Contoh Pidato Perpisahan Kelas 6 SD

Friday, May 26, 2023


Di Ujian Praktik kelas 6 SD bulan Februari lalu, salah satu yang diujikan di sekolah Si Sulung adalah praktik pidato. Tema yang diambil untuk pidato kali ini adalah "Perpisahan Kelas VI". Ini sekaligus mempraktikkan apa yang telah dipelajari di pelajaran Bahasa Indonesia, tema Kepemimpinan. Tentu sebelum praktik, anak-anak telah dibekali teori tentang pengertian pidato, bagian-bagian pidato, langkah-langkah menyusun pidato, dll.

Pengertian Pidato


Pidato adalah metode penyampaian informasi, ide, atau pemikiran dalam bentuk kata-kata di depan banyak orang. Biasanya pidato disampaikan di acara peresmian, rapat organisasi, sambutan, atau perpisahan sekolah.

Bagian-Bagian Pidato


Pidato tersusun dari beberapa bagian, yaitu:
  • Salam pembuka --> Berisi kalimat sapaan
  • Pendahuluan --> Berisi paparan topik permasalahan yang dibahas
  • Inti --> Berisi pembahasan topik secara lengkap
  • Penutup --> Berisi rangkuman / intisari topik yang telah disampaikan
  • Salam penutup --> Berisi kalimat penutup, seperti ungkapan terima kasih dan salam

Langkah-Langkah Menyusun Pidato


Sebelum menyusun teks pidato, kita harus tahu di acara seperti apa kita akan berbicara, topik  apa yang akan kita angkat, dan siapa audiens kita. Setelah mengetahui ketiga hal tersebut, berikut ini adalah langkah-langkah dalam menyusun pidato:
  1. Buatlah rancangan kerangka pidato
  2. Kembangkan kerangka pidato menjadi teks pidato yang utuh
  3. Tulislah teks pidato menggunakan bahasa yang baik dan benar
  4. Bacalah kembali teks pidato yang telah kita buat, dan perbaikilah jika terjadi kesalahan
Saat berpidato, kita juga perlu memperhatikan intonasi, pelafalan, hingga penampilan. 


Contoh Pidato Perpisahan Kelas 6 SD



Contoh Pidato Perpisahan Kelas VI SD 


(Teks pidato ini dibuat oleh Si Sulung, saat mempersiapkan ujian praktik kelas VI SD, untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia)

Assalamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarokatuh

Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita, sehingga pada hari ini kita dapat berkumpul di acara perpisahan kelas 6. Tak lupa sholawat dan salam senantiasa kita curahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, dan semoga kita semua yang ada di sini termasuk dalam barisan ummatnya yang mendapatkan syafa'at di yaumil akhir kelak. Aamiin Allahumma Aamiin.

Bapak/Ibu guru yang saya hormati dan teman-teman yang saya sayangi, seperti yang saya sebutkan di awal, hari ini adalah hari perpisahan bagi kita, siswa-siswi kelas 6. Tidak terasa, 6 tahun telah kita lewati bersama di SD kita tercinta ini. Tentu ada banyak sekali kenangan indah yang tersimpan di memori.

Sebagai siswa kelas 6, saya merasakan bahwa perpisahan bukanlah hal yang mudah untuk dilalui. Namun, perpisahan adalah hal yang harus terjadi, seperti terbit dan terbenamnya mentari.

Bapak/Ibu guru yang saya hormati dan teman-teman yang saya sayangi. Selama 6 tahun kebersamaan kita, tentu ada kekurangan atau kesalahan yang telah saya perbuat. Untuk itu, setulus hati saya memohon maaf atas kekhilafan ini. Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada bapak/ibu guru atas segala bimbingan dan ilmu yang telah bapak/ibu guru ajarkan. Semoga Allah membalas kebaikan yang telah bapak/ibu lakukan dengan kebaikan yang setimpal. 

Kepada teman-teman kelas 6, terima kasih untuk persahabatan yang telah terjalin. Semoga perpisahan ini bukanlah akhir dari pertemanan kita. Mari kita bersama-sama mengejar impian, meski esok kita telah berbeda tempat belajar.

