Cici, seekor kelinci kecil yang baik hati, ikut pula menghampiri
Ket.
“Hai Pipit, hai Ket. Kalian
sedang apa?”
“Aku sedang bertamu ke rumah Ket
dan kulihat dia sedang murung. Tapi saat kutanya apa dia sedang sakit, dia
hanya menggeleng.” Jawab Pipit.
Iput, seekor tupai yang mendengar
percakapan mereka kemudian berkata, “Ket memang tidak sakit. Ia hanya sedang
bersedih.”
“Dari mana kamu tahu?” tanya Cici sambil mengunyah wortelnya.
“Aku tadi melihatnya menangis.”
Jawab Iput.
“Mengapa kamu menangis, Ket?
Apakah ada masalah? Ceritakanlah pada kami, siapa tahu kami bisa membantumu.”
Bujuk Pipit.
“Ibuku pergi.” Kata Ket singkat. Ia lalu menundukkan kepala.
“Ibuku pergi.” Kata Ket singkat. Ia lalu menundukkan kepala.
“Tapi ibumu pergi untuk mencari
makan, Ket. Untukmu juga. Kalau ibumu tidak makan, air susunya tak akan keluar.
Kamu tak bisa menyusu nantinya. Yakinlah, ibumu tak lama lagi pulang. Tadi
kudengar ibumu berkata seperti itu, bukan?” Iput berusaha menghibur.
“Iya Ket, kamu sabar ya… Kami
disini akan menemanimu hingga ibumu kembali.” Cici juga berusaha menghibur
kucing kecil itu.
“Kamu tahu, Ket? Dulu saat aku
belum bisa terbang, ibuku selalu pergi meninggalkanku untuk mencari makanan,
dan setelah ia dapatkan makanan itu, ibu menyuapiku.” Cerita Pipit. “Tapi aku
tidak menangis, karena aku tahu ibu akan kembali.”
“Betul kata Pipit, Ket. Nanti
kalau kamu sudah besar, pasti ibumu akan mengajakmu mencari makanan.” Ujar Cici
menasehati.
“Tersenyumlah, Ket.” Bujuk Pipit.
Ket pun tersenyum.
“Hai lihat! Siapa disana?” teriak Iput.
“Ibu!!!” Ket berlari menuju
ibunya.
“Kau menangis, Ket? Matamu
berair.” Tanya ibu dan dijawab Ket dengan tersipu malu.
”Tadi aku memang menangis, Bu.
Tapi teman-teman datang menghibur dan menemaniku.” Kata Ket sambil memandang ke
arah Pipit, Cici, dan Iput.
“Sudah mengucapkan terima kasih
pada teman-temanmu?” Tanya ibu.
“Oh, aku sampai lupa. Terima
kasih teman-teman,” kata Ket sambil tersenyum.
“Sama-sama Ket,” Iput, Pipit, dan Cici menjawab serempak.
Kini Ket tak bersedih lagi. Ia akan
mencari teman-temannya jika ibu pergi mencari makan dan menyuruhnya tetap
tinggal.
~-~
Apikkk tenan
ReplyDeleteMakasih bu ima.. :)
DeleteMasih belajar.. :D
kolaborasi yang luar biasa .ayo mba Arin dan Mas Yopie harus jadi buku nih
ReplyDeleteHaha..ngga laku nanti tii..
Deleteiya nanti kita yang beli dan bantu promosi *uhuk*
DeleteJd marketing gitu ya? Haha..
DeleteUapik Mbak kolabirasine. Top. Saya suka, saya sukaaa...
ReplyDeleteMakasiiiih mba lailaaa.. :)
DeleteKeren bangeeet Ariiiin... 4 jempol buat kalian berdua..
ReplyDeleteBtw ada namakuu di dongeng itu, yeaaay.. *berasa jadi artis figuran*
Eiyaaa..ada nama tante pipit.. Hihi.. Maaf yaaaa.. :v
DeleteGambarnya baguss, pake tangan atau komputer mba arin?
ReplyDeletePake tangan dek..mewarnainya pake crayon..hihi
Deletesimple tapi cantik ^^
ReplyDeleteMakasiih Mba. :)
Deleteasiiik, ada cerita baru utk diceritain ke anakku sblm tidur :D .. tiap mo bobo slalu minta dibacain cerita mbak.. kdg2 ya aku keabisan stok juga ;p
ReplyDeleteWah alhamdulillah.. Semoga suka ya Mba.. :)
DeleteKirim ke Bbo mbak hehe
ReplyDeleteBtw itu ilustrasi2nya bagus2 banget :D
keluargahamsa(dot)com
Hihihi..ditolak melulu Mba.. >_<
DeleteWah, bisa bikin buku serial cerita anak mih, Mba. Memperkaya literatur buat anak yg jumlahnya masih minim :(
ReplyDeleteSaya belum pede Mba..hihi
Deletemb riiiiiiiiiiiiiiin tante mbul terpana, ini cubanget, tokoh ketnya
ReplyDeleteitu gambarnya keceh
Yang gambar papa yopi tantee..hihi
Deletetokoh ketnya aku sukaaaa
ReplyDelete*lalu tangtembulterpana
Eiya..kapan2 kita kolaborasi yuk..gimana gimana?
Delete