Showing posts with label doing Art. Show all posts
Showing posts with label doing Art. Show all posts

Cari Tahu Tentang Magnet Sembari Berkreasi Membuat Magnetic Butterfly Box

Wednesday, July 31, 2019


Kalau Mama adalah pengguna instagram, coba ikuti instagram @thedadlab deh. Di situ ada banyak permainan yang bisa mengasah kreativitas anak. Jadi, anak-anak nggak hanya main-main saja, tapi juga sambil belajar. 

Nah, salah satu yang Mama Kepiting contek dari @thedadlab adalah ini nih: Magnetic Butterfly Box. Ketika melihat Mas Amay dan Dek Aga bermain magnet di Minggu pagi kemarin, Mama jadi teringat salah satu postingan @thedadlab saat membuat kotak kupu-kupu. Akhirnya, kami  mencoba membuatnya bersama-sama.

Sebelum dimulai, kita siapkan dulu bahan-bahannya, ya ... Apa saja itu?

1. Box atau kardus bekas. Mama Kepiting pakai box bekas puding Holland Bakery.
2. Kertas dan krayon / spidol, untuk membuat kupu-kupu dan pemandangan.
3. Benang.
4. Paper Clip.
5. Magnet.

Cara membuatnya mudah sekali, Ma. Mungkin ini adalah karya termudah dan tercepat, tapi awet dan bikin seneng juga. Nih ya, coba ikuti ; 

1. Pertama, gambar kupu-kupu, lalu warnai.



2. Gunting gambar kupu-kupu tadi. Yang rapi, yaaa...



3. Siapkan kardus bekas. Potong seperti ini.




4. Siapkan gambar pemandangan juga, agar kupu-kupu semakin semangat terbangnya. :)






5. Tempelkan paper clip / penjepit kertas di bagian belakang kupu-kupu. Taruh paper clip-nya agak ke atas yaa, agar tarikan dengan magnetnya lebih kuat. 

6. Siapkan benang dengan panjang melebihi tinggi box. Ikat satu ujungnya pada paper clip, dan tempelkan ujung lainnya di dasar box. Usahakan kupu-kupunya menyentuh langit-langit box yaa... 




7. Masukkan gambar pemandangan tadi. Jadilah seperti ini.



8. Letakkan magnet di atas box, tegakkan kupu-kupunya, lalu geser-geser deh.






Nah, Magnetic Butterfly Box-nya sudah jadi. Sambil bermain dengan anak-anak, Mama bisa jelaskan apa itu magnet, bagaimana sifat-sifat magnet, dll. Selamat berkarya, yaaa... :)




Read More

Amay Membuat Miniatur Rumah Adat Bersama Papa

Thursday, April 20, 2017

Seminggu yang lalu, ada surat pemberitahuan dari sekolah, bahwa seluruh siswa wajib membuat miniatur rumah adat untuk dilombakan pada tanggal 21 April. Jum'at, 21 April ini bertepatan dengan puncak tema "Tanah Airku", dan rumah adat hasil karya kerjasama antara orang tua dan anak itu, wajib dikumpulkan sehari sebelumnya.

Sejak menerima surat itu, Papa Amay mulai memikirkan, rumah adat daerah mana yang akan dibuatnya. Mama mengusulkan, rumah Honai saja, yang unik. Tapi setelah Papa menunjukkan beberapa rumah adat, Amay memutuskan untuk membuat rumah Bolon. Rumah Bolon adalah rumah adat Suku Batak yang berasal dari Sumatera Utara.

Iya, Rumah Bolon ini adalah rumah pilihan Amay sendiri. Papa Amay tinggal membantu membuatkan konsepnya, dan mengerjakan hal-hal yang belum bisa Amay lakukan sendiri, seperti memotong kertas yellow board.

Kerjasama pun dimulai. Sementara Papa mengelem kertas yellow board menjadi dinding-dinding rumah, Amay menggunting kertas kokoru yang akan dipakai untuk atap. Kertasnya warna-warni, supaya cerah ceria, hihihi... Lagipula, genting atau atap tidak harus coklat kan? Terserah Amay saja, gimana bagusnya. Hehehe...

