Showing posts with label belajar taqwa. Show all posts
Showing posts with label belajar taqwa. Show all posts

Tirakat Orang Tua untuk Anak

Thursday, May 4, 2023

"Eh, ada hukumnya nggak kalau pas anak-anak ujian, kitanya (ibunya) puasa? Kayak ayam kalau bertelur dan angkrem (mengerami telurnya), mereka kan puasa..."

Tiba-tiba, di grup WhatsApp yang beranggotakan 3 orang, yakni Mama Kepiting, Mbak Rani R Tyas, dan Mbak Widut, seseorang bertanya. Jam 7:54 pagi, 9 menit jedanya sejak kami ngobrol tentang skincare. Se-random itu memang. Ngga ada bridging, semua spontan. 

Dan ya, kalau teman-teman sudah mengenal kami, mungkin bisa menebak kalau pertanyaan di atas dilempar oleh Mbak Rani, blogger yang random dan kadang absurd. Wkwkwk... Mungkin karena saat ini sedang musim ujian untuk anak-anak kelas 6 SD, dia jadi terpikir soal itu. Tentang menirakati anak. 

Tirakat dalam Islam


Makna Tirakat


Tirakat itu apa sih? Menurut KBBI, tirakat artinya menahan hawa nafsu (seperti berpuasa atau berpantang). Menurut bahasa, tirakat diserap dari kata thariqah, tarekat, yang secara lebih luas diartikan sebagai tata cara atau jalan atau laku spiritual, yang dilakukan untuk mendekatkan diri pada Allah SWT. 

Tujuan Tirakat


Kenapa orang mau bersusah-susah menahan nafsu dan berpantang terhadap sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan atau kesenangannya? Tentu karena orang tersebut punya tujuan atau keinginan. Dan bertirakat adalah salah satu "seni merayu Allah SWT", sebagai dzat Yang Maha Kuasa atas segalanya. Dengan tirakat, kita berharap agar semua hajat dikabulkan oleh Allah SWT. 

Orang tua yang bertirakat untuk anak-anaknya, tentu ingin anak-anaknya dikelilingi dengan kebaikan-kebaikan. Bisa tumbuh menjadi anak yang sholih, sehat, senantiasa dilindungi dalam setiap langkahnya, dimudahkan dalam memahami ilmu yang sedang dipelajari, serta diberikan kesuksesan dan menjadi anak yang membanggakan orang tuanya.

Contoh Tirakat yang Bisa Dilakukan Orang Tua untuk Anaknya


Mengutip dream.co.id, Habib Luthfi bin Yahya sangat menganjurkan orang tua, terutama ibu, untuk melakukan tirakat bagi kehidupan anak-anaknya, jika ingin anaknya menjadi anak yang sholih / sholihah, berkah hidupnya dan sukses di masa depan. Tirakat orang tua untuk anak juga dianjurkan oleh ulama-ulama lainnya. 

Ada beberapa hal yang bisa ibu lakukan untuk menirakati anak-anak, misalnya:

1. Bersedekah atas nama anak 

Salah satu tirakat yang dilakukan oleh Hj. Nawal Yasin (istri dari Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen), adalah bersedekah dengan diniatkan untuk anak-anak.

2. Membaca Al-fatihah

Selain dengan bersedekah yang diniatkan untuk anak-anak, Hj. Nawal Yasin juga membaca Al-fatihah setiap hari sebanyak 41 kali.


3. Puasa di hari lahir anak

Mungkin ibu-ibu kita dulu melakukannya juga, puasa di hari lahir kita, anaknya. Ada juga ibu yang rajin membuat "among-amongan", sebuah tradisi memperingati hari lahir (weton), dengan mengadakan doa bersama dan berbagi makanan meski sederhana. Perlu digarisbawahi, berbagi makanan sama artinya dengan sedekah. Sedekah, juga merupakan salah satu cara tirakat yang bisa dilakukan kita, para orang tua, untuk anak-anak. 

4. Mencuci beras sambil membaca shalawat

Ada beberapa versi amalan atau adab saat mencuci beras yang pernah saya baca. Salah satu yang bisa kita terapkan adalah senantiasa melantunkan shalawat, sembari tangan kita memutar / mencuci beras berlawanan arah jarum jam. 

Saya juga pernah membaca satu kisah dari ibunda Gus Dur. Konon, ibunda Gus Dur punya ritual khusus menyolawati butir demi butir beras yang akan dimasak untuk Gus Dur. Beliau juga tidak memperbolehkan seorang pun menyentuh beras yang sudah disholawati khusus untuk Gus Dur itu.

Dari beberapa contoh tirakat yang sudah Mama Kepiting tuliskan di atas, bisa kita simpulkan bahwa setiap ibu memiliki caranya sendiri tentang bagaimana mengusahakan yang terbaik untuk anak-anaknya. Benang merahnya adalah bahwa setiap yang dilakukan, diiringi dengan permohonan pada Allah SWT, karena Dialah satu-satunya tempat untuk menggantungkan semua harapan dan cita-cita.


Contoh Tirakat Orang Tua untuk Anak



Oiya, saya jadi teringat dengan momen awal Maret lalu, saat Mas Amay mengikuti ujian masuk MTs N 1 Surakarta. Sepulangnya dari mengantar Mas Amay ujian, suami cerita, "Amay kelihatan grogi banget tadi. Papa suruh minum dulu, tapi anaknya ngga mau." (ujian masuk MTsN 1 Surakarta dilakukan selama beberapa jam, karena yang diujikan selain pelajaran MTK, BI, dan IPA, juga ada BTA / Baca Tulis Al-Qur'an. Jadi, setelah mengantar ke MTsN 1, suami kembali pulang)

Mendengar itu, sebagai ibu, saya langsung pengen nangis. Saya pun segera mengambil wudhu dan melakukan shalat dhuha, delapan rakaat (biasanya saya cuma sholat 2-4 rakaat saja). Setiap selesai salam, saya berdoa dengan sungguh-sungguh, memohon kemudahan untuk Mas Amay.

Selesai shalat, saya menelepon bapak. Saya ceritakan semuanya, termasuk seluruh kecamuk di kepala dan hati. Saya ingat, bapak bilang, "Pancen sing dibutuhake Amay kuwi donga ibune. Insya Allah yen ibune donga kanthi temen, Amay diparingi kemudahan, kelancaran." (Memang yang dibutuhkan Amay saat ini adalah doa ibunya. Insya Allah kalau ibunya berdoa dengan sungguh-sungguh, Amay akan diberi kemudahan dan kelancaran)

Dan alhamdulillah tsumma alhamdulillah, Amay diterima di sekolah impiannya.


Nah, Ma, kalau Mama sering mendengar bahwa doa ibu adalah doa yang mampu menembus langit, maka mari kita gunakan keistimewaan ini dengan banyak-banyak mendoakan kebaikan bagi anak-anak kita.




Ditulis dengan Cinta, Mama


Sumber Referensi:
- https://islam.nu.or.id/tasawuf-akhlak/pembiasaan-laku-tirakat-sebagai-solusi-masalah-kehidupan-xsUzT
- https://www.nu.or.id/nasional/amalan-dan-tirakat-untuk-kesuksesan-anak-lE6rB
- https://www.dream.co.id/parenting/habib-luthfi-anjurkan-orangtua-lakukan-tirakat-agar-hidup-anak-penuh-berkah-2105241.html
Read More

Menu Buka Puasa dan Takjil Favorit Anak-Anak

Sunday, March 19, 2023

Assalamu'alaikum.. Marhaban Yaa Syahru Ramadhan. Selamat datang wahai bulan Ramadhan, bulan yang istimewa, penuh dengan keberkahan. Ada banyak sekali keutamaan bulan Ramadhan, sehingga menjadikannya bulan yang paling ditunggu-tunggu umat muslim sedunia. Di bulan ini, Al-Qur'an diturunkan. Di bulan ini pula, kita diperintahkan untuk berpuasa satu bulan lamanya. Dan yang membuat banyak orang berlomba-lomba melakukan kebaikan adalah karena seluruh ibadah yang dikerjakan di bulan ini, akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda dibanding hari-hari lainnya. Masya Allah.

