai hukuman, justru menjadi sebuah nikmat yang tiada terkira. Benar janji Allah, "Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui."

Sang pemilik kebun yang seolah "kejam" itu ternyata kagum dengan sifat kehati-hatian Tsabit dalam memakan sesuatu hingga jelas kehalalannya. Melihat kegigihan dan kesalehan Tsabit, ia pun berkeinginan untuk menjadikannya menantu dengan menikahkannya pada putrinya yang shalihah.

Dari pernikahan tersebut, lahirlah seorang ulama shalih mujadid yang sangat terkenal yakni Nu'man bin Tsabit atau yang lebih dikenal dengan Al Imam Abu Hanifah. Bersama istri yang shalihah, Tsabit mendidik putranya menjadi salah satu imam besar dari empat mazhab.


Ya, itulah kisah tentang kejujuran seorang pemuda dan sebuah apel. Semoga kita bisa mengambil pelajaran, yaa... 



Ditulis dengan Cinta, Mama
Read More

Wishlist Mama: Mesin Cuci yang Bagus, Awet dan Hemat Listrik

Thursday, November 21, 2019


Di Solo, bulan November ini setidaknya hujan deras sudah datang empat-lima kali. Alhamdulillah, debu-debu tidak beterbangan lagi. Namun, seperti umumnya permasalahan di musim hujan, yang sering menjadi keluhan adalah soal cucian. Tidak hanya menjadi semakin banyak dan semakin susah dibersihkan, entah karena kehujanan atau karena terkena cipratan genangan di jalanan, tapi juga karena cucian tak kunjung kering. Huhu, Mama jadi pengen beli mesin cuci yang bagus, awet, sekaligus hemat listrik.

FYI, selama ini Mama masih pakai mesin cuci manual buatan Tuhan. Apa itu? Tangan. Hihi... Jangan diketawain, yaa.. Hare gene, nyuci masih pakai tangan? Eits, jangan salah. Kelebihan mencuci pakai tangan, selain bisa lebih bersih, juga lebih hemat listrik. Xixi... Kelemahannya tentu saja selain capek dan menghabiskan banyak waktu, di musim hujan seperti sekarang ini, cucian juga jadi lama keringnya.

Makanya, Mama mulai cari-cari mesin cuci deh. Tapi, yang Mama butuhkan adalah mesin cuci yang ngga cuma muter-muter doang sementara hasilnya kurang memuaskan. Maklum, Mama terbiasa memakai sikat ketika mencuci, supaya hasilnya benar-benar bersih.

Nah, kira-kira, mesin cuci yang seperti apa yang cocok untuk Mama, ya? Mesin cuci dua tabung, front loading atau top loading? Mama sih sudah merangkum kelebihan dan kekurangan antara mesin cuci dua tabung, top loading dan front loading ini.

Mesin cuci dua tabung

mesin cuci yang bagus, awet, dan hemat listrik
mesin cuci 2 tabung, sumber: news.ralali.com

Kelebihan:
1. Harga relatif lebih murah
Jika mesin cuci dengan 1 tabung harganya mulai dari 3 jutaan rupiah, harga mesin cuci 2 tabung dipatok dengan harga jauh di bawahnya, yaitu sekitar Rp 1.000.000.
2. Lebih hemat listrik
Mesin cuci 2 tabung adalah mesin cuci yang dioperasikan secara semi otomatis, artinya sistem pengoperasiannya masih membutuhkan bantuan tenaga manusia secara manual, sehingga daya yang dibutuhkan dalam penggunaannya jauh lebih kecil.
3. Resiko kerusakan lebih kecil
Pada mesin cuci 1 tabung, apabila terjadi kerusakan, otomatis akan mengganggu kinerja seluruh mesin cucinya. Sedangkan pada mesin cuci 2 tabung, kerusakan pada 1 tabung tidak akan mempengaruhi kinerja tabung lainnya.
4. Biaya perawatan dan perbaikan lebih murah
Mesin cuci 2 tabung memiliki desain yang lebih sederhana dan memiliki resiko kerusakan yang lebih kecil. Sparepart-nya juga lebih mudah didapatkan. Maka jelas, biaya perawatan dan perbaikannya pun lebih murah dibandingkan mesin cuci 1 tabung.

Kekurangan:
1. Seperti dijelaskan di atas, mesin cuci 2 tabung dioperasikan secara semi otomatis. Kita masih perlu memindahkan sendiri pakaian dari satu tabung ke tabung lainnya. Jadi, bisa dibilang, menggunakan mesin cuci 2 tabung sedikit kurang praktis. Kalau kata orang Jawa, mindo gaweni alias kerja dua kali.
2. Tingkat kekeringan pakaian hanya 70%.
3. Membutuhkan volume air yang cukup banyak.

Mesin cuci top loading

mesin cuci yang bagus, awet, dan hemat listrik
mesin cuci top loading, sumber: lazada

Kelebihan:
1. Penggunaan daya listrik lebih rendah dibandingkan mesin cuci front loading.
2. Praktis. Mesin cuci ini akan bekerja secara otomatis mulai dari mengisi air, mencuci, membilas, hingga memeras cucian.

Kekurangan:
1. Tingkat kekeringan pakaian hanya 70%.
2. Membutuhkan volume air yang cukup banyak.

Mesin cuci front loading

mesin cuci yang bagus, awet, dan hemat listrik
mesin cuci front loading, sumber; kompasiana

Kelebihan:
1. Pencucian dan pengeringan lebih efektif dengan tingkat kekeringan hingga 90%.
2. Resiko kerusakan pada pakaian paling minim. Mesin cuci front load dilengkapi dengan program-program khusus untuk mencuci berbagai jenis bahan pakaian. Pengaturan program meliputi suhu air yang digunakan, lama perendaman, kekuatan putaran tabung dan lain sebagainya.
3. Hemat penggunaan air. Mesin cuci jenis ini didesain untuk mengoptimalkan volume air yang digunakan pada setiap siklus pencucian.
4. Praktis. mesin cuci ini akan bekerja secara otomatis, mulai dari mengisi air, mencuci, membilas, hingga memeras cucian.

Kekurangan:
1. Harganya relatif mahal
2. Penggunaan daya listrik lebih tinggi. Jadi, meski kita bisa menghemat penggunaan air, tapi kita boros di penggunaan listriknya.

Sekarang, setelah tahu kelebihan dan kekurangan masing-masing jenis, saatnya menentukan mesin cuci yang paling cocok untuk Mama. Bismillah, semoga ada rezeki untuk memilikinya. Aamiinkan dong, Ma. :)

Oya, kalau Mama, pakai mesin cuci yang seperti apa nih? Sharing dong di komentar. :)




Ditulis dengan Cinta,
Mama
Read More