"Pena (pencatat amal) akan diangkat dari tiga orang, yaitu dari orang yang tidur sampai dia bangun, dari anak-anak sampai dia balig, dari orang yang gila sampai dia sadar (berakal)." (HR. Abu Daud)
Membaca hadits di atas, seketika saya teringat dengan Mas Amay yang saat ini sudah berumur 11 tahun. Mungkin sebentar lagi, ia pun akan memasuki masa balig. Tentu, sebelum kita menghadapi sesuatu, akan lebih baik jika kita sudah
lebih dulu membekali diri dengan ilmu, supaya tidak kaget atau bingung. Maka dari itu, saya pun mulai mencari referensi, apa saja yang harus orang tua persiapkan untuk mendampingi anak-anak menjelang masa peralihan itu. Alhamdulillah, di sekolah ada pelajaran Al Islam, yang mulai men-spill tentang apa itu masa balig, apa saja tanda-tandanya, dan apa saja yang perlu dipersiapkan untuk menghadapinya. Jadi tugas saya sedikit lebih ringan. 😁
Satu hal yang harus kita ingat, ketika anak-anak sudah memasuki masa akil balig, mereka sudah masuk kategori mukalaf atau diberi beban syariat. Maka dari itu, segala tingkah lakunya tidak bisa ditolerir seperti saat mereka masih kecil. Untuk itu, sebagai orang tua kita harus menjelaskan bahwa sejak saat itu, seluruh perbuatan kita, baik atau buruk, sudah mulai dicatat dan kelak akan dimintai pertanggungjawaban.
Ada beberapa hal yang mesti kita (orang tua) persiapkan, untuk mendampingi anak menyambut masa akil balig. Tapi sebelumnya, mari kita cari tahu, apakah yang dimaksud dengan akil balig itu?
Masa akil balig seringkali diidentikkan dengan masa pubertas. Puber, berasal dari kata pubescere yang dalam bahasa latin memiliki arti mendapat pubes. Tahukah apa itu pubes? Pubes adalah rambut kemaluan. Sehingga bisa disimpulkan bahwa masa puber adalah masa di mana tubuh anak mengalami perubahan secara fisik, yang menandai matangnya organ-organ reproduksi.
Sebenarnya ada sedikit perbedaan makna antara pubertas dan akil balig dalam Islam. Akil, berarti memiliki akal, pemahaman atau pengetahuan. Sedangkan balig artinya telah sampai pada kesempurnaan. Akil balig bisa diartikan sebagai masa ketika seseorang telah mencapai tahap sempurna baik dari segi fisik maupun emosional. Pada anak laki-laki, masa akil balig ini ditandai dengan mimpi basah, sedangkan pada anak perempuan ditandai dengan datangnya haid atau menstruasi.
Nah, seperti yang telah Mama Kepiting tulis di awal, setelah anak memasuki masa balig yang berarti sudah masuk kategori mukalaf, anak sudah harus paham apa saja kewajiban-kewajiban yang harus dilakukan sebagai seorang muslim.
Berkaitan dengan kewajiban-kewajiban itu, ada beberapa hal yang harus dipersiapkan oleh orang tua, yakni:
1. Membiasakan Anak Melakukan Ibadah Wajib
Dalam sebuah hadis riwayat Abu Daud dan Ahmad, dari Amr bin Syu'aib, dari bapaknya dan kakeknya dia berkata, Rasulullah SAW bersabda:
"Perintahkan anak-anak kalian untuk melakukan salat saat usia mereka 7 tahun, dan pukulah mereka saat usia 10 tahun. Dan pisahkan tempat tidur mereka." (Dishahihkan oleh Al-Albany)
Nah, maka benar bahwa dalam Islam, persiapan menyambut masa balig itu tidak instan, tetapi harus dipersiapkan sejak tahun-tahun sebelumnya. Apa jadinya jika sejak kecil anak tidak dibiasakan salat dan berpuasa? Saat masa balig itu tiba, yang dikhawatirkan adalah anak-anak meninggalkan kewajiban itu.