Nah, bicara soal puasa, adakah yang sedang melatih anak-anaknya untuk berpuasa? Melatih anak-anak untuk berpuasa memang tidak mudah ya, Ma.. Namun, yang harus kita ajarkan adalah bahwa puasa artinya menahan. Menahan dari segala hal yang bisa membatalkan puasa (makan, minum), mulai dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Kita juga mesti sampaikan pada anak-anak bahwa salah satu tujuan dari berpuasa ini, kita diajak untuk merasakan bagaimana kaum fakir miskin menahan rasa lapar sehari-hari. Untuk itu, penting bagi kita untuk mencukupkan apa yang kita persiapkan saat berbuka dan sahur. 

Namun, sebagai ibu, Mama Kepiting paham kok bahwa kita juga tak ingin anak-anak kekurangan gizi. Maka, mari kita penuhi gizi anak-anak saat puasa, tanpa harus berlebihan menyiapkan segalanya. Mama Kepiting sih masak seperti biasa saja, tetapi Mama persilakan anak-anak untuk request menu yang diinginkan di hari itu. Yang tidak boleh di-skip adalah konsumsi buah saat buka dan sahur. 

Lalu, apa saja menu buka puasa dan takjil favorit anak-anak?

Menu Buka Puasa dan Sahur Favorit Anak-Anak

1. Egg Chicken Roll ala Hokben


stok lauk untuk sahur


Ini menu yang sudah di-request oleh Mas Amay dan Dek Aga. Mama berencana membuatnya H-1 sebelum ramadhan. Egg Chicken Roll ala Hokben ini bisa jadi stok lauk saat berpuasa, Ma.. Tentunya bisa memudahkan kita, para ibu, terutama saat menyiapkan sahur. Saat disajikan, kita tinggal tambahkan salad (wortel + kubis / kol), atau daun selada.

Cara membuat Egg Chicken Roll ala Hokben bisa dibaca di sini: Egg Chicken Roll, Menu a la Hokben untuk Bekal Sekolah

2. Chicken Katsu


Menu Buka Puasa dan Takjil Favorit anak-anak


Sama seperti Egg Chicken Roll, Chicken Katsu juga bisa jadi stok menu untuk berbuka dan sahur, Ma... Mama Kepiting suka nih, menu-menu praktis tapi enak dan bergizi seperti ini. 😁

3. Misoa Telur 


ide lauk untuk buka puasa dan sahur


Ini sebenarnya modifikasi dari pizza mie alias omelet mie instan, makanan favorit saya waktu kecil dulu. Makan pizza mie seperti itu, dulu adalah sesuatu yang mewah sekali bagi saya. 

Nah, sekarang, mie instannya saya ganti dengan misoa. Saya juga menambahkan udang cincang, wortel parut dan sedikit irisan daun bawang supaya komplit gizinya. Untuk perekatnya, selain menggunakan telur, saya juga menambahkan 2-3 sdm tepung maizena. Bumbunya, cukup pakai bawang puting parut, lada bubuk, garam, dan sedikit penyedap rasa. Praktis, lezat, dan bergizi tentunya. 😊

 

Takjil Favorit Anak-Anak


1. Es Lumut


ide takjil yang disukai anak-anak


Es lumut ini sebenarnya baru buat kami, tetapi anak-anak sering minta dibuatkan. Jadi, sepertinya di ramadhan nanti, saya akan sering membuatnya juga. 😊


2. Olahan Pisang Kepok



takjil yang disukai anak-anak


Sebenarnya, anak-anak menyukai hampir semua olahan pisang, kecuali kolak. Lucu ya, saat yang lain senang membuat kolak pisang untuk berbuka, kami malah hampir ngga pernah, karena anak-anak tidak terlalu menyukainya. Tapi, hampir setiap hari kami membeli pisang kepok, entah itu sekadar digoreng dengan tepung, dikukus, dibuat pisang geprek tabur meises cokelat, atau setup pisang kepok. 

3. Pie Susu Teflon


takjil favorit anak-anak


Pertama kali saya membuat pie susu teflon adalah saat awal-awal pandemi di 2020 lalu. Ya, saat pandemi memang banyak sekali content creator yang membagikan resep-resep untuk dicoba di rumah. Salah satunya, pie susu teflon ini. Terima kasih untuk Yackikuka yang sudah share resepnya di Instagram. Sungguh, ini sangat membantu emak-emak yang ngga terlalu jago masak seperti saya. Hihi... Resepnya mudah, anaknya juga sangat suka. Alhamdulillah.. 

Nah itu dia beberapa menu buka puasa, sahur, dan takjil favorit anak-anak. Kalau Mama butuh inspirasi menu untuk buka puasa dan sahur, bisa baca di sini, Ma: Ide Menu untuk Buka Puasa dan Sahur. Anyway, adakah yang pengeluaran untuk makan saat bulan puasa malah lebih banyak dari bulan-bulan lainnya? Kalau ada, mari kita tantang diri sendiri, atur ulang menu agar pengeluaran di bulan puasa bisa lebih hemat dari bulan lainnya. Bismillah, bisa ya, Ma... 😊




Ditulis dengan Cinta, Mama
Read More

Kiat Mencetak Anak yang Sholih dan Sholihah

Sunday, December 18, 2022

 

Minggu lalu saya menulis tentang kiat menghadapi anak yang hobi berkata kasar. Bukan tanpa tujuan saya menuliskan ini, karena sejujurnya saya cukup prihatin dengan kondisi anak-anak zaman sekarang yang begitu mudah mengucapkan kata-kata kotor. Iya, memang, sebagian besar terjadi karena pengaruh internet, khususnya setelah munculnya beragam social media. Namun begitu, mestinya kita sebagai orang tua juga membekali anak-anak dengan sopan santun dan tata krama baik di dunia nyata maupun di dunia maya.

Mendidik anak agar bisa menjadi sholih dan sholihah memang tidak mudah. Apalagi dengan kemudahan mengakses dunia luar seperti sekarang, tantangan kita sebagai orang tua tentu semakin besar. Untuk itu, mari kita bangun pondasinya sejak awal, yakni dengan membiasakan diri berperilaku baik. Bukankah teladan adalah metode pendidikan terbaik?

Omong-omong soal kiat mencetak anak yang sholih dan sholihah, saya baru saja membaca buku karya Syekh Ali Jaber yang berjudul "Amalan Ringan Paling Menakjubkan - 20 Kiat Menuju Kebahagiaan Hidup". Ada beberapa nasihat yang beliau tuliskan untuk kita para orang tua, agar anak-anak kita tumbuh menjadi anak-anak yang sholih / sholihah.

 1. Menjadi contoh yang baik 

Fudhail bin Iyadh berkata, ketika melihat perubahan akhlak pada istri dan anaknya, beliau langsung berkaca diri. Dosa apa yang telah beliau lakukan, sehingga istri dan anaknya berubah? Artinya, ketika kita mengharapkan keturunan kita menjadi sholih / sholihah, kita harus kembalikan pada diri sendiri. Apakah kita telah menjadi contoh yang sholih / sholihah juga?

Satu hal yang jadi catatan saya; Kesholihan orang tua, dapat menjamin keberkahan anak keturunan kita bahkan sampai tujuh turunan. Orang tua yang sholih, orang tua yang Mukmin, juga akan membawa keluarganya untuk mendapatkan ridho dan surga-Nya Allah.

Masya Allah.

 2. Berdoa, bahkan sejak suami istri melakukan hubungan badan 

Islam memang luar biasa. Bahkan untuk berhubungan suami istri saja kita dianjurkan untuk berdoa. Jangan sampai tidak berdoa ya, Ma, karena hampir setiap ibadah yang kita lakukan memang rawan dicampuri syaithan.

Makanya, doa sebelum berhubungan suami istri mengandung permintaan agar dijauhkan dari setan, dan agar setan tidak mengganggu apa yang direzekikan pada kita (dalam hal ini adalah anak).