Bapak/Ibu guru yang saya hormati dan teman-teman yang saya sayangi. Mungkin itu saja yang bisa saya sampaikan pada kesempatan kali ini. Mohon maaf apabila ada kekurangan. Akhir kata,

Burung Nuri burung dara
Hinggap di dahan pohon cemara
Meski kita berpisah raga
Tapi hati tertaut selamanya

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh

~

Nah, itulah sedikit tentang pidato, dan contoh pidato perpisahan kelas 6 yang telah dibuat oleh Mas Amay saat ujian kemarin. Anak itu tidak mau dibantu mamanya saat menulis pidato, karena kata Ibu Guru, membuat pidatonya harus dengan bahasa sendiri. Katanya, Ibu guru bisa tahu, ini bahasa anak-anak atau bahasa orang tua. Xixixi, baiklaaahh... Semoga bermanfaat untuk adik-adik kelas 6 nanti, ya... :)




Ditulis dengan Cinta, Mama
Read More

Beberapa Ide Kegiatan untuk Mengisi Liburan Sekolah

Sunday, May 21, 2023


Setelah libur lebaran, libur kenaikan kelas pun sebentar lagi akan datang. Bahkan Sulung saya yang saat ini duduk di kelas 6 SD, sudah bisa menikmati hari libur sambil menanti hari pengumuman kelulusan datang. Tapi mau ngapain nih liburan ini? Mau jalan-jalan, adiknya belum libur. Pun saat ini kami sedang mode penghematan karena isi tabungan sudah banyak berkurang setelah dipakai mudik lebaran.

Nah, supaya Si Sulung ngga terlalu sering memegang handphone, saya pun menyibukkannya dengan berbagai kegiatan di rumah. Apa saja yang kami lakukan untuk mengisi liburan ini?

1. Bercocok Tanam


Sudah lama saya tidak "bermesraan" dengan halaman depan rumah karena berbagai kegiatan. Alhamdulillah, setelah Mas Amay selesai ujian, waktu saya juga sedikit lebih longgar. Saya pun berencana untuk kembali bercocok tanam. Kali ini kami akan menanam benih tomat dan cabai yang saya beli dari toko online. Kami menggunakan cangkang telur untuk tempat menyemai.


manfaat bercocok tanam


sprout



Kegiatan menanam seperti ini banyak memberikan pelajaran untuk saya lho. Misalnya ketika melihat pertumbuhan benih-benih itu setelah beberapa hari ditanam. Meski ditanam di hari yang sama, tetapi ada yang sudah tumbuh tinggi, ada yang baru keluar tunasnya, bahkan ada yang belum tumbuh sama sekali. 

Persis seperti jalan hidup manusia, ya... Meski lahir di waktu yang sama, tetapi tidak ada yang tahu bagaimana takdir akan membawanya. Saya meyakini bahwa ini semua terjadi karena Allah Maha Berkehendak dan Maha Teliti. Setiap makhluk yang diciptakan-Nya punya keunikan sendiri-sendiri. 

Kalau kata Pak Fahruddin Faiz, alam semesta ini ngga pernah terburu-buru. Semua sudah ada timeline-nya. Ini mengingatkan saya lagi, ketika temanmu sudah "tumbuh" lebih dulu, it's okay. Kamu punya timeline-mu sendiri. Percaya aja sama Yang Maha Mengatur, supaya kita tenang menjalani hari demi hari.

Wah, dari menanam saja sudah sepanjang ini, ya.. Yang jelas, menanam banyak memberikan untuk kita.


2. Memasak 


Anak saya, yang besar dan yang kecil (kelas 2 SD), sudah saya biasakan menyalakan kompor sendiri. Mereka sudah bisa membuat telur ceplok, telur dadar, mie instan, juga minuman hangat sendiri.

Di beberapa kesempatan, saya juga mengajak mereka untuk membuat aneka cemilan seperti pie susu, pizza, juga pisang cokelat. Oiya, terakhir mereka saya ajak membuat es lumut.


Membuat pie susu dengan anak-anak



Untuk selanjutnya, saya punya ide untuk mengajari mereka menggoreng ubi, membuat puding, juga membuat banana cake kukus. Ketiga makanan ini adalah cemilan kesukaan mereka, jadi mereka harus berlatih untuk membuatnya sendiri. 😁

3. Menulis


Ramadhan lalu saat menjadi host di IG live KEB, saya mengobrol dengan salah satu rekan blogger. Dari obrolan tersebut, saya mendapat banyak insight baru, seperti manfaat Qur'an Journaling.

