Mama Kepiting dan Bacaan Favorit Masa Kecil

Thursday, March 29, 2018


“The more that you read, the more things you will know. The more that you learn, the more places you’ll go.” - Dr. Seuss –

Quote di atas menurut Mas Amay dan Dek Aga bagaimana? Tak terbantah, ya kan? Sungguh akan terlihat berbeda, orang yang suka membaca dengan yang tidak. Kalau tak percaya, baca tulisan Tante Widut dan Tante Rani deh...

Sebenarnya sejak kecil Mama suka membaca. Tapi karena Akung dan Uti tidak memiliki banyak uang, jadi Mama tidak punya bahan bacaan yang memadai.

Kalian beruntung lho, karena Mama tidak segan menyisihkan beberapa lembar uang dari jatah bulanan untuk membeli buku dan berlangganan majalah. Memang buku kalian mungkin tak sebanyak yang lainnya. Bahkan Mama terkadang membeli buku bekas yang harganya lebih murah. Tapi usaha Mama ini, Mama lakukan agar kalian bisa tumbuh lebih cemerlang dibanding Mama. Semoga ya...

Waktu Mama kecil dulu, Mama tak pernah punya buku selain buku pelajaran. Yang Mama baca adalah majalah Ummi, yang Uti Ning bawa. Waktu itu, Uti Ning masih menjadi mahasiswi STAN. Dan tiap kali beliau pulang ke rumah Uyut, beliau membawa setumpuk majalah.

Majalah Ummi

Kok Mama kecil-kecil baca Majalah Ummi?

Hihi, adanya cuma itu, sayang... Tapi jangan salah, di bagian tengah biasanya ada rubrik PERMATA yang khusus untuk anak-anak kok.

Dari PERMATA di majalah Ummi itu, Mama mengenal Bilal bin Rabbah. Mama masih inget banget ilustrasinya. Ada seorang pemuda berkulit hitam, yang ditindih batu besar dan dibaringkan di atas gurun pasir yang panas. Ia disuruh keluar dari Islam. Tapi karena kuatnya iman, ia bisa melewati siksaan itu.

Oya, ada lagi. Mama mengenal Fir’aun dan Nabi Musa, juga dari PERMATA. Mama ingat ilustrasinya, ketika Musa masih bayi, ia ditaruh di keranjang oleh ibundanya, kemudian dihanyutkan di sungai. Sungguh, PERMATA di majalah Ummi benar-benar bisa mewarnai hari-hari Mama saat itu.

Bacaan Mama cuma majalah Ummi?

Iya...

Sampai akhirnya Mama mengenal majalah Bobo. Bukan, bukan karena berlangganan. Tapi karena waktu itu Mama lagi liburan di rumahnya aunty Cheza di Jogja. Aunty punya banyak buku, dan bertumpuk-tumpuk majalah Bobo. Ada yang baru, ada juga yang berupa bundel berisi kumpulan majalah Bobo lawas.

Mama jadi numpang baca kalau sedang di sana. Dulu Bona masih berwarna pink, bukan ungu seperti sekarang. Temannya bernama Rong-Rong, bukan Kaka dan Ola.

Yang Mama suka dari Bobo, tentu saja cerpennya, juga ceritera dari negeri dongengnya Oki dan Nirmala. Membaca cerpen di majalah Bobo, membuat imajinasi Mama berkelana. Benar jika dikatakan bahwa reading is dreaming with open eyes.

Majalah Bobo dan Totto-chan kesukaan Mama
Sampai sekarang pun, Mama masih suka membaca cerpen-cerpen di majalah Bobo. Mama ingin suatu saat bisa membuat cerita yang indah seperti penulis-penulis di sana.

Jadi, sebenarnya Mama berlangganan majalah Bobo untuk siapa sih? Ya untuk kalian. Dan untuk Mama juga. Hihihi... Jangan lelah membaca ya, anak-anak Mama... Kelak, kalian akan merasakan sendiri manfaatnya.
Once you learn to read, you will be forever free.

2 comments

  1. Eh Majalah Umi ada bagian khusus anak-anaknya juga ya? Aku sedih kalo denger kisah Bilal, betapa beliau sosok yang sangat kuat dan memiliki suara yang sangat indah. Subhanallah..

    ReplyDelete
    Replies
    1. ada, cuma beberapa halaman sih Mbak.. bahkan beberapa tahun lalu PERMATA dibikin booklet juga.

      Delete