Doa sebelum berhubungan suami istri

 3. Menjaga ucapan 

Kadang-kadang, kita ingin mengucapkan kata-kata yang tidak pantas saat kita marah atau kesal. Namun, Ma, kata-kata yang buruk itu akan menanamkan titik hitam di hati anak-anak kita. Karena, mengutip pesan Syekh Ali Jaber, proses perubahan jiwa anak itu dimulai dari kata-kata orang tua. 😥

Jadi, Ma, mulai sekarang, mari kita perhatikan kata-kata kita, karena kata-kata bisa berubah menjadi doa. Apalagi, kata Rasulullah SAW, ada 3 doa yang tidak ditolak, yakni:

  • Doa seorang musafir yang melakukan perjalanan jauh
  • Doa orang yang didzolimi. Termasuk di dalamnya orang-orang yang diambil hartanya, yang difitnah, yang dicuri haknya.
  • Doa orang tua pada anaknya

Mungkin Mama pernah mendengar kisah Syeikh Abdurrahman as-Sudais? Diceritakan bahwa waktu beliau kecil, orang tuanya akan kedatangan tamu agung. Sang bunda memasak aneka makanan untuk menyambut tamu tersebut. Namun, as-Sudais kecil yang sedang bermain tanah, menyebarkan tanah ke makanan tersebut. Sang bunda pun marah, tetapi dengan kata-kata yang tetap mengandung doa, "Jadilah kamu Imam di Masjidil Haram!" 

Kata-kata (doa) Sang Ibunda pun diijabah oleh Allah SWT. Jadi, Ma, yuk, daripada marah-marah dan mengumpat tanpa ada gunanya, lebih baik kita ganti dengan doa-doa baik untuk anak-anak kita. 

 4. Sedekah 

Kiat terakhir yang dipesankan oleh Syekh Ali Jaber agar anak-anak kita menjadi anak-anak yang sholih / sholihah adalah dengan rajin bersedekah. Sedekah adalah salah satu langkah agar selesai segala permasalahan kita, termasuk jika kita memiliki masalah dengan anak-anak kita. Saat bersedekah, niatkan sedekah itu agar anak-anak kita tumbuh menjadi anak-anak yang sholih / sholihah, yang diridhoi oleh Allah SWT, yang bisa menjaga nama baik keluarga, juga bahagia dan selamat dunia dan akhiratnya.

~

Nah, Ma, itulah 4 nasihat yang dipesankan Syekh Ali Jaber dalam buku "Amalan Ringan Paling Menakjubkan" agar anak-anak kita bisa tumbuh menjadi anak yang sholih / sholihah. Mari kita sama-sama berdoa agar generasi penerus di masa mendatang adalah anak-anak yang sholih / sholihah, yang cerdas, santun dan berakhlak mulia. Aamiin aamiin Yaa Rabbal 'Aalamiin.



Ditulis dengan Cinta, Mama

Read More

Ketika Anak Berbicara Kasar

Sunday, December 11, 2022


Saat Hari Guru Nasional beberapa waktu lalu, di instagram melintas sebuah video yang dibuat oleh seorang guru muda dari Boyolali. Di dalam video tersebut, beliau menyampaikan pada anak didiknya, bahwa ada hal yang sebenarnya masih membuat bapak / ibu guru merasa sedih, yaitu ketika anak-anak masih berbicara kasar / tidak sopan. Video itu langsung Mama tunjukkan ke Mas Amay dan Dek Aga, dan Mama katakan bahwa ternyata tidak hanya orang tua saja yang merasa sedih saat anaknya berbicara kasar, bapak / ibu guru juga.

Issue ini sebenarnya sudah menjadi bahasan di rumah kami sejak dua tahunan yang lalu. Alhamdulillah, baik Mas Amay maupun Adek Aga tidak ada yang hobi mengeluarkan kalimat kotor. Namun, sebagai ibu, Mama harus mencegah itu terjadi, apalagi ketika Mama lihat beberapa teman mereka hobi banget bicara kasar.

Penyebab anak suka bicara kasar

 

Apa Penyebab Anak Hobi Berkata Kasar?

Nah, ketika Mama perhatikan, anak-anak yang hobi bicara kasar biasanya memang tumbuh dari keluarga yang kurang sehat. Entah itu dari sisi finansialnya, pendidikan orang tuanya, maupun dari hubungan antar keluarganya. Memang, tidak semua anak dari keluarga kurang mampu atau berpendidikan rendah akan tumbuh menjadi anak yang liar, karena sering juga saya mendapati anak-anak dengan latar belakang seperti ini tetap bisa tumbuh menjadi anak yang santun dan berakhlak mulia. Namun biasanya, jika anak tumbuh di keluarga yang abai, yang sering bertengkar, apalagi orang tuanya juga sering berbicara kasar, tentu peluang menumbuhkan anak yang santun akan semakin kecil.

Jadi bisa disimpulkan, faktor keluarga memang menjadi faktor utama, mengapa anak-anak hobi berbicara kasar. Faktor lainnya yang juga bisa menjadi penyebab anak hobi ngomong kasar antara lain:

  • Pengaruh tontonan
  • Ingin menunjukkan keberanian atau ingin dianggap keren
  • Ingin diterima dalam pergaulan

Cara Mengatasi Anak yang Suka Berkata Kasar

Lalu, jika anak kedapatan berbicara kasar, apa yang harus dilakukan orang tua?

1. Tetap tenang dan berikan pemahaman bahwa kata-kata yang ia ucapkan itu bukanlah kata-kata yang baik. 

Kadang-kadang, anak tidak paham bahwa kata yang diucapkannya adalah kata yang tidak sopan. Jadi, ia hanya meniru apa yang didengarnya. Untuk itu, sering-seringlah ajak anak berbicara. Jika anak sudah tahu tetapi masih melakukannya, beri pemahaman kenapa sih kita tidak boleh berbicara kasar, dan apa akibatnya jika kita hobi berbicara kasar. 

Kepada Mas Amay dan Adek Aga, saya juga menyampaikan bahwa dalam Islam, ada larangan berkata kasar / kotor. Jadi, anak-anak akan paham bahwa ketika mereka berbicara kasar / kotor, artinya mereka melanggar aturan agama.

Berkatalah yang baik atau diam

2. Berikan Contoh yang Baik

Anak adalah peniru ulung. Siapa yang ditirunya? Tentu orang-orang terdekatnya. Untuk itu, tetap berikan contoh yang baik ya, Ma. Insya Allah, meski di luaran sana banyak pengaruh untuk berkata kasar, tetapi jika di dalam rumah dibiasakan berkata yang santun, anak-anak akan punya habit yang baik juga. Jangan lupa, ajarkan anak-anak untuk bisa membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik.

3. Batasi Penggunaan Gadget

Kita tentu tidak bisa menafikan kebutuhan akan gadget, terlebih setelah pandemi kemarin anak-anak mesti belajar daring. Namun, kontrol orang tua tetap sangat diperlukan di sini. Kadang, sudah difilter pun, kita masih kecolongan ya, Ma... Artinya, anak-anak tetap butuh pendampingan. Jika kemudian terdengar bahasa-bahasa yang kasar atau kotor, kita perlu sisipkan nasihat bahwa kata-kata seperti itu bukan kata-kata yang baik. 

4. Berikan Hukuman

Kadang Mama Kepiting suka gemes ketika ada orang tua yang sudah tahu anaknya suka berbicara kasar, tapi masih dibiarkan. Bahkan ada yang berdalih, ketika anak berani bicara kasar, artinya dia sudah menemukan lingkungan pertemanan yang nyaman. Wadaw... 

Mama Kepiting sih, kembali ke aturan agama aja ya, Ma... Hadits-nya ada. Kalau kita ingin menjadi hamba-Nya yang baik, tentu kita akan berpegang pada Al-Qur'an dan Al-hadits, bukan? Jadi, ketika anak-anak bicara kasar, Mama setuju dengan pemberian hukuman, misalnya dengan menyita handphone untuk sementara waktu, dll. Dengan pemberian hukuman ini, harapannya anak-anak sadar bahwa perbuatannya memang salah, dan paham bahwa orang tuanya sangat serius dengan persoalan ini.

