Anggota Keluarga Baru Itu Bernama Mayo...

Thursday, November 19, 2020

 

Sudah lama Mas Amay minta izin memelihara binatang di rumah. Dia ingin sekali memelihara kucing, karena teman-temannya memiliki kucing juga. Tapiii, jika mengingat  pengalaman buruk Mama Kepiting yang di waktu kecil pernah dicakar oleh binatang satu ini, tentu tidak mudah untuk mewujudkan keinginan Mas Amay. 

Nah, sebagai pengganti kucing, tahun lalu Papa membelikan seekor ikan. Namun, sedih sekali, tak berapa lama ikan itu mati. Kami menduga penyebabnya adalah cuaca yang ekstrim. Memang, saat ikan itu mati, cuaca sedang dingin-dinginnya. Padahal memelihara ikan adalah pilihan yang aman, karena ikan tidak akan menyerang. Namun, kematian si ikan membuat kami trauma.

~

Beberapa bulan belakangan, Amay kembali merengek-rengek minta kucing. Aduuuh, Mama sampai pusing. Mama mengusulkan hewan lain, hamster atau kelinci misalnya. Ia setuju, tetapi Mama tak kunjung membelikan binatang itu, hehe... Mama perlu waktu untuk berpikir. 

Mama mulai berubah pikiran ketika bulan lalu, Adek Aga belajar tentang tema binatang. Ada beberapa tugas sekolah yang tidak bisa ia kerjakan karena kami tidak memiliki binatang peliharaan. Tugas itu adalah memberi makan hewan peliharaan dan bermain bersama hewan peliharaan. Huhu, Adek Aga sempat sedih, tapi mau bagaimana lagi?

Qodarullah, sekitar dua minggu lalu, Ummi Malik (Umminya teman Aga), membuat status WA. Beliau menawarkan 4 ekor kucing bagi siapa saja yang ingin mengadopsi. Usianya sekitar 2 bulan, dan tak lagi menyusu pada induknya. 

Status WA Ummi Malik langsung Mama tunjukkan pada Papa. Papa sempat bertanya, "Bener, dirimu pengen adopsi?"

Mama jawab iya, tapi dengan berbagai macam syarat tentu saja. Salah satunya, Papa dan Mas Amay yang harus membersihkan pup-nya. Mama pun ngga mau dekat-dekat dengan si kucing. Pokoknya, si kucing harus jaga jarak dari Mama. Haha... 

Ya sudah... Sambil menunggu si kucing bisa dijemput (Ummi Malik ingin grooming kucingnya lebih dulu), kami mempersiapkan kandang, makanan, wadah makan dan minum, juga wadah pup beserta pasirnya. Diam-diam, Mama mempersiapkan nama untuknya. Mayo. Ya, Mayo, diambil dari nama jajanan Risoles Mayones kesukaan kami sekeluarga. 😂

Dan sampailah di hari di mana Mama dan Papa menjemput Mayo dari rumah Ummi Malik. Mama deg-degan, anak-anak pun sudah tidak sabar. Begitu Mayo sampai di rumah kami, suasana langsung berubah. Semua bahagia, termasuk Mama.

Memelihara Kucing

Mayo tak membutuhkan waktu yang lama untuk bisa beradaptasi dengan kami. Meski di awal kedatangannya ia tampak bingung, tetapi keesokan harinya ia sudah bisa "enjoy". Perlahan, kami pun belajar mengerti apa maunya. 

Witing tresno jalaran saka kulino...

Peribahasa ini sangat menggambarkan perasaan Mama saat ini. Seminggu memiliki Mayo, rasa sayang padanya tumbuh semakin besar. Oh, begini to rasanya punya peliharaan? Dulu, ketika ada yang menyebut peliharaannya dengan sebutan "anak", saya menganggapnya lebay. Ternyata memang begini rasanya. 

Rasa sayang memang tidak bisa diterjemahkan bagaimana mulanya.

Kehadiran Mayo, sedikit banyak mengubah hidup kami. Setelah memelihara kucing, setidaknya ada tiga perubahan positif pada anak-anak (terutama Mas Amay) yang bisa kami rasakan, seperti;
1. Intensitas memegang gadget sedikit berkurang. Baru sedikit sih, belum banyak, tetapi ini tentu menjadi awal yang baik. 
2. Mas Amay jadi lebih bertanggung jawab. Ia masih memegang komitmen untuk membuang pup setiap pagi-sore, juga menyiapkan makanan untuk Mayo.
3. Mayo mendatangkan keceriaan untuk seisi rumah. Meski kadang mengganggu, tetapi tingkahnya sangat lucu. Binatang berbulu ini suka sekali menemani kami memasak, "caper" saat kami sholat, manja saat tidur, dll. 

Hmm, semoga Mayo sehat selalu. Semoga Mayo betah di rumah ini, karena kata Papa, ketika nanti ia menginjak remaja, kita harus bisa merelakan dia. Kucing jantan, konon suka bertualang. Namun, jika ia merasa bahwa rumah ini adalah rumahnya, ia akan kembali lagi.

Manfaat Memelihara Kucing



Ditulis dengan Cinta, Mama

Read More

Mengompos, Upaya Penerapan Hablun Minal 'Alam

Thursday, November 12, 2020

hablun minal 'alam

Kemarin, di tugas belajar daringnya Mas Amay, ia diminta untuk menganalisa sebuah tulisan tentang Kakek Duha Juhaeri, Sang Penyelamat Lingkungan. Di situ tertulis bahwa Kakek Juhaeri berhasil mengubah kerusakan menjadi keteduhan. Saat mendampingi Mas Amay belajar itulah, tercipta sebuah diskusi di antara kami berdua, bahwa kewajiban ibadah bukan hanya sebatas sholat lima waktu, puasa, dan ibadah mahdhah lainnya. Ada banyak hal baik lainnya, yang jika kita lakukan dengan ikhlas, pun bisa bernilai ibadah.

Islam memang memiliki ajaran yang istimewa. Islam tidak hanya memerintahkan untuk beribadah kepada Tuhan saja (hablun min Allah), tetapi juga mewajibkan pemeluknya untuk membina hubungan yang baik dengan sesama manusia (hablun minannas) dan alam sekitar (hablun minal 'alam). Ketiganya sama pentingnya. Bahkan jika dicari dalil naqlinya, banyak sekali perintah untuk berbuat baik kepada sesama dan alam sekitar.

Dalam hubungannya dengan hablun minal 'alam, berikut ini adalah salah satu dalilnya;

"Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu orang-orang yang beriman." (QS. Al-A'raf [7]: 85)

Nah, mari kita tanya pada diri sendiri, hal baik apa yang sudah kita perbuat untuk lingkungan? Saya mengaku, sampai detik ini saya belum berbuat banyak. Saya masih "nyampah" setiap hari. Rumah yang kami tinggali saat ini pun berdiri di atas sawah yang telah "dilenyapkan".

Namun, pelan-pelan kami mencoba "berbuat baik" pada alam, dimulai dari hal-hal kecil seperti menanam tanaman di halaman rumah, meski lahan yang kami punyai sangat terbatas. Semoga tanaman-tanaman yang kami tanam bisa bermanfaat bagi lingkungan, misalnya untuk menghasilkan oksigen, menyediakan makanan bagi serangga, dll. Selain itu, kami juga mencoba untuk konsisten mengompos, agar sampah organik yang dihasilkan dari dapur kami masih bisa dimanfaatkan.

Baca : Kisah Menghadirkan Proses Metamorfosis di Rumah

Tentang mengompos, beberapa waktu lalu Mama Kepiting berkesempatan ngobrol bareng Ibu DK Wardhani, seorang dosen, penulis, pecinta lingkungan, yang juga merupakan founder dari kelas #mengompositumudah.

#KEBNgobrol soal sampah

Saat itu, banyak yang bertanya, bagaimana agar bisa konsisten memisahkan sampah organik dan anorganik, mengingat bahwa mengelola sampah adalah kegiatan yang ribet. Iya kan?

Ibu Dhini (panggilan akrab beliau) menjawab, "Kita harus punya strong why, motivasi internal, misalnya dari sisi spiritualitas, bahwa semua yang kita lakukan di dunia ini ada pertanggungjawabannya. Tentu kita pun sudah tahu apa bahayanya jika terus-terusan mengirim sampah ke TPA. Setelah itu, niatkan lillahi ta'ala, insya Allah apa yang kita lakukan ini worth it."

"Mengelola sampah adalah bentuk tanggung jawab kita sebagai manusia, karena kita sudah diizinkan untuk tinggal di sini. Dan sebenarnya, kita sedang mempersiapkan masa depan kita (bumi kita)." tambah beliau.