2. Mengajarkan tentang Thaharah atau Bersuci
Mengapa thaharah itu penting? Karena ada beberapa ibadah yang baru dianggap sah apabila dilakukan dalam keadaan suci dari hadas.
Apa itu Hadas?
Hadas adalah keadaan tidak suci pada seseorang sehingga terhalang baginya melakukan salat, tawaf ketika haji, dan ibadah lainnya yang harus dilakukan dalam keadaan suci.
Hadas dibagi menjadi 2;
- Hadas kecil, yaitu hadas yang dapat disucikan dengan cara berwudhu atau bertayamum saja. Misalnya; keluar sesuatu dari lubang qubul atau dubur (buang air kecil, buang air besar, kentut), bersentuhan langsung antara kulit laki-laki dengan perempuan yang sudah balig dan bukan mahramnya.
- Hadas besar, yaitu hadas yang harus disucikan dengan cara mandi. Misalnya; haid dan nifas pada perempuan, keluarnya air mani pada laki-laki, atau kondisi setelah berhubungan suami istri.
Saat masa balig tiba, anak perempuan akan mengalami haid, anak laki-laki akan mengalami mimpi basah. Untuk itu, mereka harus tahu cara bersuci yang benar, agar ibadah sholatnya tetap sah.
3. Memberi Pengarahan untuk Menjaga Adab dan Pergaulan dengan Lawan Jenis
Suatu hari seorang teman berbagi informasi bahwa di sekolah anaknya diajarkan persiapan menghadapi masa akil balig. Ada satu pesan yang bisa kita highlight.
"Saat balig, kita sudah bisa menjadi ayah dan ibu. Tapi, untuk menjadi ayah dan ibu yang baik, banyak hal harus kita persiapkan, seperti mental, spiritual, juga finansial. Karena setelah menjadi ayah dan ibu, tanggung jawab kita akan lebih banyak dan lebih besar. Nah, jika Mas / Mbak (nama anak kita), belum siap menjadi ayah atau ibu, maka Mas / Mbak harus menjaga adab dan pergaulan dengan lawan jenis."
4. Ajarkan Anak untuk Mandiri
Ini juga penting ya, Ma... Ajarkan anak untuk mandiri atau mulai mengurus diri sendiri. Untuk anak perempuan misalnya, mintalah mereka untuk mencuci pakaiannya sendiri. Apalagi jika sudah mengalami menstruasi, maka anak harus bisa mencuci bekas darahnya sendiri.
5. Ajarkan Manajemen Waktu
Manajemen waktu ini berkaitan dengan memilah-milih mana kegiatan yang bermanfaat, mana yang sia-sia. Ingat AMBAK (Apa Manfaat BAgiKu) saat kita akan melakukan sesuatu. Jika tidak ada manfaatnya, lebih baik tinggalkan.
~
Nah, Ma, itulah beberapa persiapan yang mesti orang tua lakukan dalam rangka mempersiapkan anak menghadapi masa puber, sesuai anjuran Islam. Barangkali ada yang mau menambahkan? Semoga Allah SWT senantiasa membimbing kita, untuk menjadi orang tua terbaik bagi anak-anak, ya... Aamiin aamiin Yaa Rabbal 'Aalamiin.
Ditulis dengan Cinta, Mama
Sumber referensi:
- https://www.voa-islam.com/read/muslimah/2019/10/25/68019/dampingi-anak-pada-masa-pubertas/
- https://al-ibar.net/keluarga/198/persiapan-orang-tua-muslim-menghadapi-masa-pubertas-anak
Beberapa poin di atas jugalah yang aku terima dari Emak dan kakak-kakak, mbak. Betulan berguna untuk anak yang akan atau telah memasuki masa puber. Sehingga nggak kaget kalau sudah ada di fase tersebut
ReplyDeleteMenyambut masa akil balig ini ternyata 'complicated' ya mak. Sebagai orang tua kita pun wajib membekali diri kita dengan berbagai pengetahuan karena kelak akan kita sampaikan juga ke anak-anak. Saya setuju sekali, mulai membiasakan sejak dini biar mereka nggak 'kaget' ketika tiba masa. Nah mandiri ini, aduh aku mah setuju pake sekali. Anak-anak mesti bisa hal-hal dasar keterampilan hidup seperti yang mak Arin tulis di atas misal mencuci pakaian atau piring. Nice sharing mak! Jadi tambah tahu apa saja nih yang mesti dilakukan.