5. Berikan Apresiasi

Ketika ada punishment, jangan hilangkan reward-nya, Ma... Saat anak-anak berhasil terlepas dari kebiasaan berkata kasar, berikan apresiasi pada mereka. Anak harus tahu perbedaan sikap orang tua saat ia berbuat baik dengan saat ia berbuat kurang baik. Allah saja tak hanya memperhitungkan dosa, tetapi juga memperhitungkan pahala dari setiap perbuatan baik kita. Ya kan?

Nah, Ma, itulah sedikit pendapat Mama Kepiting tentang anak-anak yang hobi berbicara kasar. Semoga anak-anak kita bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Semoga anak-anak Indonesia tumbuh menjadi anak yang santun dan berakhlak mulia ya, Ma... Aamiin aamiin Yaa Robbal 'Aalamiin...


Ditulis dengan Cinta, Mama

Read More

Rangkuman Materi Al Islam Kelas 2 Semester 1 SD Muhammadiyah

Saturday, November 26, 2022

 

Pekan ini Penilaian Akhir Semester (PAS) di sekolah Mas Amay dan Adek Aga sudah dimulai. Seperti biasa, ketika masa ujian datang, Mama Kepiting sebisa mungkin akan mendampingi mereka belajar. Bagaimana cara Mama mengajari anak SD belajar di rumah? Biasanya, Mama akan membuat rangkuman materi tiap bab, kemudian menjelaskan materi tersebut, lalu memberi tebak-tebakan atau latihan soal. 

Karena Mas Amay sudah kelas 6 SD dan sudah bisa belajar sendiri, jadi Mama hanya mengawasi saja. Sesekali Mama turun tangan jika Mas Amay menemukan kesulitan. Alhamdulillah, jadi Mama bisa fokus mengajari Adek Aga yang masih kelas 2 SD.

Kebetulan, anak-anak sekolah di sekolah Muhammadiyah, jadi pelajaran agamanya ada beberapa macam. Dari Hijaiyah, Al Islam, Bahasa Arab, juga Kemuhammadiyahan.

Nah, hari ini Mama Kepiting akan menuliskan rangkuman yang sudah Mama buat. Materi kali ini adalah materi Al Islam semester 1 untuk kelas 2 SD.

BAB I. Huruf Hijaiyah Bersambung


Sejujurnya, Mama Kepiting sempat heran mengapa ada materi ini di Al Islam. Bukankah sudah ada pelajaran Hijaiyah? Hehe... Tapi ngga apa-apa, sesuatu kalau semakin sering dibahas di mana-mana, insya Allah akan semakin diingat. Ya kan? 

Nah, di semester 1 ini, anak-anak akan belajar tentang kaidah menyambung huruf hijaiyah. Ternyata, tidak semua huruf hijaiyah bisa disambung dengan huruf sesudahnya lho... Ada 6 huruf yang tidak bisa disambung dengan huruf sesudahnya, yaitu: alif, dal, dzal, ro, zay, dan wawu.

Mengapa keenam huruf di atas tidak bisa disambung dengan huruf setelahnya? Karena jika dipaksa untuk disambung, huruf-huruf tersebut tidak akan bisa dibaca, atau bahkan berubah menjadi huruf lain. Huruf alif misalnya, jika penulisannya disambung dengan huruf sesudahnya, ia akan berumah menjadi lam.

Ngga percaya? Coba deh teman-teman coba tulis dan dibuktikan sendiri. :)

6 huruf hijaiyah yang tidak bisa disambung dengan huruf sesudahnya

BAB II. Asmaul Husna (As-Salam, Al-Mukmin, Al-Muhaimin, dan Al-'Aziz)


Asmaul Husna adalah nama-nama yang baik bagi Allah SWT. Jumlahnya ada 99, dan kita bisa menemukannya dalam Al-Qur'an.

Jika di kelas 1 dulu kita mempelajari nama-nama Allah seperti Ar-Rahman, Ar-Rahiim, Al-Malik dan Al-Quddus, di kelas 2 ini kita akan mendalami makna empat asmaul husna berikutnya, yakni As-Salam, Al-Mukmin, Al-Muhaimin, dan Al 'Aziz.  

1. As-Salam

As-Salam artinya Yang Maha Sejahtera atau Yang Maha Selamat. Saat kita mengucapkan salam pada orang lain, itu artinya kita sedang mendoakan keselamatan baginya. Untuk itu, saat bertemu teman atau saudara, sebaiknya kita saling mengucapkan salam.

Asmaul Husna As-Salam

2. Al-Mukmin

Al-Mukmin artinya Yang Maha Memberi Keamanan. Saat kita merasa takut, ingatlah selalu bahwa Allah akan menjaga kita dan memberi kita rasa aman. Nah, kita pun harus meneladani Allah SWT sebagai Al-Mukmin, yakni dengan senantiasa berhati-hati dalam setiap ucapan dan tingkah laku, agar tidak membahayakan diri sendiri dan orang lain. Jangan sampai, orang lain merasa tidak aman apabila bertemu dengan kita. :)

Allah Al-Mukmin

3. Al-Muhaimin

Al-Muhaimin artinya Yang Maha Memelihara. Allah menjaga, melindungi, dan memelihara seluruh alam semesta ini. Untuk itu, kita juga harus menjaga dan melestarikan lingkungan sekitar kita.

Al-Muhaimin artinya

4. Al-'Aziz

Al-'Aziz artinya Yang Maha Perkasa. Bukti dari kemahaperkasaannya Allah adalah, Allah mampu menciptakan dan menguasai seluruh alam semesta ini tanpa bantuan dari siapapun. Maka, kita tidak boleh sombong dengan kekuatan kita, karena apa yang kita miliki tidak aada apa-apanya dibanding dengan milik Allah SWT.

Al-'Aziz artinya

BAB III. Akhlak Terpuji


Akhlak disebut juga perilaku. Akhlak terpuji berarti perilaku yang baik. Anak yang memiliki akhlak terpuji, biasanya tahu adab. Apa itu adab? Adab adalah norma atau aturan mengenai sopan santun, yang didasarkan pada aturan agama. 

Adab sangat penting dalam kehidupan manusia. Ini untuk menjaga kita dari kemungkinan melakukan perbuatan tercela. Nah, kali ini kita akan belajar tentang adab makan & minum, adab tidur, dan adab bertetangga. 

1. Adab Makan dan Minum

Makan dan minum adalah kebutuhan kita sehari-hari. Namun, makan dan minum harus dilakukan dengan cara yang baik dan benar agar kita tetap sehat dan disayang oleh Allah SWT. Semua aturan makan dan minum itu disebut juga adab. Nah, berikut ini adalah adab makan dan minum yang harus kita ketahui dan kita amalkan:

  1. Berdo'a sebelum dan sesudah makan dan minum
  2. Menggunakan tangan kanan saat makan atau minum
  3. Makan dan minum sambil duduk
  4. Makan dan minum secukupnya
  5. Tidak mencela makanan atau minuman

adab makan dan minum

2. Adab Tidur 

Tidur adalah salah satu kebutuhan manusia. Tidur pun harus dilakukan sesuai dengan adab, agar tidak hanya menghilangkan rasa lelah, tapi juga mendatangkan pahala. Adab tidur yang mesti kita terapkan antara lain:

  1. Berwudhu / mencuci tangan dan kaki
  2. Membersihkan tempat tidur
  3. Berbaring menghadap ke sebelah kanan
  4. Berdo'a sebelum tidur
  5. Berdo'a saat bangun tidur

Adab tidur

3. Adab Terhadap Tetangga

Tetangga adalah orang yang tempat tinggalnya dekat dengan kita. Islam mengajarkan kita untuk berbuat baik pada tetangga. Berikut ini adalah adab terhadap tetangga yang harus kita amalkan agar tercipta kehidupan bertetangga yang rukun dan damai:

  1. Mengucap salam ketika bertemu
  2. Membantu tetangga yang kesulitan
  3. Menjenguk tetangga yang sakit
  4. Tidak menceritakan kejelekan tetangga
  5. Saling berbagi makanan

Adab bertetangga


BAB V. Keteladanan Nabi Hud a.s., Nabi Sholeh a.s., dan Nabi Ibrahim a.s.