Benar sih, kalau kita abai terhadap kondisi lingkungan, entah apa yang akan terjadi sepuluh, lima belas, dua puluh tahun yang akan datang? Akankah udara yang kita hirup masih sesegar sekarang? Akankah air yang kita minum masih sebersih sekarang?

Mengompos itu ribet, memang. Pertama, kita harus memilah sampah terlebih dahulu. Kemudian, kita harus menyediakan tempat untuk sampah-sampah organik itu. Selanjutnya, kita masih harus rajin mengaduk setiap hari. Ribet memang. Namun, inilah ibadah. Setelah ilmu dan niat, kita diminta untuk bersabar saat menjalankannya.

Tentang 4 unsur dalam ibadah, Mama pernah menuliskan di sini: 4 Unsur dalam Ibadah

Jadi, untuk teman-teman yang belum mulai mengompos, yuk kita mulai perlahan-lahan. Jadikan kegiatan ini sebagai bagian dari gaya hidup. Siapa tahu, apa yang teman-teman lakukan bisa menginspirasi yang lainnya. Insya Allah, semakin banyak yang berbuat baik pada bumi, bumi pun akan tetap menjadi tempat ternyaman untuk ditinggali. 😊

 

Ditulis dengan Cinta, Mama

Read More

Dear Mama, Apakah Ketidaksempurnaan adalah Dosa?

Thursday, July 30, 2020


Assalamu'alaikum...

Udah lama banget Mama Kepiting ngga nulis di sini. Rasanya rinduuu, tapi apa daya, ada banyak pekerjaan yang menunggu diselesaikan juga. Sebenarnya di kepala ini ada banyak hal yang ingin dituliskan, termasuk pengalaman ketika Mas Amay dan Dek Aga terkena Flu Singapura beberapa waktu lalu. Tapi nanti dulu, yaaa.. Hari ini saya mau curhat dulu.

Ma, tahun ajaran baru sudah dimulai, ya... Dan anak-anak pun masih menjalani PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) karena pandemi corona yang sedang melanda. Rasanya ingin mengeluh, yaa, tapi semoga kita tidak saling menyalahkan karena memang tidak ada yang diuntungkan di sini, baik itu para guru, anak-anak, maupun orang tua. Semua memiliki bebannya sendiri-sendiri.

Kalau mau melihat sisi positifnya, mungkin untuk para ibu salah satu hikmahnya adalah bahwa kita dipaksa kembali ke fitrah sebagai madrosatul uula, sekolah utama untuk anak-anak kita. Namun, Ma, menjaga kewarasan diri memang penting adanya, supaya kita bisa menjadi tempat belajar ternyaman untuk mereka.

Jujur, saya sendiri belum menemukan formulanya. Terkadang hari-hari berjalan sempurna, tetapi ada kalanya berantakan juga. Seperti hari ini, ketika Mas Amay harus setor hafalan via voice note ke grup tahfidz kelasnya. Seperti biasa, semua kegiatan sudah dimulai setelah sholat shubuh. Adek Aga dengan hafalan, iqro', AISM, dan 1 lembar kegiatan. Mas Amay dengan muroja'ah dan hafalan.

Nah, rupanya mendekati periode bulanan saya, saya menjadi super sensitif, mudah marah, mudah juga menangis. Ketika Mas Amay melakukan sedikit kesalahan, saya resah. Saya menginginkan kesempurnaan, hingga menyuruhnya mengulang-ulang bacaan.

"Yaf'alu, Mas Amay... Bukan yaf alu. Ulang, yaa..."

"Hum... Him... Coba ھ-nya lebih tebal, jangan seperti ح

Lama-lama mungkin anaknya capek sehingga mood-nya berubah. Dari situ saya tersadar bahwa saya telah melakukan kesalahan. Saya menyesal.

"Rin, kamu aja ngga sempurna, teganya kamu menuntut kesempurnaan dari anak-anak," batin saya.

Entahlah, kepada Dek Aga saya lebih mudah memaklumi, tetapi mengapa kepada Mas Amay tidak bisa begitu? Maafkan Mama ya, Mas Amay. You know, Mama loves you so much.



~

Begitulah. Pada akhirnya, rekaman Amay yang pertamalah yang saya kirimkan, karena rekaman-rekaman berikutnya nyatanya tidak lebih baik dari rekaman pertama. Mungkin karena rekaman pertama dilakukan tanpa tekanan, ya?

Ya Allah, semoga amarah-amarah seperti ini tak terulang lagi. Bimbing saya, Ya Allah, agar bisa menjadi Mama yang baik untuk Mas Amay dan Dek Aga. Bimbing saya agar bisa mengontrol pikiran, perasaan, ucapan dan tingkah laku. Aamiin.



Read More

#TanyaMama 2; Apa Jadinya Jika "Bayi" 9 Tahun Bertanya Soal Pernikahan?

Saturday, June 6, 2020


Mengobrol dengan anak-anak sebelum mereka tidur, atau istilah kerennya adalah pillow talk, adalah momen yang paling Mama sukai. Saat seperti ini, kami jadi lebih mudah bicara dari hati ke hati. Namun, apa jadinya kalau tiba-tiba anak kita bertanya-tanya tentang pernikahan? Anaknya baru 9 tahun pula!
Jika Anak Bertanya Soal Pernikahan
"Laki-laki kalau lihat perempuan cantik, pasti langsung pengen menikah. Ya to, Ma?" tanya Mas Amay tiba-tiba.

Belum sempat Mama jawab, Mas Amay tanya lagi, "Kalau perempuan kayak gitu juga nggak, Ma? Kalau lihat laki-laki yang ganteng, langsung pengen menikah juga nggak?"

Mama diam sebentar, lalu jawab, "Ya nggak gitu juga sih, Mas. Mama kalau lihat orang ganteng, paling kagum aja sebentar. Nggak terus langsung pengen menikah gitu lah. Menikah itu kan nggak cuma lihat cantik atau gantengnya thok. Kita juga lihat keluarganya gimana, baik atau enggak. Terus sebagai perempuan, biasanya lihat pekerjaan laki-lakinya juga. Maksudnya, orang ini tekun bekerja apa enggak, karena ini penting. Kalau nggak kerja, nanti mau beli makan pakai uangnya siapa, ya kan?"

Mama menunggu respon Mas Amay. Dia cuma manggut-manggut sih. Lalu Mama pun penasaran, "Temennya Mas Amay ada yang cantik trus bikin Mas Amay pengen menikah po?"

Wkwkwk, entah ya, apakah pertanyaan spontan seperti itu dibenarkan oleh ilmu parenting? Tapi nggak penting lagi untuk diperdebatkan sih, karena sudah terlanjur ditanyakan juga, hehe. Yang jelas, Mas Amay bilang belum tahu.

Ya sudah, kalau belum ada yang disuka mah, hihi... Baru 9 tahun juga kan. Semoga ketika nanti Mas Amay jatuh cinta untuk pertama kali, Mas Amay mau cerita sama Mama atau Papa. Toh, buat apa sembunyi-sembunyi, ya kan? 😀

Mama pun berpesan pada Mas Amay, "Yang penting sekarang tuh Mas Amay belajar yang rajin, supaya jadi anak yang pinter. Kalau pinter, peluang untuk dapat pekerjaan yang bagus itu biasanya lebih besar. Kalau pekerjaannya bagus, insya Allah rezekinya juga bagus. Kan Mas Amay harus menafkahi istri dan anak-anaknya Mas Amay juga to?"

Amay manggut-manggut lagi. Lagian, pertanyaannya kok kejauhan amat yak? Wkwk, tapi ngga apa-apa sih, Mama malah jadi punya celah untuk menyampaikan konsep pernikahan yang sesuai dengan value keluarga kami. Dan kalau diingat-ingat, sebenarnya ini bukan kali pertama Mas Amay bertanya soal pernikahan. 2 tahun lalu, Mas Amay pernah bertanya tentang hal ini.


(Gara-gara nulis ini akhirnya terpikir untuk jadiin pertanyaan-pertanyaan Mas Amay, dan mungkin juga Dek Aga nantinya, disatukan dalam satu label khusus #TanyaMama, yang tentu jawabannya juga terserah Mama Kepiting lah, yaa...)

*

Banyak yang tanya, kenapa kok Mas Amay kepo banget tentang serba-serbi pernikahan? Mama juga nggak tahu. Memang sejak kecil Mas Amay suka banget menanyakan hal-hal yang kedengaran "aneh" untuk seusianya.

Lalu apakah ini wajar? Dari beberapa sumber yang Mama baca sih, insya Allah nggak apa-apa. Justru katanya, kita sebaiknya membantu anak-anak untuk memahami seluk-beluk pernikahan sejak dini. Daripada mereka tahu dari orang lain atau tempat lain, ya kan?