ReplyDeleteSetuju banget, terutama bekal untuk anak laki-laki itu sangat penting begitu mulai muncul tanda-tanda pubertas. Aku dulu kebetulan sedang nemenin dia belajar materi Agama Islam dan dia menanyakan tentang akil baliq. Pas banget aku bisa memasukkan sesuai apa yang aku tahu dan menyocokkannya dengan materi pelajaran. Adiknya yang mondar mandir kayaknya sambil nguping, sayang belum bisa diajari barengan karena selisih usianya juga baru 4 tahun. Jadi nunggu dulu 4 tahun kemudian baru deh aku ajarin hal sama dengan kakaknya
ReplyDeleteSharing yang bermanfaat, memang membiasakan anak melakukan ibadah wajib sejak kecil sangat membantu disaat sudah menjelang akil baliq jd terbiasa.
ReplyDeleteKebetulan si kakak sudah menstruasi beberapa bulan lalu, tapi sudah tidak khawatir lagi karena sudah bisa mandiri, tinggal si adik yang belum mimpi basah. (Gusti yeni)
Menjadi orangtua tuh prosesnya terus berjalan yaaa... ketika anak hendak menginjak akil balig makin beragam pengetahuan yang kita tanamkan pada mereka. Insya Allah kita sanggup menjalankan kewajiban ini dengan sebaik-baiknya. Nano nano rasanya punya anak yang sudah remaja, apalagi yg sudah beranjak dewasa.
ReplyDeleteDi usia yang telah akil baligh ini membuat para orangtua pun mulai belajar kembali cara berkomunikasi dengan anak-anak pra-ABG. Komunikasi mengenai persiapan masa-masa akil baligh membuat hubungan kedekatan orangtua terhadap anak perlahan dibangun.
ReplyDeleteSemoga dengan segala persiapan, anak-anak tumbuh menjadi pribadi yang islami, taat adab dan sholih/ sholiha.
Wah iya, deg deg an juga nih
ReplyDeleteMempersiapkan masa baligh anak, jadi perhatianku juga
Anak sulungku lagi aku coba ajarin tentang hadas besar, menstruasi dan mandi wajib
Selain itu ternyata juga perlu mempersiapkan anak pandai melakukan manajemen waktu y mak
Tambahan mba, memberi tahu mereka juga tentang kesehatan alat reproduksi, bahwa mereka bisa hamil dan menghamili, sy ga bisa ngomongin ini ke anak ( si sulung udah 14 tahun) karena merasa tabu tapi untung ada buku bu eli risman yang judulnya ensexlopedia, buku tentang pendidikan sex untuk anak remaja, dengan bahasa remaja dan ilustrasi remaja juga . Ini nngebantu banget untuk ortu macam sy yg kagok ngomongin pendidikan sex sama anak
ReplyDeleteAku juga sedang mempersiapkan untuk menghadapi masa baligh, nih. Anakku usia 8 tahun, lagi berjuang banget nih aku membiasakan dia sholat lima waktu supaya nanti menjadi kebiasaan yang nggak membebani. Terima kasih tips persiapannya, Mak. Sangat membantu.
ReplyDeleteberat sekali ya bahasannya kalau udah ngomongin aqil baligh.. Kayaknya kita perlu wapri-waprian terus nih.. Apalagi entah kenapa, terkadang aku ovt juga kalau udah bahas anak -_-
ReplyDeleteWah anakku juga otw remaja nih mbak, ini salah satu PR ortu ya mengajarkan tentang pubertas.
ReplyDeleteIbadah wajib udah akan dihitung amalannya, maka kudu dibiasakan utk mengerjakannya dengan benar yaaa.