Kita langsung lompat ke bab 5 ya, karena bab 4 membahas tentang tata cara shalat. Bukannya tidak penting, tetapi bacaan shalat antara satu dengan yang lain terkadang berbeda. :)

Jadi, kita langsung ke teladan para nabi, ya...

1. Nabi Hud a.s.

Nabi Hud a.s. adalah putra dari Shalikh bin Arfakhasayadz. Nabi Hud a.s. masih keturunan dari Nabi Nuh a.s. 

Nabi Hud a.s. diutus untuk berdakwah di kaum 'Aad. Kaum 'Aad memiliki keahlian membuat bangunan yang tinggi. Mereka menyembah berhala. Mereka tidak mau beriman kepada Allah SWT. Akibatnya, Allah membinasakan mereka dengan mengirimkan angin yang sangat kencang selama berhari-hari.

tentang Nabi Hud a.s.

2. Nabi Sholeh a.s.

Nabi Sholeh a.s. adalah putra dari 'Ubaid bin Masih. Sama seperti Nabi Hud a.s., Nabi Sholeh a.s. juga masih keturunan dari Nabi Nuh a.s.

Nabi Sholeh a.s. diutus untuk berdakwah di kaum Tsamud. Nabi Sholeh a.s. diberi mukjizat oleh Allah SWT dapat mengeluarkan unta betina dari sebuah batu. Meski sudah melihat mukjizat tersebut, Kaum Tsamud tetap durhakan kepada Allah SWT. Mereka tetap menyembah pada berhala. Akhirnya, Allah SWT menghukum mereka dengan mengeluarkan suara yang sangat keras dari langit ditambah dengan gempa bumi yang dahsyat. Kaum Tsamud pun hancur dan binasa.

tentang Nabi Sholeh a.s.

3. Nabi Ibrahim a.s.

Nabi Ibrahim tinggal di Huran. Masyarakat Huran menyembah bintang-bintang dan berhala. Ayah Nabi Ibrahim bernama Azar. Beliau juga menyembah bintang-bintang dan berhala dan menolak ajakan Nabi Ibrahim untuk menyembah Allah SWT.

Suatu hari Nabi Ibrahim menghancurkan berhala-berhala itu, hingga membuat masyarakat Huran marah. Mereka pun ingin membakar Nabi Ibrahim a.s., tetapi Allah memberikan mukjizatnya dengan menjadikan api tersebut terasa dingin.

tentang Nabi Ibrahim a.s.

~

Itulah rangkuman materi Al Islam kelas 2 semester 1 SD Muhammadiyah. Di sini kita telah belajar tentang huruf hijaiyah yang tidak bisa disambung dengan huruf setelahnya, makna asmaul husna, adab makan dan minum, adab tidur, adab bertetangga, juga perjuangan dakwah Nabi Hud a.s., dakwah dan mukjizat Nabi Sholeh a.s., serta perjuangan dakwah dan mukjizat Nabi Ibrahim a.s. Semoga rangkuman ini bermanfaat untuk Mama dan anak-anak, yaa...



Ditulis dengan Cinta, Mama

Read More

Materi Hijaiyyah Semester 1 Kelas 1 SD Muhammadiyah

Wednesday, November 24, 2021


Hai, Ma... Sebentar lagi anak-anak akan menempuh PAS (Penilaian Akhir Semester). Sebagai Mama yang bertanggung jawab (uhuk..) Mama pun mulai mempersiapkan diri. Seperti biasa, Mama membuatkan rangkuman materi untuk memudahkan saat belajar. Hmm, jangan julid dengan mengatakan seperti ini, yaa: masa yang tes anaknya, yang repot emaknya. Hehe... 

Kita sebagai orang tua tentu paling paham karakter anak-anak kita, dan kita tentu ingin mengusahakan yang terbaik untuk mereka, bukan? Toh ngga ada salahnya belajar sama-sama. Dan yang tak boleh dilupa, kita harus senantiasa mengajarkan pada anak-anak untuk ikhtiar dulu, kemudian bertawakkal. Jadi bukan pasrah doang. Nah, membuat rangkuman seperti ini adalah bentuk ikhtiar Mama Kepiting untuk Mas Amay dan Dek Aga. 😊

Aiiih, ngelanturnya panjang. Kita langsung ke rangkuman materi Hijaiyyah saja yuk... 

Untuk anak-anak yang sekolah di SD Muhammadiyah, mungkin materinya sama, yaa... Di kelas 1 ini, anak-anak diajak untuk mengenal huruf Hijaiyyah. Ternyata agak sulit ya mengajarkan anak untuk recognizing / mengenali huruf hijaiyyah, karena mereka sudah terbiasa belajar membaca Al-Qur'an dengan metode iqro', yang mana huruf yang dibaca sudah berharakat.

Tapiii, kita ngga boleh menyerah ya, Ma... Karena ini ilmu dasar, sebelum kita menyelami Al-Quran lebih dalam.

Baca juga: Bacaan Gharib: Saktah, Tashil, Imalah, Isymam, dan Naql

BEBERAPA HURUF HIJAIYYAH DAN CIRI-CIRINYA

Nah, supaya anak-anak bisa lebih mudah dalam mempelajari huruf hijaiyyah, kita bisa mengenalkan huruf hijaiyah melalui bentuk dan ciri-cirinya.

Ciri-ciri huruf hijaiyah
ciri-ciri huruf alif, ba, ta, tsa

Alif : Huruf hijaiyyah yang bentuknya seperti angka satu / seperti tonggak / seperti jari telunjuk.

Ba : Huruf hijaiyyah yang bentuknya seperti gambar piring dengan 1 bakso menggelinding di bawahnya. 

Ta : Huruf hijaiyyah yang bentuknya seperti gambar piring dengan 2 bakso di atasnya. Huruf ta bisa juga dianalogikan seperti bulan sabit dengan 2 bintang di atasnya. Eh iya, bentuk huruf ta juga mirip dengan bentuk kancing baju lho. 😊

Tsa : Huruf hijaiyyah yang bentuknya seperti gambar piring dengan 3 bakso di atasnya. Atau, seperti bulan sabit dengan 3 bintang di atasnya.

mengenali huruf hijaiyah dari ciri-cirinya
ciri-ciri huruf jim, ha, dan kho

Jim, Ha, Kho : Huruf hijaiyyah yang berbentuk seperti angka 2 yang terbalik. Jika dilihat-lihat, huruf jim, ha dan kho juga menyerupai bentuk paruh bebek.

Nah, nanti Mama tinggal menjelaskan lagi bahwa "jim" memiliki titik di bagian bawah. "Kho" memiliki titik di bagian atas, sedangkan "ha" tidak memiliki titik.

ciri-ciri huruf dal dan dzal
mengenal huruf dal dan dzal dalam hijaiyah

huruf hijaiyah yang bentuknya seperti pisang
huruf ro dan zay, berbentuk seperti pisang

Dal, Dzal : Huruf hijaiyyah yang bentuknya seperti senjata boomerang 

Ro dan Zay : Huruf  hijaiyah yang bentuknya seperti pisang

'Ain, Ghoin : Huruf hijaiyyah yang bentuknya seperti setengah angka 8

Seperti huruf-huruf lainnya, huruf kembar ini juga dibedakan berdasarkan ada / tidaknya titik.

huruf hijaiyah yang bentuknya seperti separuh angka 8
ciri-ciri huruf 'ain dan ghoin

Lam : Huruf hijaiyyah yang bentuknya menyerupai mata pancing

Ha : Huruf hijaiyyah yang bentuknya seperti siput

Ya' : Huruf hijaiyyah yang bentuknya seperti angsa

huruf hijaiyah yang seperti mata pancing
huruf hijaiyah yang bentuknya seperti mata pancing dan siput


mengenal huruf hijaiyah dengan mudah
huruf ya' berbentuk seperti angsa


Nah, jika huruf hijaiyah dipetakan berdasarkan ciri-ciri bentuknya seperti ini, insya Allah anak-anak akan lebih mudah mengingatnya. 😊

Sekarang, mari kita belajar hal lainnya.