If you don’t pass your values on to your kids, someone else will


Nah, karena Mas Amay baru 9 tahun, tentunya informasi yang kita sampaikan juga harus disesuaikan dengan usianya. Nanti perlahan-lahan kita tambah "dosis"nya.

Tentang pernikahan, anak-anak harus tahu bahwa;

1. Pernikahan adalah sebuah berkah, bukan beban masalah


Kita  sering mendengar ucapan pernikahan seperti; selamat mengarungi bahtera rumah tangga, yang menunjukkan bahwa menjalani sebuah ikatan pernikahan itu layaknya mengarungi samudera.  Kadang kita menemui arus yang tenang, menikmati angin yang berhembus pelan, tetapi di depan sana, mungkin kita juga akan menemui ombak besar atau hantaman badai.

Ya, memang kurang lebih seperti itu. Namun, ketika kita bersama-sama, kita akan mendapatkan pernikahan yang luar biasa. Pernikahan yang menyenangkan, yang membahagiakan.

Jadi, anak-anak harus melihat Mama dan Papanya saling membahagiakan satu sama lain. Cara paling simpel, sering-seringlah memuji pasangan. Nah, di sini Mama jadi sadar, mungkin hal inilah yang jadi trigger kenapa Mas Amay tanya-tanya soal pernikahan, karena Mama sering bilang, "Mama jatuh cinta sama Papa." 😅


2. Pernikahan adalah tentang intimacy (kedekatan secara emosional dan psikologis), bukan hanya sebatas hubungan seksual


Ini mungkin bisa disampaikan nanti ketika anak-anak sudah menginjak remaja, yaa.. Kalau seusia Amay, dia belum tahu hubungan seks itu apa.

Beberapa waktu lalu ketika Mas Amay bertanya bagaimana cara adik bayi masuk ke perut Mama, Mama hanya menjelaskan bahwa perempuan bisa hamil, setelah menikah dengan laki-laki. Kalau perempuan nggak menikah, laki-laki nggak menikah, ya tentu nggak bisa punya anak.

Meski penjelasannya baru sebatas itu, tapi dia harus paham bahwa sesuai dengan value di keluarga kami, semua hubungan laki-laki dan perempuan harus melalui gerbang pernikahan terlebih dahulu.


3. Pernikahan yang bahagia, menempatkan "kita" sebelum "aku"


Setelah menikah, kita pun menjadi sebuah tim. Tujuan kita menjadi sama. Kita tidak saling bersaing, tetapi kita saling bekerja sama, saling mendukung, saling berkorban untuk satu sama lain, hingga bersama-sama merayakan keberhasilan.

Kalau kelak Mas Amay baca tulisan ini, mungkin Mas Amay bisa menangkap pengorbanan yang Mama maksud. Misalnya, ketika Mama memilih untuk jadi stay home mom, melepaskan mimpi Mama untuk jadi guru demi bisa menemani Mas Amay dan Dek Aga di rumah. Juga Papa, yang rela bekerja siang malam demi kita sekeluarga. Namun, Mas Amay dan Dek Aga harus tahu, meski ini disebut pengorbanan, tapi cintalah yang membuat Mama dan Papa melakukannya dengan penuh kebahagiaan.

Oya, meski kita adalah satu tim, tetapi kita tidak harus selalu sependapat. Mas Amay dan Dek Aga pasti ingat juga, Mama dan Papa pun pernah berantem, adu mulut, and so on. Namun, itu sama sekali bukan menjadi pertanda bahwa kita tidak lagi saling mencinta.

Laki-laki dan perempuan memang berbeda. Mau disetarakan bagaimana pun, nggak akan pernah bisa sama. Seperti di tubuh kita, ada tangan kanan, ada tangan kiri, bentuknya mungkin nyaris serupa, tetapi tangan kanan dan tangan kiri harus saling berseberangan untuk bisa menjalankan fungsinya bersama-sama.


4. Pernikahan adalah tentang memberi, bukan menuntut pemberian


Seperti penjelasan di atas, ketika kita sudah memutuskan untuk menikah, maka kita harus siap untuk saling membahagiakan satu sama lain. Kalau dibayangkan mungkin akan terasa sebagai beban, tapi, seorang pecinta, akan melakukan apapun untuk yang dicintainya. Ya, cinta bukan hanya tentang perasaan, tetapi juga tindakan.

Jika suami dan istri sama-sama melakukannya, maka insya Allah, pernikahannya akan menjadi pernikahan yang bahagia.

You don't get married to make yourself happy, you get married to make someone else happy.

5. Pernikahan bukanlah tujuan akhir, melainkan sebuah permulaan


Ketika seseorang sudah memutuskan untuk menikah, maka kehidupannya pun berubah. Untuk seorang perempuan, pernikahan adalah momen ketika tanggung jawab sang ayah berpindah kepada laki-laki yang dipilihnya. Dalam Islam pun, setelah perempuan menikah, ridho Allah tergantung pada ridho suami terhadapnya.

Laki-laki pun demikian. Ketika memutuskan untuk menikah, maka kewajibannya pun bertambah. Itulah sebabnya, pernikahan bukanlah tujuan akhir, tetapi justru merupakan sebuah permulaan.

*

Wiiih, jadi panjang gini, yaa... Ini mau ngomong sama anak-anak tapi kok bahasanya berat bener? Eh, tapi jangan remehkan kemampuan anak, lho, karena anak adalah penyerap informasi yang hebat. Percakapan yang singkat, sederhana, dilakukan dari waktu ke waktu, akan membangun fondasi pengetahuan yang kuat. Seiring dengan pertambahan usia anak, tambahkan pula "dosis" informasinya.

Kalau kita ingin anak-anak kita terbuka tentang perasaannya, -mungkin ketika remaja nanti- tentang lawan jenis yang disukainya, maka kita perlu membiasakannya sejak sekarang. Jatuh cinta itu fitrah. Namun, bagaimana cara mengelola perasaan cinta, itu adalah bagian penting yang harus kita ajarkan.



Ditulis dengan Cinta, Mama


Read More

Waspadai, Ma! Inilah Macam-macam Penyakit yang Disebabkan oleh Bakteri

Thursday, May 28, 2020

Pembaca mamakepiting mungkin masih ingat kalau akhir tahun lalu, Mas Amay sempat terkena impetigo. Apa itu impetigo? Impetigo adalah infeksi kulit piogenik (menghasilkan nanah pada luka yang mengalami infeksi) yang disebabkan oleh bakteri. Hati-hati ya, Ma, karena penyakit ini biasa menyerang anak-anak.


Selain impetigo, ada banyak lagi penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang harus kita waspadai, di antaranya;

1. Tipes

Jangan bosan mengingatkan anak-anak untuk tidak jajan sembarangan, karena alih-alih bisa kenyang, justru penyakitlah yang datang. Tipes, salah satunya. Gejalanya bisa berupa demam tinggi, diare atau konstipasi, sakit kepala, dan sakit perut.

Penyakit tipes disebabkan oleh bakteri bernama Salmonella typhosa yang menyebar melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi. Penyakit ini rentan terjadi pada anak-anak karena selain kesadaran akan pentingnya kebersihan masih minim, juga karena sistem kekebalan tubuh pada anak-anak belum sempurna.

Salmonella typhosa
Salmonella typhosa, sumber: Outbreak News Today

Lihat bakterinya aja merinding gitu, kan, Ma? Udah deh, lebih baik dibilang cerewet, Ma, daripada anaknya kenapa-kenapa. Apalagi, penyakit tipes tidak bisa dianggap remeh juga. Bila tidak segera ditangani, Salmonella typhosa bisa menyebar ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah. Apabila bakteri sudah menyebar ke luar sistem pencernaan, bakteri berpotensi merusak organ dan jaringan dalam tubuh, dan bisa menyebabkan komplikasi serius.

Serem kan, Ma?

2. Diare

Penyakit ini termasuk sering dialami oleh anak-anak. Umumnya, penyebab diare adalah karena infeksi bakteri, virus atau parasit. Namun, diare juga bisa disebabkan karena alergi makanan, atau intoleransi terhadap laktosa dan fruktosa. 

Jangan sepelekan diare pada anak, Ma, karena diare dapat menyebabkan dehidrasi yang berujung pada kematian. Huhu, jadi teringat waktu Mas Amay umur 7 bulan dulu, dia sempat terserang diare dan harus dirawat di Rumah Sakit selama kurang lebih seminggu.

Tapi Mama bersyukur, Mama telah melakukan pilihan terbaik, karena tak lama setelah itu, anak tetangga Nin di Majalengka ada yang meninggal karena diare. Dan dia seumuran dengan Mas Amay. 😢


3. Meningitis bakterialis

Konon, penyakit inilah yang telah merenggut nyawa musisi kebanggaan Indonesia, Glenn Fredly, beberapa waktu lalu. Meningitis bakterialis adalah kondisi infeksi pada selaput yang melindungi otak dan saraf tulang belakang yang disebabkan oleh bakteri.