Amay pun menggambar kerbau dan orang dengan pakaian adat Batak Toba, dan Papa kemudian menempelkannya sebagai ornamen yang menggambarkan skala dan proporsi. Kenapa kerbau? Karena kerbau adalah binatang yang paling banyak dipelihara oleh masyarakat Batak disana. 

Dan ini adalah proes pembuatan miniatur rumah Bolon tersebut. Amay and Papa, you did a great job!









Read More

Karya Perdana Amay yang Muncul di Majalah

Wednesday, September 21, 2016

Hari Jum'at 16 September 2016 kemarin, ustadzah Rohmah mengabari bahwa beliau menemukan sebuah gambar yang dibuat oleh Amay, di dalam sebuah majalah. Wah, terkejut kami dibuatnya.

Sebenarnya gambar itu adalah gambar yang kami kirimkan April lalu, untuk sebuah lomba yang diadakan majalah itu. Tapi, keberuntungan memang belum berpihak pada Amay. Ia belum menang. Memang, gambar-gambar para juara bagus-bagus semua, dan Amay harus berlatih lagi agar bisa menghasilkan karya yang rapi dan lebih kreatif lagi.

Tak apa-apa ya, Nak, kompetisi mengajarkanmu untuk legowo. Papa dan Mama pun sering mengikuti lomba, dan jarang menang juga. Hehe... Maka dari itu, jangan pernah sombong dengan apa yang kamu ketahui atau apa yang kamu miliki, karena disana -di luar sana- banyak sekali orang-orang hebat yang selalu rendah hati. :)

gambar buatan Amay di Majalah

Gambar itu bercerita tentang pengalaman naik pesawat terbang untuk pertama kali. Waktu itu Maret 2016, kami sekeluarga pergi ke Makassar untuk menjenguk Aki dan Nin. Awalnya Amay takut membayangkan rasanya naik pesawat terbang. Tapi setelah pesawat Garuda Indonesia yang kami tumpangi mulai lepas landas, dia begitu excited. "Mama, kita terbang!" ucapnya dengan mata berbinar.

Sepanjang perjalanan dia berceloteh ria. "Itu pulau Ma... Waa..awannya putih-putih." dan lain sebagainya. Ia juga mengamati apa saja yang ia lihat di bandara. Ia jadi tahu bahwa sebelum terbang, pesawat akan diisi bahan bakar terlebih dahulu. 

Ya, seperti yang terlihat di gambar buatannya itu. Ada mobil Pertamina (ia menulis pertaminal). Ia juga menggambar Mama (memakai jilbab), Papa, juga adik Aga. 

Keep drawing, my little boy. Tuangkan imajinasimu dalam karya-karya indahmu. :)
Read More

Ketika Amay Bisa Menulis

Wednesday, June 15, 2016

Amay saat membaca gambar

Saya dan suami memiliki hobi membaca. Selera kami memang berbeda. Saya lebih suka dengan novel-novel mengharu biru khas gadis-gadis manja, sedang suami kurang suka dengan bacaan saya yang dianggapnya terlalu menye-menye.

Ya biar lah ya, namanya juga selera. Toh pada akhirnya, saya juga melahap buku-buku yang dia punya. :)

Kebiasaan membaca (dan numpang membaca) ini, rupanya menurun pada Amay. Dia senang sekali jika kami mengajaknya memasuki toko buku. Lihat saja gayanya membaca buku di foto paling atas. Saat itu usianya menginjak 3 tahun dan belum kenal huruf. Tapi, meski hanya dengan membaca gambarnya saja, ia terlihat khusyuk menghabiskan satu buku dari depan hingga akhir.


Amay, 2 Maret 2014
Ini memang jadi kebiasaan. Saat "mencari" buku inilah, kami biasanya sekaligus menumpang baca buku. Meski pada akhirnya kami hanya membeli 1-2 buku saja, tapi setidaknya sambil berjongkok (bahkan dengan sengaja duduk  di lantai berdua), saya berhasil membacakan sekitar 5 judul buku untuknya. Penghematan, 'kan ya? :D

Hobi Amay membaca (gambar), dan hobinya menodong Mama untuk mendongeng, juga didukung dengan hobinya menggambar, membuat rasa ingin bisa membaca dan menulisnya semakin besar.