Berdekatan dengan Al-Qur'an, tentu banyak sekali manfaatnya ya, teman-teman. Insya Allah, Allah akan semakin sayang. Jika membacanya saja bisa mendapatkan pahala, membaca artinya bisa menambah iman dan taqwa, apalagi jika kita menambahnya dengan mempelajari tafsirnya. Insya Allah kita akan semakin paham apa yang ingin Allah sampaikan melalui ayat demi ayat yang diturunkan-Nya.

Nah, saya ngga mau belajar sendiri. Saya ingin mengajak anak-anak juga. Semoga Allah mudahkan, ya..

Baiklah, itu dia 3 ide yang baru saya temukan untuk mengisi libur kenaikan kelas nanti. Tapi, besok saya mau membereskan tumpukan-tumpukan buku terlebih dahulu. Sebagian akan saya sumbangkan, sebagian lagi akan saya jual dan uangnya akan saya belikan buku lagi. Hihi... Mohon doa semoga Allah beri kemudahan, yaa.. Aamiin aamiin ya rabbal'aalamiin.




Ditulis dengan Cinta, Mama
Read More

Materi Pubertas di Pelajaran Kelas VI SD

Sunday, May 14, 2023


Tadi malam sewaktu mengantar si bungsu ke dokter untuk berobat, di samping saya duduk seorang ibu dan anak perempuannya, yang menurut perkiraan saya, umurnya sekitar 4 - 5 tahun. Anak kecil itu mengambil sebuah majalah (Majalah Hadila) yang disediakan di ruang tunggu. Di sampulnya, ada judul yang menarik mata saya; "Dampingi Anak di Usia Pubertas". Anak itu membuka lembar demi lembar, melihat-lihat gambarnya, hingga halaman terakhir. Ya, tentu saja dia tidak membaca isinya, karena itu bukan majalah untuk usianya. Namun, yang duduk di sampingnya inilah (saya maksudnya) yang amat sangat tertarik untuk membaca isinya.


Dampingi Anak di Usia Pubertas
Majalah Hadila, sumber: Shopee instalibrary


Anak itu lalu mengembalikan majalah yang dipegangnya ke tempat semula. Ia kemudian memilih buku lainnya lagi. Sebenarnya saya sangat ingin mengambil majalah tadi, tapi Mbak Perawat keburu memanggil nama Aga untuk diperiksa. Hiks...

Kenapa saya ingin sekali membaca majalah itu? Seperti yang sudah saya tulis di awal, majalah itu sedang membahas tentang pubertas. Issue ini sedang saya dalami, mengingat bahwa si sulung sudah berusia 12 tahun. Meskipun saya sudah mempersiapkan diri sejak jauh-jauh hari, dan paham bahwa mendampingi anak yang beranjak remaja memiliki tantangan yang berbeda, nyatanya memang setiap waktu ada saja kejutan yang saya hadapi.


Dan rasanya, semakin saya banyak membaca, banyak belajar, saya malah merasa semakin bodoh. Karena jadi ada rasa menyesal, harusnya saya begini, harusnya saya begitu. Namun memang, harus diakui bahwa ada perbedaan antara mereka yang mempelajari sesuatu, dengan yang sama sekali tidak mencari tahu. Jadi, Mama-Mama, tetaplah rajin belajar, ya... :)

Beruntungnya, di kelas 6 SD, ada beberapa pelajaran yang membahas tentang pubertas. Karena anak saya sekolah di sekolah yang berbasis Islam, maka wajar jika di pelajaran PAI-nya sudah disinggung tentang persiapan menghadapi masa balig. Yang membuat saya lebih lega lagi, di pelajaran IPA, anak-anak juga sudah mulai diajarkan tentang apa itu pubertas dan bagaimana menghadapinya.

Pubertas di Pelajaran IPA Kelas 6 SD


Setiap makhluk hidup mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Jika pertumbuhan adalah proses pertambahan jumlah dan ukuran sel tubuh, perkembangan adalah proses pematangan organ-organ tubuh. Manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan dari bayi, menjadi balita, anak-anak, remaja, dewasa, kemudian lanjut usia.

Pubertas adalah masa yang akan dialami oleh anak-anak sebagai tanda bahwa mereka telah memasuki masa remaja. Masa-masa ini ditandai dengan perubahan fisik, pola pikir, dan pematangan fungsi organ reproduksi.