Ciri Meningitis
ciri penyakit meningitis, sumber: honestdocs

Mengutip dari honestdocs, ciri-ciri utama meningitis adalah sbb:
- Demam
- Sakit kepala berkepanjangan
- Leher kaku
- Bingung 
- Mual dan muntah 
- Sensitif terhadap cahaya 
- Pegal-pegal 
- Ruam kulit
- Pada anak, ia jadi susah makan, tak nyaman bila disentuh oleh orang lain, sering menangis, dan tak seaktif biasanya
- Menurunnya kemampuan bicara, mengingat, mendengar, serta melihat

Yang harus diwaspadai adalah, penyakit ini menular, dan penanganannya membutuhkan waktu yang tidak sebentar.

4. TBC

Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. TBC dapat menular dengan mudah melalui sekresi batuk penderita yang menyebar di udara. Ketika bakteri di udara terhirup ke paru-paru orang lain, maka orang tersebut pun akan mudah terinfeksi dan menderita TBC. Inilah pentingnya penggunaan masker pada orang yang sakit.

5. Leptospirosis


Gejala Leptospirosis
Gejala penyakit Leptospirosis, sumber: www.kla.id

Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Leptospira sp yang mengkontaminasi makanan atau minuman. Biasanya, hewan yang menjadi pembawa bakteri Leptospira adalah tikus dan anjing. Umumnya penyakit ini mewabah di area bekas banjir atau area kumuh yang banyak tikusnya.

Main hujan atau becek-becekan di genangan air memang menyenangkan. Namun, tak boleh lupa untuk selalu membersihkan badan dengan benar ya, Ma...


Sebenarnya masih ada banyak penyakit lain yang disebabkan oleh bakteri, tetapi yang terpenting sekarang adalah upayakan untuk selalu menjaga kesehatan. Makan makanan yang menyehatkan, minum yang cukup, istirahat yang cukup, jangan lupa olahraga dan rajin cuci tangan. Ajak anak-anak untuk hidup sehat juga, ya, Ma! Salam Sehat! :)



Ditulis dengan Cinta, Mama
Read More

School From Home, Mas Amay Membuat Pisang Geprek

Saturday, March 21, 2020


Kehadiran virus corona memang membuat kita kewalahan ya, Ma ... Makhluk kecil yang tak terlihat itu sudah membuat kacau seisi dunia. Di satu sisi, bumi seolah sedang memulihkan dirinya dari segala efek buruk perilaku kita. Di sisi lain, kita belum siap menghadapi ini semua. 

Di Indonesia sendiri, per hari ini setidaknya ada 450 orang yang positif terinfeksi COVID-19. 38 di antaranya meninggal dan 20 orang sudah dinyatakan sembuh. Ini yang sudah diketahui atau terdeteksi, sedangkan kita tahu, ada banyak warga yang ngeyel alias tidak patuh terhadap perintah social distancing, dan hal ini bisa saja membuat jumlah sebenarnya lebih banyak.

Maka dari itu, Mama Kepiting sangat mendukung gerakan #dirumahaja untuk kita yang memang tidak perlu pergi ke mana-mana. Mama juga mendukung pemberlakuan #SchoolFromHome bagi anak-anak sekolah selama dua minggu ini, sebagai bentuk ikhtiar untuk menjaga kesehatan anak-anak kita.

Memang, social distancing bukanlah hal yang mudah dipahami oleh anak-anak. Adek Aga dari kemarin sudah mengeluh, tak sabar ingin sekolah dan bermain dengan teman-temannya. Mas Amay juga sama. Ia bahkan sempat merengek mengajak pergi berenang. Tentu permintaan mereka tidak bisa Mama penuhi mengingat kondisi saat ini.

Nah, untuk menghilangkan kebosanan, tadi pagi Mama mengajak anak-anak untuk membuat Pisang Geprek. Dinamakan Pisang Geprek karena setelah digoreng, pisangnya digeprek alias dipipihkan. Hihi... Mas Amay membantu Mama mengupas pisangnya, sekalian berlatih menggunakan pisau.


Setelah dikupas, pisang digoreng di atas teflon menggunakan margarin. Mas Amay juga membantu Mama menggorengnya. Awas, pakai api kecil saja supaya tidak cepat gosong. Jangan lupa juga untuk rajin membolak-balik pisangnya.

Mas Amay bilang, "Kalau tinggal satu (yang belum dibalik), pasti jadi lebih susah (membaliknya)."



Setelah semua pisang selesai digoreng, siapkan bahan-bahan untuk topingnya, yaa...

Kalau ayam geprek menggunakan sambal untuk topingnya, pisang geprek buatan kami menggunakan toping susu kental manis dan meses. Sebenarnya akan lebih lengkap jika ditambah parutan keju di atasnya, tapi karena sedang tidak ada stok, jadi kami pakai bahan yang ada di rumah saja.

Lihat, Adek Aga membuat Pisang Geprek spesial untuk dirinya sendiri. Yang membuatnya spesial adalah mesesnya yang berlimpah. Suka-suka dia pokoknya. 


Sudah selesai! Pisang Geprek siap dimakan. Alhamdulillah, anak-anak suka dengan makanan ini. Adek Aga bahkan langsung habis tiga biji. 😁


Gampang banget kan membuat Pisang Gepreknya? Selain caranya mudah, bahan-bahannya juga murah. Anak-anak juga mendapat porsi yang cukup banyak di kegiatan ini. Untuk Mama yang mungkin sudah dilanda stres dengan adanya School From Home, mungkin apa yang kami lakukan tadi bisa jadi ide untuk Mama di rumah. Selamat bersenang-senang dengan anak-anak, Ma! 😊


Ditulis dengan Cinta, Mama
Read More

Tembang Pocung lan Batangane

Saturday, March 14, 2020


Mas Amay kuwi, yen ana pasinaon Basa Jawa, banjur rada mumet amarga dheweke ora mudeng dening ukara-ukara kang ora umum dienggo sedina-dina. Simboke wae durung karuan ngerti, apa maneh Mas Amay, ya to? Mula nalika ana pitakonan bab Tembang Pocung lan batangane, simboke kudu sabar olehe mulang, uga sabar nalika nggoleki wangsulane.

Tembang Pocung iku ngandhut piwulang luhur lan ngelingake marang pepati, amarga tembung pocung cedhak karo tembung pocong. Tembang Pocung uga  ana kang awujud cangkriman, yaiku tetembungan utawa unen-unen sing kudu dibatang kekarepane amarga tetembungan mau nduweni teges sing dudu sabenere.

Tembang Pocung lan Batangane
Tembang Pocung lan Batangane

Tembang Pocung kang wujude cangkriman, contone:

1. Bapak Pocung renteng-renteng kaya kalung
Dawa kaya ula
Pencokanmu wesi miring
Sing disaba Si Pocung mung turut kutha

Sapa sing bisa mbedhek cangkriman Tembang Pocung ing dhuwur iku?

Carane, awake dhewe kudu nemtokake, apa sing wujude renteng-renteng utawa jejer-jejer, dawa kaya ula, mencok ana ing wesi, lan mlaku turut kutha? Bener banget, wangsulane yaiku SEPUR.


2. Bapak Pocung anane ing tanah kudus
Pinter nyimpen toya
Mangka tumpakaning jalmi
Gigir mrenjul suku panjang gulu dawa

Kepiye carane golek wangsulan kanggo cangkriman ing dhuwur? Sepisan, awake dewe kudu mangerteni tegese tembung-tembung angel sing ana ing cakepan iku.

Kudus yaiku suci. Tanah kudus, tegese tanah suci.
Pinter nyimpen toya, tegese pinter nyimpen banyu.
Tumpakaning jalmi, tegese ditumpaki manungsa.
Gigire mrenjul, sikile dawa, gulune uga dawa.

Sing biasane urip ing tanah suci, pinter nyimpen banyu, gigire mrenjul, sikile dawa, gulune uga dawa, lan dadi tumpakane manungsa, yaiku UNTA.


3. Bapak Pocung amung sirah lawan gembung
Padha dikunjara
Mati sajroning ngaurip
Mijil bakal Si Pocung dadi dahana

Pocung kang wujude namung sirah lan awak/weteng, panggone dikurung supaya ora bisa metu, yen metu dadi geni (dahana tegese geni), yaiku PENTOL KOREK/REK.


4. Bapak Pocung sato mring jalma biyantu
Aran limang sastra
Sastra pungkasan n tinulis
Yen wuwuh g mengku teges tirta panas

Sepisan, mangerteni tembung-tembung sing angel, kayata:
Sato, tegese kewan
Jalma, tegese manungsa
Biyantu, tegese ngewangi
Sastra, tegese aksara (huruf)
Pungkasan, tegese keri dhewe
Tirta, tegese banyu. Tirta panas, yaiku jarang.