HARAKAT / TANDA BACA DALAM AL-QURAN

Tanda baca dalam Al-Quran dinamakan harakat. Harakat ini ada beberapa macam, yaitu;

1. Fathah, berupa garis miring di atas, fungsinya adalah untuk menciptakan bunyi "a" pada suatu huruf.

2. Kasrah, berupa garis miring di bawah, fungsinya adalah untuk menciptakan bunyi "i" pada suatu huruf.

3. Dhommah, bentuknya seperti wawu kecil di atas. Fungsinya adalah untuk menciptakan bunyi "u" pada suatu huruf. 

Sebenarnya masih ada harakat lain seperti fathatain, kasratain, dan dhommatain yang menghasilkan bunyi an, in, dan un. Namun, kita akan mempelajarinya di semester depan, yaa... Nanti juga akan ada sukun dan tasydid. Nah, di semester 1 ini, belajarnya sampai di harakat dhommah dulu. Lain waktu kita sambung lagi belajarnya, insya Allah. Terus semangat belajar ya, supaya bisa jadi anak yang pintar. 😊


Ditulis dengan Cinta, Mama

 

 

Read More

Tentang Meminta-minta

Friday, October 15, 2021


Beberapa hari lalu, Tante Rani R Tyas membuka diskusi dengan Tante Widut dan Mama. Tante Rani dilema tentang bagaimana harus bersikap pada pengemis di lampu merah / perempatan. Haruskah diberi, atau dibiarkan saja? Kalau tidak diberi, kasihan. Diberi pun, khawatirnya peminta-minta ini sebenarnya merupakan sekelompok orang yang sengaja diturunkan secara terorganisir, seperti fakta-fakta yang sering ditemukan di berbagai investigasi di televisi.

Kalau Mama Kepiting, Bagaimana Pandangannya terhadap Para Peminta-minta?

Bicara soal peminta-minta, Mama mencoba kembali ke memori belasan tahun silam, saat Mama masih menjadi pengguna KRL Jakarta - Bogor. Mau tahu ngga, KRL yang Mama tumpangi waktu itu? Seperti ini...

KRL zaman dulu
Wajah KRL Zaman Dulu, via metro.tempo.co

Seperti inilah wajah KRL zaman dulu. Kereta akan penuh sesak di waktu pagi dari arah Bogor menuju Jakarta. Kebalikannya, di jam-jam pulang kantor, penumpang dari Jakarta memadati kereta yang menuju ke arah Bogor.

Mama naik KRL seperti ini?

Iya... Mama tinggal di Bogor dan menjalani kuliah malam di daerah Pasar Minggu. Saat pulang kuliah jam 9:30 malam, kereta penuh sesak. Kadang, Mama harus berdiri di tepi pintu yang terbuka. Sangat berbahaya, tapi saat itu tak ada pilihan lain yang lebih hemat dan lebih cepat.

Lalu, apa hubungannya KRL dengan peminta-minta?

Di atas KRL ini, ada banyak peminta-minta dengan aneka modus. Kalau kereta penuh sesak seperti foto di atas sih, hampir tidak ada pengemis, yaa... Tapi saat kereta lengang, pengemis-pengemis itu langsung menyerbu. Ini menjadi pemandangan yang harus Mama nikmati tiap sore hari, saat Mama berangkat kuliah.

Nah, seperti inilah para peminta-minta di KRL.

Peminta-minta di KRL zaman dulu
Pengemis di KRL Zaman Dulu, via ketan-pencok.blogspot.com

Awalnya, Mama rajin menyisihkan sebagian gaji Mama untuk mereka. Namun, kebiasaan itu Mama hentikan saat Mama memergoki seorang pengemis yang tadinya terlihat lumpuh, tetapi setelah keluar dari kereta, ia bisa berjalan dengan normal. Keseelll... Apalagi setelah tahu bahwa penghasilan mereka ternyata jauh lebih banyak dari gaji Mama sebagai guru TK. Dobel-dobel keselnya.

Hingga kemudian, saat kajian, Mama mengungkapkan perasaan ini pada murobbiah. Oleh beliau, Mama diberi nasehat. Kira-kira seperti ini: 

Kalau niat kita mau bersedekah, bersedekahlah. Jika kemudian yang kita beri ternyata berpura-pura miskin, pura-pura lemah, itu menjadi urusannya dengan Tuhannya.
Nah, sejak itu, Mama jadi punya pandangan baru tentang arti sedekah dan hubungannya dengan keikhlasan.

Bagaimana Mama memberi penjelasan tentang peminta-minta pada Mas Amay dan Dek Aga?

Di satu sisi, kita harus menjelaskan pada anak-anak bahwa meminta-minta adalah perbuatan yang kurang terpuji. Tetapi di sisi lain, kenapa banyak orang yang suka meminta dan kita kadang memberi juga? Bukankah itu artinya kita "mendukung" perbuatan mereka?

Di sinilah letak dilemanya...

Sedikit cerita, yaa... Saat ini, di tempat kami tinggal, ada mbah-mbah yang langganan meminta. Biasanya dia datang di hari Minggu sore. Mas Amay dan Dek Aga sudah hafal, dan sudah tahu apa yang harus dilakukan saat simbahnya datang.

Memang, meminta-minta bukanlah hal yang baik untuk dilakukan. Mama pun menyampaikan pada Mas Amay, bahwa ada hadits yang menyebutkan bahwa jika seseorang meminta-minta padahal sebenarnya ia mampu, di akhirat dia akan datang dengan mencakar-cakar wajahnya sendiri.

Dalam hadits lain juga disebutkan bahwa seseorang yang suka meminta-minta, maka ia akan datang di akhirat tanpa sekerat daging pun di wajahnya.

hadits larangan meminta-minta

Tapi, Mama sampaikan juga pada Mas Amay bahwa ada kondisi yang memperbolehkan seseorang meminta-minta, seperti:

1. Orang yang menanggung hutang. Ia boleh meminta-minta sampai lunas hutangnya, setelah itu berhenti.

2. Orang yang ditimpa musibah sehingga habis seluruh hartanya, ia boleh meminta-minta sampai mendapatkan sandaran hidup.

3. Orang yang ditimpa kesengsaraan hidup, ia boleh meminta-minta sampai memiliki sandaran hidup.

Intinya, meminta-minta boleh dilakukan asalkan dalam kondisi darurat. Namun, harus selalu ditanamkan dalam diri kita (dan anak-anak juga) bahwa saat kita berada dalam kesempitan atau butuh pertolongan, usahakan untuk hanya meminta dan bergantung pada Allah semata. Tanamkan juga bahwa tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah, artinya, memberi itu jauh lebih baik daripada menerima. Toh, dalam harta kita, sesungguhnya ada hak orang lain juga, kan?

Baca: Jangan Takut Berbagi, Banyak Hal Bisa Kita Raih Setelah Kita Ikhlas Memberi


Jadi, kalau ada yang datang meminta-minta kepada kita, sebaiknya bagaimana? Adalah hak kita untuk memberi atau menolak. Namun, saat tidak ingin memberi, ingat Q.S. Adh-dhuha ayat 10:

"Dan terhadap orang yang meminta-minta, janganlah engkau menghardiknya."

Juga Q.S Al-Baqarah ayat 263:

"Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik daripada sedekah yang diiringi tindakan yang menyakiti. Allah Mahakaya, Maha Penyantun."


 

Ditulis dengan Cinta, Mama

Read More

Melatih Anak Berpuasa

Sunday, April 18, 2021

 
Tiga hari ini, tiap bangun sahur, Aga langsung mengerjakan sholat. Walaupun dia masih terbata-bata mengucap "tahajud", bahkan kemarin pun anak ini masih belum ngeh nama sholatnya sholat apa, tapi dia sholat karena keinginan sendiri.