Perubahan Fisik yang Dialami Remaja di Masa Pubertas


Menurut WHO, masa pubertas umumnya terjadi di usia 10 - 19 tahun. Masa pubertas itu ditandai dengan perubahan fisik, seperti:

Pada remaja laki-laki, pubertas ditandai dengan massa otot yang bertambah, suara yang menjadi lebih berat, dada yang membidang, tumbuhnya jerawat, jakun dan kumis, juga produksi keringat yang semakin banyak.

Pada remaja perempuan, pubertas ditandai dengan pinggul yang semakin besar, suara yang menjadi lebih nyaring, jerawat yang mulai bermunculan, dan produksi keringat yang semakin banyak. 


perubahan fisik pada remaja di masa pubertas


Perilaku dan Sifat Remaja di Masa Pubertas


Di masa puber, remaja cenderung mengalami emosi yang berubah-ubah. Sebenarnya perubahan emosi merupakan hal yang wajar, tetapi harus disikapi dengan bijak. Nah, di pelajaran IPA kelas 6 SD ini, anak-anak juga dibekali tentang apa saja yang harus dilakukan sebagai remaja di masa pubertas. Seperti ini;

1. Membicarakan masalah yang dihadapi dengan orang tua atau orang-orang yang dianggap bijak dan lebih berpengalaman.
2. Memilih teman-teman yang dapat saling mendukung dalam hal positif. Keberadaan teman yang baik, akan membantu remaja untuk menghadapi emosi yang berubah-ubah.
3. Menggunakan gawai dan aplikasi jejaring sosial dengan bijak.
4. Memiliki hobi untuk mengembangkan keahlian, seperti di bidang olahraga, kesenian, karya tulis, atau kegiatan sosial.
5. Menonton tayangan baik di televisi maupun di internet yang sesuai dengan usia.
6. Mendengarkan dan mematuhi nasihat-nasihat orang tua.
7. Membentengi diri dengan agama.

Sebagai orang tua, kita juga mesti mengingatkan anak-anak kita ketujuh pesan di atas. 

Cara Menjaga Kesehatan Remaja di Masa Pubertas


Perubahan fisik yang dialami oleh remaja, tentu dapat mempengaruhi aktivitas sehari-hari. Misalnya, munculnya jerawat, sedikit banyak akan berpengaruh juga pada kepercayaan diri. Produksi keringat yang mulai banyak pun harus diantisipasi. Untuk itu, para remaja harus peduli dengan tubuhnya, supaya tubuh tetap sehat dan penampilan pun terjaga.

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh para remaja untuk menjaga kesehatan dan penampilan, seperti;

1. Tidur yang cukup, hindari begadang.
2. Mengonsumsi makanan yang bergizi. Meskipun junk food itu enak dan mudah didapat, tetapi jika dikonsumsi secara berlebihan, dapat mengganggu kesehatan.
3. Rutin berolahraga. Kalau perlu, ajak keluarga untuk berolahraga bersama.
4. Jaga berat badan, ya... Kelebihan berat badan dapat memicu berbagai penyakit.
5. Mandilah secara teratur. Rajinlah mencuci muka, supaya wajah kita terhindar dari munculnya jerawat. 
6. Cuci tangan tidak hanya pada saat mau makan dan selesai makan, tetapi juga sebelum dan sesudah menggunakan toilet.
7. Kenakan pakaian yang sopan, bersih dan menyerap keringat.
8. Setelah bepergian, gantilah pakaian dengan pakaian yang bersih
9. Jaga pergaulan dengan lawan jenis. Ini penting, ya, anak-anak!
10. Jangan merokok apalagi mencicipi narkoba. 

Peran Orang Tua dalam Menghadapi Masa Pubertas


Kita harus bersyukur bahwa di zaman sekarang anak-anak bisa mendapat materi tentang pubertas dari pelajaran-pelajaran di sekolah. Zaman kita dulu sepertinya belum ada, ya... Kalaupun ada, tidak sedetail sekarang. Jadi seharusnya tugas kita lebih mudah. Namun, jangan sampai kemudahan ini membuat kita terlena. Peran orang tua masih sangat diperlukan di masa-masa peralihan ini. Kadang-kadang, karena merasa anak sudah cukup besar, kita jadi lalai untuk memenuhi kebutuhan mereka, termasuk kebutuhan untk mencurahkan isi hati. 

