Initiative dalam Bahasa Inggris berarti: The power or ability to begin or to follow through energetically with a plan or task; enterprise and determination. Artinya kurang lebih adalah kekuatan atau kemampuan untuk memulai atau untuk menindaklanjuti sesuatu dengan penuh semangat dan tekad.
Yang perlu digarisbawahi disini, kemampuan untuk memulai itu dilandasi dengan semangat dan tekad, yang tidak akan ditemui apabila seseorang melakukannya dengan paksaan atau perintah. Jadi, inisiatif berarti tindakan yang dilakukan dengan kesadaran dan kemauan pelakunya.
Initiative, menjadi salah satu unsur penilaian di rapor anak-anak ketika saya mengajar dulu. Initiative dinilai lebih pada rasa, bukan akademik. Mengajarkan anak-anak untuk memiliki initiative sejak dini sangatlah penting. Tujuannya tentu untuk membentuk mereka agar lebih peka dan peduli dengan keadaan sekitar. Initiative memang erat kaitannya dengan kepedulian sosial. Lihat diluar sana, tingkat kepedulian manusia terhadap manusia lainnya, terhadap lingkungan, juga terhadap tumbuhan dan hewan, sudah hampir binasa.
Mengajarkan anak-anak untuk memiliki initiative, juga merupakan bagian dari mengasah Empathy. Menurut Wikipedia lagi, Empati adalah kemampuan untuk merasakan keadaan emosional orang lain, merasa simpatik dan mencoba menyelesaikan masalah, dan mengambil perspektif orang lain.
Mengajarkan anak-anak untuk memiliki initiative, juga merupakan bagian dari mengasah Empathy. Menurut Wikipedia lagi, Empati adalah kemampuan untuk merasakan keadaan emosional orang lain, merasa simpatik dan mencoba menyelesaikan masalah, dan mengambil perspektif orang lain.
Bayangkan jika sejak dini kemampuan berempati dan berinisiatif tidak diasah, maka yang akan timbul adalah generasi-generasi yang cuek, tidak peka terhadap keadaan sekitar, dan tidak mandiri karena selalu mengandalkan oang lain. Namun, bila semua orang tua mengajarkan anak-anaknya untuk memiliki kedua sifat mulia itu, dunia yang aman, damai, tentram, bukan hanya ada di khayalan.
Ada sebuah pengalaman yang sampai sekarang saya ingat, yaitu ketika Amay, anak sulung saya, tiba-tiba menangis saat menonton film Free Willy. Ketika Willy si paus dilepaskan kembali ke laut, itu adalah sebuah scene yang paling mengharukan. Tidak salah apabila kita ikut terhanyut dalam alur cerita, bukan? Karena ini berarti empati kita masih berfungsi dengan baik.
Ada sebuah pengalaman yang sampai sekarang saya ingat, yaitu ketika Amay, anak sulung saya, tiba-tiba menangis saat menonton film Free Willy. Ketika Willy si paus dilepaskan kembali ke laut, itu adalah sebuah scene yang paling mengharukan. Tidak salah apabila kita ikut terhanyut dalam alur cerita, bukan? Karena ini berarti empati kita masih berfungsi dengan baik.
Free Willy |
Tak hanya film Free Willy yang membuat Amay menangis, film lainnya yaitu The Good Dinosaur dan The Grave of Fireflies juga berhasil membuatnya sesenggukan. Memang, dari sebuah film kita bisa belajar banyak hal. Termasuk belajar untuk berempati.
Lalu bagaimana cara lain untuk mengasah initiative dan empathy?
Memberi kesempatan pada anak untuk melakukan sesuatu, secara tidak langsung akan membuatnya belajar bertanggung jawab. Selain itu, anak-anak juga akan lebih memiliki rasa percaya diri. Terlalu sering melarang mereka, justru akan membentuk mereka menjadi pribadi yang penakut, pemalas, dan tidak percaya diri.
Katakan pada anak-anak, tidak masalah jika ingin marah, bersedih atau merasa kecewa. Namun, katakan juga bahwa emosi yang berlebihan dan berkepanjangan justru dapat mendatangkan bencana. Dari sini, kelak mereka akan belajar untuk menghargai perasaan orang lain juga.
Menghargai setiap usaha anak adalah suatu hal yang amat sederhana, tapi sangat penting untuk perkembangan emosionalnya. Sebaliknya, menghina atau meremehkan usaha mereka, adalah salah satu contoh kekeliruan dalam komunikasi. Efeknya tidak main-main lho, Ma!
Baca ini yaa : Pengaruh Verbal Bullying terhadap Masa Depan Korban
Lalu bagaimana cara lain untuk mengasah initiative dan empathy?
1. Perkenalkan Inisiatif dan Empati Melalui Perilaku
Cara terbaik untuk mengubah orang lain adalah dengan mengubah diri sendiri.Anak akan meniru apa yang dilihatnya, bukan? Maka, cara terbaik untuk mengasah inisiatif dan empati mereka, adalah dengan memberikan contoh yang baik dalam kehidupan sehari-hari.
2. Berikan Kesempatan pada Anak untuk Melakukan Sesuatu
Memberi kesempatan pada anak untuk melakukan sesuatu, secara tidak langsung akan membuatnya belajar bertanggung jawab. Selain itu, anak-anak juga akan lebih memiliki rasa percaya diri. Terlalu sering melarang mereka, justru akan membentuk mereka menjadi pribadi yang penakut, pemalas, dan tidak percaya diri.
3. Biasakan untuk Mengungkapkan Perasaan
Katakan pada anak-anak, tidak masalah jika ingin marah, bersedih atau merasa kecewa. Namun, katakan juga bahwa emosi yang berlebihan dan berkepanjangan justru dapat mendatangkan bencana. Dari sini, kelak mereka akan belajar untuk menghargai perasaan orang lain juga.
4. Selalu Hargai Usaha Anak
Menghargai setiap usaha anak adalah suatu hal yang amat sederhana, tapi sangat penting untuk perkembangan emosionalnya. Sebaliknya, menghina atau meremehkan usaha mereka, adalah salah satu contoh kekeliruan dalam komunikasi. Efeknya tidak main-main lho, Ma!
Baca ini yaa : Pengaruh Verbal Bullying terhadap Masa Depan Korban
5. Tetap Konsisten
Yang paling sulit dari semuanya ini adalah konsisten. Iya, semua hal baik membutuhkan keistiqomahan untuk menjadikannya gaya hidup.
Semoga kita bisa istiqomah dalam memberikan teladan yang baik untuk putra-putri kita ya, Ma... Aaamiin YRA.