Kewan sing bisa ngewangi manungsa, nduweni aksara lima, aksara keri dhewe yaiku n, yen ditambahi g dadi tirta panas utawa jarang, yaiku JARAN.


5. Bapak Pocung sasedulur ana pitu
Tan ana kang padha
Mati enem urip siji
Dulur pitu tan nate urip bebarengan

Pocung sing sak sedulur ana pitu. Pitung sedulur iku beda kabeh, ora ana sing padha. Pitung sedulur iku sing makarya namung siji, dene liyane leren. Ora nate bebarengan, gilir gumanti saka sedulur siji tekan pitu lan bali siji maneh. Karep utawa wose tembang ing dhuwur yaiku DINA (Senin, Selasa, Rebo, Kemis, Jemuah, Sebtu, Ahad).

Wis ya, 5 dhisik, kapan-kapan dak terusake olehe nyerat Tembang Pocung lan Batangane, yen kober. Pawelingku, aja lali karo Basa Jawa, gaes.


Ditulis dengan Cinta, Mama
Read More

Pertolongan Pertama pada Demam Anak dengan Hansaplast Cooling Fever Disney

Friday, February 28, 2020

Hari Rabu kemarin, saya dihubungi ustadzahnya Aga. Kata beliau, Aga menangis dan mengeluh sakit perut. Saya sempat bingung, apa yang menyebabkan anak saya sakit? Karena jika diingat-ingat, sarapan paginya juga baik-baik saja. Tidak ada yang aneh.

Akhirnya, daripada cuma mengira-ngira dan jadi kepikiran, saya pun langsung bergegas menjemput Aga pulang.


Ketika saya jemput, Aga sedang dipangku oleh Ust Nur. Ust Nur juga sudah mengolesi perut Aga dengan minyak kayu putih. Alhamdulillah, saya sangat bersyukur karena ustadzah di sekolah sangat care pada anak-anak.

Di perjalanan pulang naik motor, Aga pegangan ke perut saya. Saat itulah saya merasakan tangannya panas. "Ya Allah, jadi demam gini," batin saya. 😢

Namun, saya teringat dengan sebuah artikel yang pernah saya baca. Intinya adalah, jangan terlalu cepat menganggap demam sebagai musuh, dan jangan pula terburu-buru untuk mengobatinya, karena demam sejatinya merupakan suatu tanda bahwa sistem imun sedang bekerja untuk melawan infeksi virus, bakteri, jamur atau zat asing lain yang masuk ke dalam tubuh.

Pada saat demam, suhu tubuh meningkat hingga lebih dari 38°C, dari suhu normal yang berkisar antara 36,1°C - 37,2°C. Dan biasanya sebagai ibu kita langsung gercep alias gerak cepat dengan memberikan obat penurun panas karena tidak tega melihat anak sakit dan tak seceria biasanya. Tidak salah, sih. Kita memang tidak boleh menyepelekan perubahan kondisi tubuh, ya kan? Apalagi pada anak-anak, yang terkadang masih bingung menjelaskan apa yang ia rasakan.

Nah, karena demam merupakan gejala dari suatu kondisi atau penyakit, maka pengobatannya perlu disesuaikan dengan penyebabnya. Penyebab demam sendiri sangat beragam, tergantung kondisi masing-masing penderita, misalnya; 
  1. Imunisasi. Ibu-ibu muda macam saya (uhuk), biasanya sudah "menyiapkan hati" menjelang jadwal imunisasi. Saat-saat imunisasi memang selalu menjadi momen harap-harap cemas. "Habis ini demam ngga ya?" Seperti itu. Tapi biasanya saat imunisasi, saya "dibekali" penurun demam oleh dokter atau bidan sih. 😊
  2. Infeksi virus dan bakteri, misalnya meningitis, tifus, disentri, cacar air, dan infeksi saluran kemih.
  3. Penyakit akibat gigitan nyamuk, seperti demam berdarah, malaria, dan chikungunya.
  4. Gangguan hormon, misalnya pada arthritis dan hipertiroidisme (kelenjar tiroid yang terlalu aktif).
  5. Demam karena efek samping dari jenis obat tertentu.
  6. Paparan sinar matahari langsung secara berlebihan.
  7. Keracunan makanan.
  8. Tumbuh gigi pada bayi.

Setelah penyebab demam diketahui, kita bisa menentukan bagaimana penanganan selanjutnya. Jika demam mengakibatkan situasi seperti; kesulitan bernapas, muntah-muntah, sakit perut, buang air besar berdarah, nyeri dada, sakit kepala parah, kenaikan suhu badan, atau menimbulkan perasaan gelisah atau bingung tanpa alasan, maka kita harus segera menghubungi dokter.

Jika kondisi tubuh anak masih memungkinkan untuk dirawat di rumah, yang ditandai dengan masih menanggapi ekspresi dan suara kita, masih responsif, masih minum banyak air dan masih bisa bermain, maka yang diperlukan antara lain;
1. Istirahat yang cukup
2. Gunakan pakaian yang tipis dan nyaman
3. Tinggal di ruangan dengan udara yang sejuk
4. Banyak minum air agar tidak dehidrasi
5. Kompres
6. Pemberian obat penurun demam




Untuk poin nomor 5, kebetulan Aga termasuk anak yang suka risih apabila dikompres dengan handuk yang diberi air. Alhamdulillah, zaman sekarang kita dipermudah dengan kehadiran Hansaplast Cooling Fever, yaitu kompres demam yang praktis, ngga gampang jatuh meski posisi tidur anak miring-miring atau tengkurap, tapi juga dapat memberikan sensasi sejuk di dahi. Ditambah lagi sekarang ada Hansaplast dengan karakter favoritnya Aga, yaitu Disney Frozen dan Marvel Avengers.

Melanjutkan cerita soal sakitnya Aga kemarin, setelah sampai rumah, saya pun menempelkan Hansaplast Cooling Fever ke dahinya. Kebetulan dia pilih karakter Disney Frozen, karena karakter Marvel Avengers-nya disayang-sayang. Save the best for the last pokoknya, xixixi... Kemudian, ia tidur. Bangun tidur, Aga merasa harus belajar karena dia pulang terlalu pagi, wkwkwk.. Ada-ada saja. 😂




Ya, karakter Disney Frozen dan Marvel Avengers pada Hansaplast Cooling Fever ini memang dapat mengalihkan perhatian Aga dari rasa tidak nyaman karena demam dan sekaligus membuatnya merasa sedang melawan demam dengan karakter favoritnya. Asik kan? 😄 Selain itu, aroma Peppermint dan Wintergreen Oil juga dapat menenangkan anak dan membuat anak merasa tidak sedang menggunakan obat.

Sekarang, pertolongan pertama pada demam udah #GakPakeDrama lagi sejak ada Hansaplast Cooling Fever Disney Frozen dan Marvel Avengers. Mama juga sebaiknya sedia Hansaplast Cooling Fever di rumah, karena sistem kekebalan tubuh anak-anak yang masih lemah, membuat mereka lebih berisiko mengalami demam.

Agar demam tak lagi datang, kita bisa melakukan pencegahan dengan menerapkan pola hidup bersih, seperti; membiasakan mencuci tangan setiap kali terpapar dengan benda atau lingkungan yang tidak steril, menutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin, dan tidak saling meminjamkan peralatan makan dan minum. Semoga anak-anak kita senantiasa diberi kesehatan dan keselamatan ya, Ma. Aamiin aamiin YRA. 😊

Omong-omong, beli Hansaplast Cooling Fever Disney-nya di mana? Di toko obat, apotek, insya Allah sudah ada. Di e-commerce seperti Lazada, Blibli, dan yang lainnya juga ada. Untuk informasi lebih lengkap, Mama bisa mengunjungi www.hansaplast.id atau melalui akun Instagram-nya di @hansaplast_id dan Facebook Fanpage @HansaplastID


Ditulis dengan Cinta, Mama
Read More

Pelajaran Bahasa Jawa Lebih Susah dari Bahasa Inggris?

Thursday, February 20, 2020

Mama Kepiting lahir dan besar di Purworejo, kemudian saat ini tinggal di Solo. Sejak lahir sampai kini beranak-pinak, Mama tinggal di Jawa Tengah. Mas Amay dan Dek Aga pun lahir di Jawa Tengah. Namun, sebagai orang Jawa, sehari-hari kami malah menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pergaulan. Dipikir-pikir, kami ini sungguh keterlaluan.