Saat anak memasuki masa pubertas, orang tua juga harus siap untuk;
1. Memberikan pengetahuan terkait organ reproduksi
2. Memahami ketidakstabilan emosi anak, sekaligus berusaha mengontrol emosi diri sendiri saat mendidik atau menasehati anak
3. Mengawasi pergaulan anak
4. Memberikan pengetahuan tentang kebersihan diri dan lingkungan
5. Memberikan makanan yang bergizi
6. Membekali anak-anak dengan ilmu agama

Ayah - Bunda, Mama - Papa, pertumbuhan dan perkembangan anak-anak sangat tergantung pada kondisi keluarga. Anak-anak tidak bisa tumbuh dan berkembang dengan baik tanpa peran orang tua yang baik pula. Untuk itu, mari kita "hadir" di sisi anak, untuk membantu mereka dalam menemukan jati diri, dan untuk menjaga mereka agar tidak kehilangan arah. Semoga kita semua bisa menjadi orang tua yang amanah, yang mampu mendidik anak-anak menjadi anak yang sholih dan sholihah. Aamiin aamiin Yaa Rabbal 'Aalamiin.




Ditulis dengan Cinta, Mama
Read More

Tirakat Orang Tua untuk Anak

Thursday, May 4, 2023

"Eh, ada hukumnya nggak kalau pas anak-anak ujian, kitanya (ibunya) puasa? Kayak ayam kalau bertelur dan angkrem (mengerami telurnya), mereka kan puasa..."

Tiba-tiba, di grup WhatsApp yang beranggotakan 3 orang, yakni Mama Kepiting, Mbak Rani R Tyas, dan Mbak Widut, seseorang bertanya. Jam 7:54 pagi, 9 menit jedanya sejak kami ngobrol tentang skincare. Se-random itu memang. Ngga ada bridging, semua spontan. 

Dan ya, kalau teman-teman sudah mengenal kami, mungkin bisa menebak kalau pertanyaan di atas dilempar oleh Mbak Rani, blogger yang random dan kadang absurd. Wkwkwk... Mungkin karena saat ini sedang musim ujian untuk anak-anak kelas 6 SD, dia jadi terpikir soal itu. Tentang menirakati anak. 

Tirakat dalam Islam


Makna Tirakat


Tirakat itu apa sih? Menurut KBBI, tirakat artinya menahan hawa nafsu (seperti berpuasa atau berpantang). Menurut bahasa, tirakat diserap dari kata thariqah, tarekat, yang secara lebih luas diartikan sebagai tata cara atau jalan atau laku spiritual, yang dilakukan untuk mendekatkan diri pada Allah SWT. 

Tujuan Tirakat


Kenapa orang mau bersusah-susah menahan nafsu dan berpantang terhadap sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan atau kesenangannya? Tentu karena orang tersebut punya tujuan atau keinginan. Dan bertirakat adalah salah satu "seni merayu Allah SWT", sebagai dzat Yang Maha Kuasa atas segalanya. Dengan tirakat, kita berharap agar semua hajat dikabulkan oleh Allah SWT. 

Orang tua yang bertirakat untuk anak-anaknya, tentu ingin anak-anaknya dikelilingi dengan kebaikan-kebaikan. Bisa tumbuh menjadi anak yang sholih, sehat, senantiasa dilindungi dalam setiap langkahnya, dimudahkan dalam memahami ilmu yang sedang dipelajari, serta diberikan kesuksesan dan menjadi anak yang membanggakan orang tuanya.

Contoh Tirakat yang Bisa Dilakukan Orang Tua untuk Anaknya


Mengutip dream.co.id, Habib Luthfi bin Yahya sangat menganjurkan orang tua, terutama ibu, untuk melakukan tirakat bagi kehidupan anak-anaknya, jika ingin anaknya menjadi anak yang sholih / sholihah, berkah hidupnya dan sukses di masa depan. Tirakat orang tua untuk anak juga dianjurkan oleh ulama-ulama lainnya. 

Ada beberapa hal yang bisa ibu lakukan untuk menirakati anak-anak, misalnya:

1. Bersedekah atas nama anak 

Salah satu tirakat yang dilakukan oleh Hj. Nawal Yasin (istri dari Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen), adalah bersedekah dengan diniatkan untuk anak-anak.