Saya jadi ingat seorang anak didik saya di Bogor dulu. Hobinya menggambar, dan itu memudahkannya saat belajar menulis. Kemampuan menulisnya berkembang lebih cepat dibanding kemampuan membacanya. Ini karena dia lebih suka mendengarkan ceita daripada membacanya sendiri. Tapi untungnya, karena terbiasa menggambar dan menulis, kemampuan membacanya pun lama-lama terasah.

surat cinta dari Amay

Saya sebenarnya hampir tidak pernah mengajak Amay untuk "belajar". Belajar disini dalam arti, mengkhususkan waktu untuk menulis atau membaca, di usianya yang baru genap lima tahun ini. Kemampuan menulis dan membaca Amay, murni karena besarnya rasa keingin-tahuannya. 

Saya bahkan takjub, terheran-heran, terkejut lalu bengong, atau entah apalah istilahnya, begitu tau Amay bisa menulis. 

Iya, suatu hari, dia memberi saya wadah berwarna hijau ini (ini sebenarnya mainan yang diperolehnya dari sebuah resto. sebuah permainan sepak bola gitu deh..). Ia menyodorkan benda ini sambil berkata, "Mama, ini surat untuk Mama. Nanti dibaca yaa..." 

Saya pun membuka benda itu, lalu saya baca sebuah potongan kertas di dalamnya. Isi "surat" itu menceritakan tentang kucing yang tiba-tiba muncul di rumah kami sehari setelah kepulangan kami dari Makassar, Maret lalu. Hehe..


surat cinta dari Amay
Setelah bisa membaca dan menulis, Amay tidak bisa diam saat melihat kertas dan alat tulis. Meski bentuk kertasnya sedemikian rupa, asalkan masih ada tempat untuk menuangkan idenya, ia akan menuliskan sesuatu disana. Seperti "curhatannya" di atas itu. Eh, itu curhatan, atau semacam "rindu' pengakuan ya? Haha.. :v

Jadi, belajar membaca di usia dini, menurut saya sah-sah saja. Asaaalll, kita tidak merampas haknya untuk bisa menikmati masa kecil dengan suka cita. Jangan bikin stress anak kecil, ya... :D

Read More

Menggambar "Dunia"

Dunia, by Amay

Amay, membuat sebuah gambar pada 31 Mei 2015, pukul 22:52

Kali ini, dia sudah bisa memberi judul untuk hasil karyanya. Ketika ditanya apa yang sedang dia gambar, jawabnya, "Ini dunia."

Hihi, ada-ada saja. Memang, di gambar itu ia membuat apa-apa saja yang bisa kita lihat di dunia; ada kereta api, burung, bunga, pelangi, pohon dengan buahnya, awan-awan, mobil, matahari, rumah dengan cerobong asapnya, dan orang (manusia).

Lalu saya berkata padanya, "Terus menggambar ya, sayang. Mama menunggu karya-karyamu selanjutnya."
Read More

Menggambar Rumah Kuning

karya Amay

1 Mei 2015, Amay membuat sebuah gambar di atas kertas. Katanya, ini adalah "rumah kuning", istilah yang dipakainya untuk menyebut rumah yang kami tinggali saat ini.

Di dalam gambar itu, ada pesawat, karena kebetulan rumah kami berada tak jauh dari bandara Adi Sumarmo, Solo, sehingga sering dilintasi pesawat latih.

Secara detail, Amay juga menggambar taman depan rumah, gerbang perumahan lengkap dengan pak satpamnya, antena tv tetangga, torn bergambar penguin, dan saya yang sedang memasak di dapur. 

Keep drawing, my dear, Amay. :)
Read More

Amay's Art Work

Saturday, September 27, 2014

Amay, di umur 3 tahun 6 bulan

Setelah kegiatan menyusun puzzle tadi malam, pagi ini Amay ketagihan membuat sesuatu. Begitu bangun tidur, yang diingatnya adalah gunting dan kertas.

"Menggunting lagi, yuk, Ma..." ajaknya pada saya yang baru menyelesaikan Shalat Shubuh. Akhirnya saya ikuti kemauannya dengan memberikan beberapa potongan kardus sisa semalam.