Luar biasa sih, seusia ini, ia bisa mengerjakan sholat 5 waktu + sholat dhuha + tarawih + puasa sampai maghrib + tahajud. Mama waktu masih umur 6 tahun, untuk sahur aja masih harus digendong sama Akung, Nak. Bahkan seingat Mama, Mama baru bisa full puasa maghrib selama sebulan penuh saat kelas 3 SD. Ini Aga baru TK B, lho. Masya Allah.
 
Semoga Allah ridho ya, Nak. Aamiin aamiin Yaa Robbal 'Aalamiin.


melatih anak berpuasa

 
Sebenarnya, saya tak punya kiat khusus untuk mengajarkan anak-anak berpuasa. Semuanya berjalan secara natural. Pada awalnya, mereka hanya ikut-ikutan sahur dan berbuka. Lama-lama mereka menjadi terbiasa dan selanjutnya kami hanya memotivasi saja agar mereka semangat latihan berpuasa.

Salah satu bentuk dukungan yang kami berikan adalah dengan mencoba memenuhi setiap makanan atau minuman yang mereka inginkan. Pokoknya selagi kami bisa menyediakan, maka akan kami sediakan. Permintaan mereka pun tak sulit-sulit amat. Amay biasanya hanya meminta sandwich untuk berbuka, atau chicken katsu untuk lauk makannya. Nah, Aga biasanya hanya minta dibelikan es buah. Tidak ada yang spesial bukan?

Apakah saya menjanjikan sesuatu sebagai reward untuk mereka? Sama sekali tidak. Saya hanya mengatakan bahwa ketika kita melakukan ibadah, maka Allah akan memberikan pahala. Ada dua malaikat yang akan mencatat setiap tindak tanduk kita.

Oiya, tentang pahala, kemarin Aga bertanya, "Aga pahalanya udah berapa, Ma?"
 
Mama jawab, "Waduh, Mama ngga nyatat, Dek. Kan yang nyatat malaikat." 😂

Sementara itu, tadi, Masnya masih males-malesan. Udah bangun, eh, tiduran lagi.

Aga mendekati kakaknya, lalu bilang begini, "Mas Amay kok tidur lagi? Belum sholat to? Ayo sholat dulu!"

Amay: "Kan ngga sholat (tahajud) ngga apa-apa, Dek."

Aga: "Ya kan sholat biar dapat pahala. Emangnya Mas Amay ngga mau dapat pahala? Bener-bener Mas Amay ini!" 🤣

Ya Allah, niru siapa anak ini? 🤣🤣
 
Baiklah, itu dia sekelumit cerita tentang Ramadhan 1442H / 2021M ini. Mama tak akan jenuh berdoa agar Mas Amay dan Dek Aga tumbuh menjadi anak yang sholih, yang rajin beribadah, yang cinta Allah dan Rasul-Nya, dibaguskan akhlaknya, dimudahkan rezekinya, Aamiin Aamiin Yaa Robbal 'Aalamiin...



Ditulis dengan Cinta, Mama
Read More

Bersahabat dengan Sampah, Mencegah Terulangnya Tragedi Leuwigajah

Tuesday, March 30, 2021


Mas Amay saat ini duduk di kelas 4 SD. Karena pandemi corona yang sedang melanda memaksa anak-anak untuk belajar dari rumah, secara otomatis hal ini mengembalikan peran saya sebagai "madrosatul ula" alias sekolah pertama bagi anak-anak. Nah, untuk menjadi "guru" yang baik, mau tidak mau saya harus ikut mempelajari materi yang sedang mereka pelajari.

Kebetulan, saya termasuk ibu yang senang bercerita dan berdiskusi dengan anak-anak. Saat seperti itulah, biasanya saya memasukkan materi-materi pelajaran atau nilai-nilai yang saya pegang. Seperti yang terjadi pada suatu malam, saat menganalisa artikel tentang Kakek Duha Juhaeri, Sang Penyelamat Lingkungan, obrolan kami berkembang jauh hingga ke tragedi Leuwigajah. Tragedi longsornya jutaan kubik sampah di TPA Leuwigajah, Cimahi, yang mengakibatkan tertimbunnya beberapa desa dan menewaskan setidaknya 157 orang.

Bersahabat dengan Sampah bersama waste for change
TPA Leuwigajah, Source: https://geoenvironmental-disasters.springeropen.com


Mas Amay adalah anak yang cerdas. Ia merespon cerita yang saya sampaikan dengan, "Pantesan Mama suka misahin sampah di komposter."

Ia pun langsung teringat dengan kejadian di rumah kami suatu hari, saat kompos cair yang sudah saya masukkan ke dalam botol, "meledak". Waktu itu, jumlah tanaman di rumah kami belum sebanyak sekarang, berkebalikan dengan produksi kompos cair dari komposter. Nah, karena cukup lama tidak terpakai, kompos cair itu "ngegas". Mungkin dia marah karena "dianggurin". 😂

Karena bisa menyaksikan sendiri betapa berbahayanya sampah apabila tidak dikelola dengan baik, Mas Amay jadi punya gambaran seberapa dahsyatnya tragedi Leuwigajah itu. Jika ledakan sebotol kompos cair saja bisa mengakibatkan isinya muncrat ke mana-mana, apatah lagi jika itu berasal dari gunungan sampah setinggi 50 - 70 meter yang luasnya berhektar-hektar? 

Lalu, apakah tragedi Leuwigajahlah yang mendorong saya untuk mulai mengompos?

Sebenarnya bukan. 

Penyebabnya empat tahun lalu, saat kami baru pindah ke rumah ini, kami langsung dihadapkan dengan tukang sampah yang kurang disiplin. Jika di rumah lama tukang sampah mengambil sampah tiap 2 hari sekali, ini hampir seminggu sampahnya ngga diambil juga, hingga menimbulkan bau yang luar biasa.

Tak tahan dengan baunya, suami saya langsung mengambil tindakan. Kebetulan, salah seorang temannya sedang giat mengompos dan membuat komposter. Kami pun memesan satu komposter padanya, dan sejak saat itu kami mulai memilah sampah anorganik dengan sampah organik. 

Meski kemudian kami tahu bahwa ketidakdisiplinan tukang sampah adalah karena sakit, tetapi hal itu tidak membuat kami berhenti mengompos. Sesuatu yang baik harus tetap dilanjutkan, bukan?

Baca: Mengompos, Upaya Penerapan Hablun Minal 'Alam

Memulai Zero Waste dengan Mengompos
Ini adalah komposter pertama kami. 2017.

Kompos Cair
Ini adalah kompos cair yang sempat "meledak" karena tidak terpakai dalam waktu lama.


Selain dengan mengompos, apa saja yang bisa kita lakukan untuk mengurangi sampah di bumi?

Sejujurnya, saya pun belum berbuat banyak. Namun, pelan-pelan kami mulai membiasakan untuk melakukan beberapa hal di bawah ini;

Reduce

1. Mengurangi sampah plastik

- Saat berbelanja, saya selalu berusaha untuk membawa kantong belanja sendiri. 
- Membawa air minum sendiri saat bepergian.

Kedua hal di atas sudah mulai kami ajarkan pada anak-anak juga.

2. Membatasi pemakaian tisu

Biasanya, sedikit-sedikit kami memakai tisu. Mengelap kompor, pakai tisu. Makan gorengan, dilap pakai tisu. Pokoknya, tiada hari tanpa tisu.

Sekarang, kotak tisu tidak lagi saya isi, dan urusan lap-lapan, saya menggantinya dengan lap kain.

Reuse

1. Menggunakan bekas bungkus minyak, deterjen, dll, sebagai pengganti pot tanaman

2. Menampung minyak jelantah dan tak lagi membuangnya ke selokan

Biasanya, saya membuang minyak jelantah ke selokan. Ampuuun...

Namun, alhamdulillah, beberapa waktu lalu saya dihubungi oleh seseorang yang mewakili sebuah lembaga amal di Solo, yang bersedia menampung minyak jelantah untuk kemudian diolah menjadi biodiesel. Hasil dari penjualan, nantinya akan disalurkan kepada saudara-saudara kita yang membutuhkan.