2. Membaca Al-fatihah

Selain dengan bersedekah yang diniatkan untuk anak-anak, Hj. Nawal Yasin juga membaca Al-fatihah setiap hari sebanyak 41 kali.


3. Puasa di hari lahir anak

Mungkin ibu-ibu kita dulu melakukannya juga, puasa di hari lahir kita, anaknya. Ada juga ibu yang rajin membuat "among-amongan", sebuah tradisi memperingati hari lahir (weton), dengan mengadakan doa bersama dan berbagi makanan meski sederhana. Perlu digarisbawahi, berbagi makanan sama artinya dengan sedekah. Sedekah, juga merupakan salah satu cara tirakat yang bisa dilakukan kita, para orang tua, untuk anak-anak. 

4. Mencuci beras sambil membaca shalawat

Ada beberapa versi amalan atau adab saat mencuci beras yang pernah saya baca. Salah satu yang bisa kita terapkan adalah senantiasa melantunkan shalawat, sembari tangan kita memutar / mencuci beras berlawanan arah jarum jam. 

Saya juga pernah membaca satu kisah dari ibunda Gus Dur. Konon, ibunda Gus Dur punya ritual khusus menyolawati butir demi butir beras yang akan dimasak untuk Gus Dur. Beliau juga tidak memperbolehkan seorang pun menyentuh beras yang sudah disholawati khusus untuk Gus Dur itu.

Dari beberapa contoh tirakat yang sudah Mama Kepiting tuliskan di atas, bisa kita simpulkan bahwa setiap ibu memiliki caranya sendiri tentang bagaimana mengusahakan yang terbaik untuk anak-anaknya. Benang merahnya adalah bahwa setiap yang dilakukan, diiringi dengan permohonan pada Allah SWT, karena Dialah satu-satunya tempat untuk menggantungkan semua harapan dan cita-cita.


Contoh Tirakat Orang Tua untuk Anak



Oiya, saya jadi teringat dengan momen awal Maret lalu, saat Mas Amay mengikuti ujian masuk MTs N 1 Surakarta. Sepulangnya dari mengantar Mas Amay ujian, suami cerita, "Amay kelihatan grogi banget tadi. Papa suruh minum dulu, tapi anaknya ngga mau." (ujian masuk MTsN 1 Surakarta dilakukan selama beberapa jam, karena yang diujikan selain pelajaran MTK, BI, dan IPA, juga ada BTA / Baca Tulis Al-Qur'an. Jadi, setelah mengantar ke MTsN 1, suami kembali pulang)

Mendengar itu, sebagai ibu, saya langsung pengen nangis. Saya pun segera mengambil wudhu dan melakukan shalat dhuha, delapan rakaat (biasanya saya cuma sholat 2-4 rakaat saja). Setiap selesai salam, saya berdoa dengan sungguh-sungguh, memohon kemudahan untuk Mas Amay.

Selesai shalat, saya menelepon bapak. Saya ceritakan semuanya, termasuk seluruh kecamuk di kepala dan hati. Saya ingat, bapak bilang, "Pancen sing dibutuhake Amay kuwi donga ibune. Insya Allah yen ibune donga kanthi temen, Amay diparingi kemudahan, kelancaran." (Memang yang dibutuhkan Amay saat ini adalah doa ibunya. Insya Allah kalau ibunya berdoa dengan sungguh-sungguh, Amay akan diberi kemudahan dan kelancaran)

Dan alhamdulillah tsumma alhamdulillah, Amay diterima di sekolah impiannya.


Nah, Ma, kalau Mama sering mendengar bahwa doa ibu adalah doa yang mampu menembus langit, maka mari kita gunakan keistimewaan ini dengan banyak-banyak mendoakan kebaikan bagi anak-anak kita.




Ditulis dengan Cinta, Mama


Sumber Referensi:
- https://islam.nu.or.id/tasawuf-akhlak/pembiasaan-laku-tirakat-sebagai-solusi-masalah-kehidupan-xsUzT
- https://www.nu.or.id/nasional/amalan-dan-tirakat-untuk-kesuksesan-anak-lE6rB
- https://www.dream.co.id/parenting/habib-luthfi-anjurkan-orangtua-lakukan-tirakat-agar-hidup-anak-penuh-berkah-2105241.html
Read More