Meski ayah mereka berdarah Sunda, tetapi memang tidak seharusnya kami melupakan bahasa ibu, yaitu Bahasa Jawa. Ya, memang Bahasa Jawa adalah bahasa yang sulit, bahkan lebih rumit dibandingkan Bahasa Inggris. Tapi hal itu tidak boleh dijadikan alasan untuk kami mengenyahkan Bahasa Jawa dari kehidupan sehari-hari. 

Maka dari itu, kami ingin memulai dari hal-hal sederhana. Seperti tadi pagi misalnya, Mama berbicara dengan Mas Amay menggunakan basa krama. Pelan-pelan, semoga lama-lama bisa menjadi kebiasaan.

Pasinaon Basa Jawa kelas 3 SD
Buku Aku Bisa Basa Jawa 3, sumber: togamas.com

Omong-omong soal Pelajaran Bahasa Jawa, beberapa waktu lalu Mama dibuat pusing dengan pelajaran Basa Jawa kelas 3 SD. Ya begitulah, PR-nya Mas Amay adalah PR Mama juga to? Karena mencari jawaban di Google pun tidak banyak membantu, akhirnya Mama bertanya pada teman-teman melalui status WhatsApp. 

Thanks to technology... Eh, lha malah nganggo Basa Inggris...

Lalu, apakah yang membuat kami pusing?

Ini lho, istilah dalam Bahasa Jawa yang tidak umum dipakai sehari-hari. Alhamdulillah, setelah tanya ke sana kemari, Mama pun memperoleh jawabannya. Terima kasih untuk teman-teman yang sudah membantu. 😘

Dan inilah kosakata Bahasa Jawa beserta artinya;

1. Angungak tegese niliki (Indonesia: melongok)
2. Ngudi tegese golek
3. Tan tegese ora
4. Nate tegese tau (Indonesia: pernah)
5. Mayug-mayug tegese obah-obah arep rubuh mengarep (Indonesia: bergoyang-goyang seperti mau roboh)
6. Dikunjara tegese dikurung supaya ora bisa metu (Indonesia: dipenjara)
7. Toya tegese banyu, tirta
8. Jalmi tegese manungsa
9. Suku tegese sikil
10. Dahana tegese geni, agni
11. Renteng-renteng tegese jejer-jejer
12. Kendel tegese mandheg
13. Kusuma tegese kembang
14. Gembung tegese weteng utawa awak
15. Mijil tegese metu, medal

Itulah beberapa istilah dalam Bahasa Jawa beserta artinya. Semoga bermanfaat, yaa... Oya, Mama jadi terpikir untuk membuat label "Basa Jawa". Semoga nanti bisa rutin menulis tentang Basa Jawa, supaya bisa jadi tempat untuk belajar bersama.


Ditulis dengan Cinta, Mama
Read More

Dongeng tentang Semut yang Pandai Berhemat

Thursday, February 13, 2020


Suatu hari di sebuah kerajaan, seorang Raja tengah menikmati santapannya di meja makan. Namun, sejurus kemudian dilihatnya seekor semut sedang berjalan sambil membawa remahan makanannya. Sesungguhnya ia tidak berkenan dengan perbuatan semut yang telah mengambil makanannya secara diam-diam itu. Namun, Raja adalah seorang yang bijaksana. Alih-alih marah, beliau malah menyapa si semut.

"Hai, semut." Sapa Sang Raja.

Semut yang terkejut, menjawab sapaan Raja dengan terbata-bata, "Pa ... Pa ... Paduka Raja."

"Apa yang sedang kamu bawa?" tanya Raja.

"Ampun, Paduka. Hamba telah lancang mengambil makanan Paduka." jawab semut.

"Kenapa kamu mengambil makananku?" 

"Ampun, Paduka. Hamba sudah berkeliling mencari makanan, tetapi hamba tidak menemukan apa-apa, sehingga hamba terpaksa mengambil makanan Paduka di meja." jawab semut lagi.

Raja yang mendengar pengakuan semut kemudian merasa iba, "Kasihan sekali semut ini," ujarnya dalam hati. Beliau juga menilai bahwa si semut memiliki sopan santun serta sifat yang jujur. Raja pun segera mencari cara agar semut tak lagi kekurangan makanan tanpa harus mengganggu kegiatan makannya di meja makan.

Raja kemudian bertanya kembali pada semut,  "Semut, berapa banyak makanan yang kamu butuhkan dalam satu tahun?"

Semut menjawab, "Sepotong roti, Paduka."

"Kalau begitu, maukah kau kuberi sepotong roti untuk kebutuhan makanmu selama setahun, tetapi selama itu pula kau harus tinggal di dalam sebuah bejana?" 

"Hamba bersedia, Paduka." Jawab semut, patuh.

Raja pun mengambil sebuah bejana, kemudian menaruh sepotong roti di dalamnya. "Apakah ini cukup, semut?"

"Lebih dari cukup, Paduka." Jawab semut lagi. Ah, semut memang sangat pandai bersyukur.

Setelah itu, Raja memasukkan semut ke dalam bejana tersebut, kemudian menutupnya. Sebelumnya, Raja berjanji pada semut bahwa beliau akan datang kembali satu tahun yang akan datang. Kini, semut telah berada bersama rezekinya selama satu tahun.

Dongeng Raja dan Semut
Dongeng Semut yang Pandai Berhemat

Satu tahun kemudian, Raja menepati janjinya. Beliau membuka tutup bejana untuk memeriksa keadaan semut. Namun, betapa terkejutnya beliau ketika melihat semut masih menyisakan separuh potongan roti. Beliau kemudian bertanya pada semut,

"Semut, mengapa kamu masih menyisakan rotimu? Bukankah dulu kamu bilang kamu membutuhkan sepotong roti untuk satu tahun?"

Semut menjawab, "Ampun, Paduka, selama satu tahun ini hamba memang hanya memakan separuh potong roti. Separuhnya lagi hamba sisakan untuk berjaga-jaga seandainya Paduka lupa membuka tutup bejana ini."

Raja takjub mendengar penjelasan semut. Lihat, semut saja pandai berhemat, pandai mengatur kebutuhan hidup. Manusia seharusnya bisa meneladani sikap semut dalam mengelola rezeki dari Yang Maha Kaya.

Pesan untuk Mas dan Adek:
Rezeki dari Allah selalu cukup untuk hidup, tapi tak akan pernah cukup untuk menuruti gaya hidup. Hidup itu murah, gengsilah yang membuatnya mahal.


Ditulis dengan Cinta, Mama

Read More

Tips Berhijab untuk Wajah Lonjong

Friday, February 7, 2020

Jadi perempuan memang terkadang ribet ya, Ma... Hijab untuk wajah lonjong, bulat, atau kotak saja dipikirkan dan dipertimbangkan. Dan ya, masing-masing membutuhkan sentuhan tersendiri, agar tampilan kita jadi enak dipandang.

Untuk Mama-Mama yang berhijab, model hijab yang kita kenakan sebaiknya disesuaikan dengan bentuk wajah kita, karena dengan model hijab yang tepat, penampilan kita akan jadi lebih menarik, dan hal ini tentu berpengaruh juga pada kepercayaan diri. Untuk Mama yang memiliki wajah lonjong, Mama bisa menerapkan tips berhijab untuk wajah lonjong berikut ini:

1. Gunakan ciput atau inner hijab yang bisa menutupi sebagian dahi. Dengan tertutupnya sebagian dahi, wajah tak lagi terkesan lonjong dan akan terlihat lebih padat dan proporsional. Ciput atau inner hijab yang sangat pas digunakan untuk wajah lonjong adalah model bandana seperti foto di bawah ini.

Tips berhijab untuk wajah lonjong
Inner Hijab yang menutupi dahi untuk wajah lonjong, pict source: beautynesia.id

2. Gunakan hijab yang berbahan tebal. Hijab yang berbahan tebal dapat menambah kesan berisi pada wajah. Oya, Mama juga bisa memilih hijab yang bermotif supaya wajah terlihat lebih padat.

Tips berhijab untuk wajah lonjong
bahan hijab yang tepat untuk wajah lonjong, pict source: brilio.net

3. Gunakan hijab dengan model layer atau berlapis. Tujuan memberi aksen layer pada hijab adalah untuk menyeimbangkan tatanan wajah agar terlihat lebih bervolume atau berisi pada wajah lonjong. Saat membentuk layer, usahakan agar lipatan membentuk gelombang untuk memberikan kesan berisi pada sisi kanan dan kiri wajah. 

Tips berhijab untuk wajah lonjong
hijab untuk wajah lonjong, pict source: hijab.dream.co.id

4. Jangan menggunakan cepol, jangan pula mengikat rambut terlalu tinggi, karena hal ini akan membuat wajah terkesan semakin lonjong. Kalau rambut Mama panjang dan menghasilkan ikatan yang besar, letakkan ikatan di belakang kepala dan jangan melebihi tinggi kepala.