Sebagai ibu-ibu yang sering memasak, tentu ini merupakan kabar gembira. Setidaknya, selain dapat beramal, saya pun tak lagi dihantui perasaan "berdosa" karena telah membuang jelantah di selokan.

Waste4Change, Olah Minyak Jelantah


Recycle

Terus terang, untuk poin ini, kami baru mampu mengubah sampah organik menjadi kompos. Untuk sampah anorganik, kami masih bergantung pada pak tukang sampah. 

Namun, suatu hari saya menemukan akun Waste4Change di Instagram. Waste4Change merupakan sebuah perusahaan Waste Management Indonesia yang memiliki misi mengurangi jumlah sampah yang berakhir di TPA. Didirikan oleh Mohamad Bijaksana Junerosano, Waste4Change hadir serupa angin segar yang membawa sebuah harapan. Waste4Change memberikan pelayanan Personal Waste Management, yaitu layanan pengangkutan sampah anorganik, langsung dari rumah klien.

Memang, saat ini Waste4Change belum menerima sampah organik, tetapi Waste4Change dapat membantu menyediakan peralatan dan perlengkapan pengomposan mandiri di rumah. Waste4Change juga mendukung teman-teman yang ingin belajar mengenai pengolahan sampah organik dengan Black Soldier Fly (BSF) serta teknis budidayanya. 

Sebagai informasi, BSF adalah jenis lalat yang berguna untuk mengurangi dampak negatif dari penumpukan sampah organik di alam. Larva BSF pun sangat baik untuk dimanfaatkan sebagai pakan ternak. 

Waste4Change


Tak hanya melayani individu, Waste4Change juga melayani perusahaan, yang mana kita tahu, banyak sekali perusahaan-perusahaan yang berpotensi menghasilkan sampah anorganik. Entah dari proses produksinya yang menghasilkan residu, produk gagal, dan lain sebagainya, ataukah dari proses distribusi yang menyebabkan produk rusak dan kadaluarsa, atau bisa juga pasca konsumsi, yang menghasilkan kemasan kosong.

Saat ini sedikitnya ada 12 perusahaan yang bekerja sama dengan Waste4Change untuk memenuhi Extended Producer Responsibility Indonesia. Di antara 12 klien tersebut, mungkin teman-teman adalah konsumennya, misalnya; Wardah, Young Living, The Body Shop, juga Gojek.

Alhamdulillah. Semoga semakin banyak perusahaan yang bertanggung jawab dengan sampahnya.

Mengapa masalah sampah perlu dipikirkan serius?

Selama ini, kita hanya diajarkan untuk membuang sampah di tempat sampah. Selesai. Seolah, permasalahan sampah berhenti di situ. Padahal, sampah-sampah dari tempat sampah di rumah kita, akan berakhir di TPA (Tempat Pembuangan Akhir), di mana di sana, sampah organik dan anorganik bercampur menjadi satu. 

Sampah organik yang dimasukkan ke dalam plastik, lama-kelamaan akan menghasilkan gas metana, yang berpotensi menimbulkan ledakan, seperti yang terjadi di TPA Leuwigajah 16 tahun silam.

Adalah tanggung jawab kita untuk menyebarkan informasi ini kepada masyarakat luas, termasuk kepada anak-anak kita. Sudah saatnya kita mengampanyekan bahwa "Sampah Kita, Tanggung Jawab Kita".

Jika kita tidak segera mengambil peran dalam persoalan sampah, kira-kira apa yang akan terjadi di tahun-tahun mendatang? Apakah kita siap, jika kelak bumi tak menyisakan ruang yang nyaman untuk dijadikan tempat tinggal?


Ditulis dengan Cinta, Mama


"Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Menulis Blog Waste4Change Sebarkan Semangat Bijak Kelola Sampah 2021
Nama Penulis: Arinta Adiningtyas"


Read More

Rutin Sholat Dhuha karena Anak

Monday, February 8, 2021

 
Di sekolah, selain diajarkan untuk tak meninggalkan sholat 5 waktu, anak-anak juga dibiasakan untuk melaksanakan sholat dhuha. Bahkan, ada buku laporan kegiatan semacam Buku Ramadhan juga untuk diisi selama masa Belajar di Rumah. Ya, meski saya suka lupa mengisinya sih. Sing penting sholat, ngaji, gitu wae wis.
 
Nah, karena anaknya saja rajin sholat dhuha (memang pada awalnya terpaksa, hanya untuk mengisi buku kegiatan saja), sebagai emak saya jadi merasa berdosa kalau ngga sholat dhuha juga. Saya mengaku, dulu, saya sholat dhuha pas sempat aja. Atau, mendadak rajin pas ada maunya. Astaghfirullah. 😢
 
Padahal, saya tahu kok, hikmah sholat dhuha itu apa saja. Salah satunya seperti di dalam hadist yang diriwayatkan At-Thabrani.
 
"Barangsiapa yang shalat dhuha dua rakaat, maka dia ditulis sebagai orang yang tak lalai. Barangsiapa yang mengerjakannya sebanyak empat rakaat, maka dia ditulis sebagai orang yang ahli ibadah. Barangsiapa yang mengerjakannya enam rakaat, maka ia diselamatkan di hari itu. Barangsiapa mengerjakannya delapan rakaat, maka Allah tulis dia sebagai orang yang taat. Dan barangsiapa yang mengerjakannya dua belas rakaat, maka Allah akan membangun sebuah rumah di surga untuknya."

 
Dahsyatnya Sholat Dhuha


Hidayah memang bisa datang lewat jalur mana saja, yaa... Termasuk lewat anak-anak. Saya, ayahnya anak-anak juga, kini jadi rajin menjalankannya. Jika dulu kami dhuha saat butuh saja, sekarang karena eman-eman / sayang bila sampai melewatkannya.

Omong-omong, sebelum pada menghakimi, masa ibadah aja harus dipamerin, saya mau klarifikasi dulu. Saya menulis ini bukan untuk riya', insya Allah, melainkan untuk mengingatkan diri sendiri, bahwa sebagai orang tua, kita ngga boleh jarkoni alias "bisa ngajar, ora bisa nglakoni". Bahasa kerennya, omdo - omong doang.

Saya teringat seorang sahabat, sebut saja Mama Hadfy, suatu hari menulis status di WhatsApp yang intinya kurang lebih begini: Mengharapkan anak menjadi hafidz Qur'an sementara ibunya sendiri ngga pernah baca Al-Qur'an, adalah sebuah mitos.

Masuk akal kan... Buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Ingin anak menjadi orang baik, tentu saja orang tuanya harus memberi contoh yang baik juga. Ingin anaknya rajin dhuha, orang tuanya harus rajin juga. Jangan cuma bisa nyuruh-nyuruh doang. Inilah yang saya lakukan kemudian. Berawal dari rasa "malu dan ngga enak" sama anak, lama-lama jadi sebuah kebiasaan. Semoga kami semua istiqomah, aamiin aamiin YRA.

Oh iya, saya jadi teringat dengan seorang sahabat semasa SMP. Siti Badriyah namanya. Siti Badriyah yang ini tak pandai menyanyi. Siti Badriyah yang ini adalah seorang hafidzah. Anak-anaknya, Mbak Alya dan Mas Yusrin, sedang menuju ke arah sana dengan bimbingan sang ibunda. Masya Allah.

Suatu hari, Badriyah, begitu saya memanggilnya, menunjukkan nikmatnya menjadi penghafal Al-Qur'an. Ketika anak-anaknya muroja'ah hafalan, ia bisa menyimak sambil beberes, memasak atau mengerjakan pekerjaan rumah tangga lainnya. Jadi, jika terdengar ada yang salah, ia bisa langsung "mbengok" alias teriak sambil membetulkan hafalan anaknya. Tentu saja teriaknya Badriyah berbeda dengan teriakan Mama Kepiting, yaa.. 😂

Saya ingin bisa seperti itu juga. Apa saya sudah hafal Al-Qur'an? Beluuuummmm... Tapi saya berusaha untuk menghafal apa yang anak-anak saya hafalkan. Biar apa? Biar ngga jarkoni dong.

 
Ditulis dengan Cinta, Mama
Read More