"Amay mau buat apa?" tanya saya. Dia belum punya ide sepertinya. Namun begitu melihat sebuah persegi panjang yang di dua sisinya terlipat sebentuk segitiga, ia pun mengambilnya, lalu menggunting garis tanda lipatannya tadi dengan tangannya sendiri. Jadilah sebuah trapesium.

Begitu didapatnya sebuah bentuk yang baru (trapesium), ia langsung berkata, "Ini kayak mobil, Ma..." Mmm, tapi mobil yang belum ber-roda. Lalu dibaliknya trapesium itu, "Kalo gini jadi kapal."

Oh, okay, bagaimana kalau kita membuat mobil dan kapal saja? Kebetulan persegi panjang yang disisinya terlipat sebentuk segitiga itu ada dua. Jadi masih tersisa satu lagi untuk membuat dua buah kendaraan. Amay pun menggunting persegi panjang yang lain, sehingga didapatnya dua buah trapesium.

Saya, menyadari kemampuan Amay yang belum bisa menggunting dengan rapi, menawarkan bantuan untuk membuat dua buah roda dan satu tiang bendera. Dua roda untuk mobil, dan tiang bendera untuk pelengkap kapal yang akan dibuatnya. Selanjutnya, saya serahkan semua urusan pada Amay. Amay membuat sendiri benderanya, juga jendela-jendela mobilnya. Ia sendiri juga yang menempelkan semua bagian itu hingga menjadi dua buah kendaraan yang diinginkannya.

Mobil mainan buatan Amay

Kapal laut buatan Amay


Horeee, Alhamdulillah, sekarang Amay sudah semakin kreatif... :)

Read More

Puzzle Sederhana untuk Kegiatan Anak Usia Tiga Tahun

Tadi malam, saya menghabiskan waktu bermain bersama Amay dengan menggunting. Sudah berbulan-bulan saya tidak melakukan kegiatan ini bersama Amay. Ini karena Amay sedang malas menggunting, dan lebih senang menggambar seperti biasanya. Memang, gambar buatan Amay sekarang ini lebih kompleks, lebih detail. Apalagi yang digambarnya adalah karakter-karakter kesukaannya seperti Spiderman, Batman, atau Ultraman.

Nah, untuk awalan, saya memang tidak secara langsung menyuruhnya menggunting. Amay belum dapat menggerakkan tangannya untuk menggunting dengan rapi. Ia pun baru bisa menggunakan gunting untuk urusan potong-memotong, dan belum bisa menggunting untuk membuat bentuk tertentu. Jadi, saya memutuskan untuk melakukan pemanasan terlebih dahulu. Saya membuat puzzle. Sambil saya menggunting gambar yang telah saya buat, saya persilakan Amay untuk menggunting kertas, semaunya saja.

Ide membuat puzzle datang begitu saja, ketika saya melihat tumpukan kardus di rak buku. Pertama, saya menggambar kuda, dengan kemampuan menggambar saya yang sangat terbatas, hehe.. Kemudian saya minta Amay untuk mewarnainya. Lalu setelahnya, saya gunting gambar itu menjadi lima bagian. Saya acak, lalu saya minta Amay untuk menyusunnya kembali.

Agak takjub, karena Amay bisa menyusun lima kepingan puzzle itu dengan baik, meskipun saya belum pernah mengajaknya melakukan permainan ini. Membeli aneka puzzle pun belum pernah. Ini pertama kalinya Amay mengenal puzzle.


gambar yang saya potong menjadi 5 bagian








Saya menggunakan double tape untuk menempelkan kepingan puzzle itu ke bidang kertas, karena mendadak kami kehilangan lem, hehehe... Jadi tadi malam, selain belajar menyusun kepingan puzzle, Amay juga berlatih menempel menggunakan double tape. Dan inilah hasilnya... :)


Karena kegiatan ini, Amay jadi semangat berlatih menggunting. :D


Read More

Antara Guru TK Hingga Menggambar

Sunday, March 2, 2014

Saya adalah seorang mantan guru TK, hehe.. Saya mengajar dari tahun 2007 hingga 2010. Tapi saya tidak seperti kebanyakan guru TK yang kreatif. Saya hanya mengajar dengan cinta, tak lebih. 