5. Hindari penggunaan hijab yang terlalu mancung, karena hijab dengan model ini justru akan membuat wajah semakin terkesan kecil dan memanjang.

6. Hindari penggunaan anting-anting hijab. Ya, meski anting-anting hijab sedang menjadi salah satu trend hijab akhir-akhir ini, tetapi anting-anting hijab tidak cocok untuk Mama yang berwajah lonjong, karena benda ini akan semakin mempertegas bentuk wajah yang panjang.

7. Pilih warna hijab yang sesuai dengan warna kulit. Pemilihan warna memang menjadi faktor penting dalam memilih jilbab. Salah pilih warna bisa bikin wajah terlihat kusam, lho, Ma!

Untuk poin nomor 7, ini dia tips memilih warna hijab yang sesuai dengan warna kulit:

* Untuk Mama yang memiliki kulit putih, Mama bisa menggunakan hijab dengan berbagai warna. Namun, sebaiknya hindari warna-warna nude untuk hijab yang Mama kenakan, karena warna nude akan membuat kulit putih terlihat pucat. 

* Jika Mama memiliki kulit kuning langsat, maka warna yang harus dihindari adalah warna-warna yang memiliki tone keemasan, seperti; caramel, gold, coklat, juga orange. Warna-warna ini akan memberikan kesan kusam pada kulit kuning langsat.

* Mama yang memiliki kulit sawo matang, sebaiknya gunakan hijab dengan warna-warna pastel, karena warna dengan tone lembut seperti ini akan membuat kulit terlihat lebih cerah. Hindari penggunaan hijab dengan warna coklat karena bisa membuat kulit terlihat kusam.

* Untuk Mama yang berkulit gelap, jangan minder, Ma. Kulit berwarna gelap justru lebih menguntungkan dibandingkan kulit dengan warna medium seperti kuning langsat dan sawo matang, karena dengan kulit gelap, semua warna bisa Mama kenakan.

Baiklah, itu dia tips berhijab untuk wajah lonjong, plus tips memilih warna hijab yang sesuai dengan warna kulit. Mama bisa terapkan tips di atas saat belanja nanti, supaya tidak salah dalam memilih model hijab. Apalagi beberapa bulan lagi insya Allah kita akan merayakan lebaran, ya kan? Oya, belanjanya dari sekarang saja, Ma, supaya nanti saat Ramadhan kita bisa beribadah dengan tenang, dan ngga repot mikir baju lebaran lagi. Xixixi...


Read More

Bagaimana Cara Mengatasi Kecanduan Gadget pada Anak?

Tuesday, January 14, 2020

Halo, Ma ... Akhir-akhir ini kita sering mendengar istilah Generasi X, Generasi Y, Generasi Z, sampai Generasi Alpha, kan? Namun, sudah pahamkah kita dengan istilah ini? Salah satu generasi tersebut konon lebih tertarik untuk bermain gadget dibandingkan melakukan aktivitas lainnya. Generasi yang manakah itu? Dan bagaimana pula cara menghentikan kecanduan gadget pada anak? Simak terus tulisan Mama Kepiting, yaa ...

Tips Mengatasi Kecanduan Gadget pada Anak
Cara Mengatasi Kecanduan Gadget pada Anak

Sebelum ke mana-mana, kita kenali dulu yuk, pengelompokan generasi berdasarkan tahun kelahiran ini.

1. Tradisionalis
Generasi Tradisionalis adalah generasi yang terlahir di antara tahun 1922-1945. Meski jarang disebut, tapi kita harus berterima kasih pada generasi ini, karena sebagian besar dari mereka merupakan veteran yang berjiwa patriotisme tinggi. Mereka merupakan saksi sejarah peristiwa besar di muka bumi.

Ya, terlahir di masa Perang Dunia II yang juga disebut zaman "The Great Depression", nenek moyang kita harus hidup dengan kondisi serba kekurangan. Namun, karena tempaan hidup inilah, kemampuan mereka dalam memimpin di dunia kerja pun tidak perlu diragukan lagi.

2. Baby Boomers
Baby Boomers adalah generasi yang terlahir di tahun 1946-1964. Ya, mungkin orang tua kita termasuk di dalamnya. Generasi ini terlahir di era pemulihan pasca perang. Di masa ini, orang-orang sudah mulai memikirkan karir atau pekerjaan, karena keamanan hidup tak lagi terancam.

3. Generasi X
Untuk Generasi X atau generasi yang terlahir di tahun 1965-1980, kehidupan antara pekerjaan, pribadi dan keluarga sudah jauh lebih seimbang. Generasi ini juga sudah mengenal komputer dan video game versi sederhana.

4. Generasi Y
Generasi Y disebut juga dengan Generasi Milenial, dan terlahir di antara tahun 1981 - 1994. Bisa dibilang, generasi ini pembawaannya lebih santai dibanding generasi sebelumnya. Namun, meski terkesan cuma kebanyakan senang-senang, dari generasi ini bisa terlahir bermacam-macam startup, lho. Wehehe, jadi bangga deh ...

5. Generasi Z
Sering disingkat Gen Z, generasi yang terlahir antara tahun 1995 - 2010 ini dikenal tak bisa lepas dari gadget dan aktivitas media sosial. Namun, jangan negative thinking dulu, karena banyak dari mereka yang menggunakan media sosial ini untuk mencari rezeki. Lihat deh, selebgram-selebgram atau YouTubers itu mayoritas merupakan Gen Z, bukan?

6. Generasi Alpha
Nah, ini yang akan kita bahas. Generasi yang terlahir setelah tahun 2010, disebut dengan Generasi Alpha. Bisa dibilang, begitu brojol, generasi ini langsung mengenal gadget. Bagaimana kehidupan mereka di masa yang akan datang, tentu tergantung orang dewasa yang ada di sekitar mereka. Karena Generasi Alpha tertua masih berumur 9 tahun, yang mana masih usia anak-anak.

Meski Generasi Alpha adalah generasi yang paling akrab dengan gadget, tegakah kita membiarkan mereka tergantung dengan alat ini? Sementara kita tahu, di samping manfaat dan kemudahan yang ditawarkan alat ini, ada pula dampak buruk yang menyertai. Tak hanya berpengaruh pada fisik (kesehatan anak, seperti pada mata dan tulang / postur tubuh), tetapi juga pada jiwa anak.


Maka dari itu, yuk, sebelum terlambat, kita sama-sama berusaha agar anak-anak kita bisa menggunakan gadget dengan bijak. Mama Kepiting sudah merangkum beberapa tips yang bisa Mama coba.

1. Batasi penggunaan

Kelihatannya mudah ya, "cuma" ngasih batasan waktu saja? Hmm, jangan salah, Ma! Kadang sebagai orang tua, rasa ngga tegaan kita lebih besar. Kita sering kalah dengan tangisan atau ngambek-nya anak-anak. Kenapa saya bisa bilang begitu? Karena Mama Kepiting dulu seperti itu, Ma. LoL.

"Udah lah, daripada nangis melulu, kasih aja tambahan waktu." 
"Gapapa deh, biar anteng. Mama masih sibuk soalnya."

Jangan begitu ya, Ma! Sekali kita lembek, anak-anak akan tahu kelemahan kita.

Screen Time yang disarankan untuk anak-anak
Screen Time yang disarankan untuk anak-anak

Dan, yuk, kita patuhi screen time yang disarankan oleh The American Academy of Pediatrics (2013) dan Canadian Paediatric Society (2010), yaitu;
- Anak-anak < 2 tahun, tidak dianjurkan untuk mengakses segala jenis gadget sendirian
- Anak-anak 2-4 tahun hanya diperkenankan mengakses gadget maksimal 1 jam per hari
- Anak-anak > 5 tahun hanya diperbolehkan mengakses gadget maksimal 2 jam per hari

2. Perbanyak aktivitas anak

Terkadang, seperti orang dewasa, anak-anak juga "ngga tau mau ngapain". Akhirnya, karena mungkin orang tuanya pegang gadget, anak-anak juga ingin melakukan hal yang sama.

"Koq Mama sama Papa asyik banget sih? Aku pengen juga deh..." Semacam itu.

Maka, lebih baik jika kita membuat anak-anak sibuk. Ikutkan ekstra kurikuler di sekolah, misalnya. Atau ajak anak untuk mengikuti kelas musik, olahraga, atau apapun yang ia suka, tentu selain bermain gadget. Kegiatan seperti ini juga sekaligus mengajarkan anak untuk bersosialisasi dan memperluas pergaulan.

3. Berikan mainan pengganti yang tak kalah menarik

Tentu kita tahu, secara naluriah, anak-anak menyukai mainan. Namun, terkadang kita suka memaksakan kegiatan bermain sambil belajar. Betul tidak?

Beli mainan, yang dibeli mainan edukatif melulu. Xixixi... Balok lah, puzzle angka lah. Wkwkwk... Tidak salah, Ma, tapi alangkah lebih membahagiakan bagi anak jika mereka bisa bebas bermain tanpa harus ada embel-embel belajar. Plis atuh, di sekolah mereka sudah belajar, masa bermain saja harus sambil belajar juga?

Dan sesungguhnya, di dalam setiap kegiatan yang anak-anak kita lakukan, sebenarnya ada pelajaran yang bisa dipetik juga, to? Misalnya, ketika ia bermain sepeda, ia juga sedang melatih konsentrasi dan kekuatan otot kaki. Dan lain sebagainya.

Omong-omong, ini pengalaman baru kami, yaa... Beberapa waktu lalu kami baru saja membelikan Mas Amay sepeda, menggantikan sepeda kecilnya yang sudah rusak. Sekarang, setiap pulang sekolah, Mas Amay langsung mengambil sepedanya. Dia sama sekali tidak mengingat game di komputer. Saya pun sudah tidak perlu susah-susah lagi mengingatkannya untuk berhenti bermain game. Bahkan di hari Sabtu dan Minggu pun, ia hanya menyentuh komputer selama beberapa menit saja. Padahal, ia hanya boleh bermain game di weekend saja.

Luar biasa, ya? Selama ini kami sudah susah payah mengatur waktu bermain game, sampai kadang harus marah-marah juga ketika Mas Amay tidak ingat waktu, tapi ternyata "cuma" sepeda jawabannya. LoL.


4. Temani mereka bermain

Membeli aneka mainan tentu membuat anak-anak bahagia. Namun, ingat-ingat deh, Ma. Bagaimana rasanya ketika kita kecil dulu orang tua kita ikut bermain dengan kita? Double bahagia kan?

Saya ingeeett banget waktu ibu saya dulu ikut main bola bekel bareng saya dan teman-teman. Rasanya luar biasa dan ngga akan pernah saya lupa. Jadi, mulai sekarang, luangkan waktu untuk bermain atau berkegiatan dengan anak-anak yuk, Ma!

Mama bisa berkreasi membuat mainan dari magnet, misalnya. Atau mengajak mereka membuat cemilan kesukaan seperti; Pisang Pasir atau Puding Puyo?

5. Berikan contoh yang baik

Kekuatan kata akan kalah dengan kekuatan keteladanan. Betul, Ma? Jadi, jika kita ingin anak-anak tumbuh dengan baik, berikan teladan yang baik pula. :)

~~~

Nah, itu dia 5 tips yang sudah saya lakukan untuk mengurangi kecanduan gadget pada anak. Jika masih belum berhasil, Mama bisa minta bantuan pada ahli. Atau, bisa juga kita meminta bantuan pada guru atau orang yang disegani oleh anak kita. Terkadang memang ada anak yang lebih patuh pada guru dibanding pada orang tua, bukan? Bismillah ya, Ma...



Ditulis dengan Cinta, Mama
Read More

Kenapa Anak Saya belum Tumbuh Gigi?

Wednesday, January 8, 2020

Mengurus bayi tuh, setiap harinya kita harus siap-siap dengan segala macam kejutan. Tiap hari was-was, kayakkenapa lagi nih anak gue? Termasuk ketika kita menanti-nanti si bayi tumbuh gigi. Waktu Mas Amay bayi, Mama Kepiting cukup lama menunggu giginya tumbuh. Sampai khawatir, Mas Amay nanti punya gigi apa ngga? Karena waktu hamil Mas Amay, Mama sempat bertemu dengan orang yang mengalami anodontia, yaitu suatu kelainan yang ditandai dengan tidak tumbuhnya sebagian atau seluruh gigi sejak lahir.

Alhamdulillah, gigi pertama Mas Amay muncul menjelang ulang tahunnya yang pertama. Nah, sebenarnya, kapan sih seharusnya bayi tumbuh gigi?

Gigi pertama Amay

Pertumbuhan gigi pada anak tidak selalu sama, karena kondisi tubuh anak dan jumlah asupan kalsium ibu saat hamil juga berbeda-beda. Namun, biasanya gigi pertama bayi mulai tumbuh saat usianya menginjak 6 bulan.

Jadi, misal Mama memiliki bayi yang berusia 9 bulan dan belum menunjukkan tanda-tanda tumbuh gigi, jangan khawatir dulu, Ma ... Karena sangat normal bila anak belum tumbuh gigi hingga usia 12 bulan. Namun, dilansir dari Klik Dokter, drg. Callista Argentina menegaskan bahwa apabila sampai usia 18 bulan gigi anak belum juga tumbuh, maka dia harus segera dibawa ke dokter, agar diketahui akar penyebab dan cara penanganannya.

Baca : Terlambat Cabut Gigi Susu, Gigi Amay Jadi Begini...

Umumnya, gigi yang pertama tumbuh adalah gigi seri, baik atas maupun bawah, kemudian baru gigi-gigi bagian belakang. Namun, tidak menutup kemungkinan gigi geraham muncul lebih dulu. :)

Tahapan Pertumbuhan Gigi Susu pada Bayi pada Umumnya
Tahapan Pertumbuhan Gigi Susu pada Bayi pada Umumnya

Biasanya, ciri-ciri anak mau tumbuh gigi tuh, apa saja sih, Ma? Check this out ya, Ma...

1. Bayi sering mengeces
Jadi, bayi mengeces bukan karena waktu hamil ngidamnya ngga keturutan ya, Ma... Xixixi... Bisa jadi itu merupakan tanda giginya mau tumbuh.

2. Suka menggigit barang-barang di sekitarnya
Waspadalah, Ma! Untuk Mama yang menyusui, biasanya bayi akan menggigit puting saat menyusu. Aww, kebayang perihnya! 

3. Gusi membengkak

4. Susah makan atau nafsu makan menurun
Ya, seperti orang dewasa yang sedang sakit gigi, meski di hadapannya terhampar makanan yang lezat, tapi pasti ngga nafsu kan?

5. Sering rewel, bahkan terkadang disertai demam
Saat bayi tumbuh gigi adalah salah satu momen yang paling membutuhkan kesabaran. Udah susah makan, seringkali minta nen terus, nen-nya pun sambil gigit-gigit pula, ditambah demam lagi. Hmm, kerjaan terbengkalai, badan pegal-pegal, nikmat sekali ya, Ma... Hihi... Tapi insya Allah jadi salah satu sebab terbukanya pintu surga untuk kita ya Ma... Aamiin YRA. :)


Lalu, apa saja yang bisa mempengaruhi pertumbuhan gigi?

1. Genetik

Jadi, bila orangtuanya juga mengalami keterlambatan dalam pertumbuhan gigi saat bayi, maka kemungkinan besar anaknya akan mengalami hal yang sama.
Lalu, apakah waktu bayi dulu Mama Kepiting terlambat tumbuh gigi? Saya tidak tahu, karena tidak ingat juga. 

Nah, tapi, dari pengalaman Mas Amay yang baru tumbuh gigi di usia nyaris 12 bulan, Mama jadi tidak khawatir ketika Adek Aga mengalami hal yang sama. Dan iya, gigi Adek Aga baru muncul di usia 11 bulan.

2. Asupan Nutrisi

Kita tentu tahu bahwa pertumbuhan gigi anak sangat dipengaruhi oleh asupan kalsium, fosfat serta vitamin D. Bila kandungan tersebut tidak terpenuhi, maka risikonya adalah terlambatnya pertumbuhan gigi anak.

Asupan nutrisi tersebut bisa diperoleh dari susu, telur, ikan juga daging. Dan jangan lupa, harus rajin berjemur di bawah matahari pagi juga, yaa..

3. Tekstur Makanan

Saat bayi mulai diberi MPASI, usahakan teksturnya bertahap mulai dari yang paling halus, lalu sedikit demi sedikit semakin kasar, sampai pada akhirnya si kecil mulai bisa mengonsumsi makanan padat seperti orang dewasa.

4. Stimulasi pertumbuhan gigi dengan Teether

Usia 3 bulan ke atas biasanya bayi sudah mulai suka menggigit. Mama bisa berikan mainan untuk digigit atau Teehter. Namun, harus selalu dipastikan kondisi Teether selalu bersih saat diberikan ya, Ma...

Jangan lupa, jika sampai usia 18 bulan anak belum menunjukkan tanda-tanda akan tumbuh gigi, segera kunjungi dokter gigi spesialis gigi anak (paedodontics / pediatrict dentist) ya, Ma... Semoga anak-anak tumbuh sesuai dengan tahapan perkembangan yang semestinya, yaa. Aamiin. :)

Ditulis dengan Cinta, Mama
Read More