Menjadi guru TK bukan pekerjaan mudah, karena guru TK dituntut serba bisa. Ya mesti bisa nyanyi, bisa nari, bisa nggambar, bisa acting (saat role playing), kreatif membuat mainan dari barang bekas (making art), bisa masak, dan yang penting gak boleh jijik. Yang terakhir ini, misalnya ketika ada anak yang BAB, BAK, atau muntah. Kalo jijik, mending jangan jadi guru TK yaa...karena hari-harinya akan sering ketemu yang begitu. :)

Bisa nari dan bisa nyanyi, udah pasti karena kerjaan anak-anak TK kan cuma itu. Seharusnya, selebihnya mereka main sendiri. Oya, tentang menari, saya pernah lho dengan partner (Bu Neneng waktu itu) mengantarkan anak-anak menjadi juara 1 lomba menari di kecamatan, hehe..(sombong dikit). Acting juga bisa lah dikit-dikit. 

Tapii...menggambar, ini kelemahan saya. Bahkan saat wawancara, ketika melamar di Happy Bee, Ms Budi owner preschool itu bilang, "waa..Ms Arin nggak suka nggambar ya?" gitu, iihhh...malunya. Syukurnya, Alhamdulillah, dulu saya mengajar berdua dengan partner di kelas. Jadi urusan menggambar bisa diwakilkan, hehe, sampai-sampai seorang partner (Ms Novi) hafal dengan kebiasaan saya yang selalu bilang, "Arin nggunting aja yah." :p

Tapi, sejak punya Amay, semuanya berubah. Terlebih ketika dia sudah mulai senang menggambar. Saya dimintanya menggambar apapun yang dia mau. Parahnya, dia tidak mau diwakilkan. "Hmm...Amaaayy...papamu itu pinter nggambar!!" gerutu saya waktu itu. Tapi demi tak mendengar tangisannya yang bikin pusing kepala (lebay), ya sudahlah, akhirnya saya gambarkan karakter-karakter yang dia minta, sebisa saya. Yah, meski dengan itu saya harus berusaha menulikan telinga ketika suami bilang ini itu tentang "karya saya". :D

Tapi suami saya baik koq. Akhirnya beliau mengajari saya menggambar gajah, kuda, dll, sebelum "ilmu" menggambar binatang-binatang itu saya praktekkan di depan Amay. Alhamdulillah sii, sekarang tangan saya sudah mulai lentur, walaupun hasil gambaran saya belum bisa dibilang bagus. Minimal, Amay ngerti lah apa yang saya gambar. :p

Alhamdulillahnya lagi, sekarang Amay nggak sesering dulu minta saya gambarkan. Dia sudah bisa menuangkan isi kepalanya sedikit demi sedikit. Rupanya, bakatnya ini menurun dari papanya. Untung saja yaa...soalnya kalau laki-laki nggak bisa nggambar tuh kurang keren. Eh, ini sih pendapat saya pribadi lho, nggak boleh ada yang protes, hehe..

Karena hobi menggambar Amay, kami pun memutuskan untuk membelikannya kertas 1 rim, supaya tak perlu repot-repot membeli buku gambar setiap hari. Anak ini, kalau kertas di buku gambarnya belum habis, belum akan menghentikan kegiatan menggambarnya. :)

Ini hasil karya Amay dari waktu ke waktu, yang berhasil diabadikan:

gambar Amay, 2th 6bln, "Buaya makan ikan"

gambar Amay, 2th 6bln, "Gorila, spongebob dan balon"

gambar Amay 2th, 7bln, "Spongebob, perahu dan matahari"

gambar Amay, 2th 8bln, "Ular dan kupu-kupu"

gambar Amay, 2th, 11bln, "Buaya dan burung hantu"

Saya selalu ingat tips Ms Budi (owner preschool tempat saya mengajar) supaya anak pandai menggambar, yaitu, "Jangan diberi penghapus". Penghapus membuat anak-anak tidak percaya diri dengan tangannya. Itu yang saya terapkan pada Amay, dan ia selalu percaya diri walaupun menggambar dengan pulpen sekalipun.

Read More