Berbagai Kesibukan Menjelang Ujian Praktik Kelas 6

Sunday, February 5, 2023


Dua hari ini, Mama-Mama wali murid di kelas Mas Amay heboh. Menjelang Ujian Praktik yang akan dilaksanakan tanggal 6 Februari esok, tugas yang harus diselesaikan malah menumpuk ngga karuan. Pengen nangiiissss rasanya, tapi kalau cuma ditangisi, kapan tugasnya akan selesai, ya kan?

Ya, punya anak yang saat ini sudah duduk di kelas 6 SD memang harus super tegar dan stay sabar. Bukan hanya karena perubahan sikap mereka di usia yang memasuki masa pra-remaja, tetapi juga karena padatnya materi menjelang ujian demi ujian ini. 


Hari Sabtu, 4 Februari kemarin misalnya. Ada dua tugas yang harus segera diselesaikan, dan yang membuat semakin pening adalah karena tugas-tugas itu harus diselesaikan secara berkelompok. 

Kenapa tugas berkelompok malah bikin pening? Karena kami harus mencari waktu yang longgar bagi semua anggota. Tak hanya longgar bagi anaknya, tetapi juga bagi orang tuanya. Nah, repotnya di sini, karena di akhir pekan biasanya orang tua sudah punya acara sendiri-sendiri.

Nah, ceritanya, kemarin ada dua tugas yang harus dikumpulkan hari Senin besok, yakni Kliping tentang Bid'ah, Khurafat, dan Tahayul untuk pelajaran PAI, juga membuat taplak jumputan dengan kelereng untuk pelajaran SBdP. Ndilalah alias kebetulan, Mas Amay diminta jadi ketua di kelompok taplak jumputan, jadi mau nggak mau sebagai Mamanya, saya harus ikut tanggung jawab.

Dengan kekuatan bulan, Mama Kepiting pun membagi energi, waktu, dan pikiran, agar dua tugas kelompok ini bisa selesai.

Sabtu pagi, berbekal info dari Mama Raafi, saya pergi ke toko alat jahit di depan Polsek Ngemplak untuk meng-kril kain yang akan dibuat taplak. Ya, untuk tugas membuat taplak jumputan ini, anak-anak sudah diberi kain putih polos dari sekolah. Hanya saja, kain tersebut masih perlu dirapikan dan "dikunci" tepiannya agar serat kain tidak mudah lepas. Teknik yang dipakai adalah teknik kril. Jangan tanya apakah sama atau tidak dengan neci, wolsum dan sebagainya, karena saya tidak paham. Dan karena saya bukan orang yang bisa dan suka menjahit, jujur saja, saya baru tahu kalau ada toko alat jahit di situ, walaupun lokasi toko itu relatif dekat dari rumah. Wkwkwk...


Toko alat jahit Asih di sekitar Klodran, Colomadu

Toko Alat Jahit di sekitar Pasar Gagan, Boyolali


Alhamdulillah, saya tidak perlu menunggu lama hingga kain tersebut selesai di-kril. Cuma 2 menit, selesai (Mungkin karena saat itu tidak ada antrean panjang, ya... Karena pengalaman Mama Raafi, kainnya harus ditinggal dan baru bisa diambil sore harinya). Saya pun hanya perlu merogoh kocek sebesar Rp 4.000,00 saja. Masya Allah.

~

Selesai meng-kril kain, PR saya selanjutnya adalah membuat kliping dan mengatur jadwal dengan Mama-Mama. Akhirnya, disepakati untuk pembuatan taplak ini dilakukan di rumah saya, ba'da dzuhur. Untuk kliping, kami membagi tugas untuk mencari berita. Saya membantu membuat layout, Mama Firlan dan Mama Raafi bertugas mencetak dan menjilid. Alhamdulillah, semua selesai tepat waktu.

Oiya, barangkali ada yang penasaran, pembuatan taplak jumputan dengan kelereng itu seperti apa sih? Nah, seperti ini kira-kira langkah pembuatannya;

1. Kain dibentuk persegi
2. Di-kril setiap sisinya
3. Dibuat titik-titik di tempat yang akan dijumput atau ditali
4. Titik tersebut diberi kelereng lalu diikat dengan karet pentil (memakai karet pentil agar tidak mudah putus saat proses pemasakan / pewarnaan nanti)

Kemarin, prosesnya baru sampai nomor 4. Selanjutnya, untuk pemasakan, pewarnaan, pengeringan, akan dilakukan di hari lain. 

Dan inilah dokumentasi saat anak-anak melakukan pengukuran, penentuan titik, dan pengikatan kelereng.


membuat taplak jumputan dengan kelereng


membuat taplak jumputan dengan kelereng


membuat taplak jumputan dengan kelereng


membuat taplak jumputan / tie dye dengan kelereng

membuat taplak jumputan dengan kelereng


Inilah sementara kesibukan anak-anak, dan pastinya orang tua, menjelang Ujian Praktik Kelas 6. Oiya, untuk materi yang diujikan, tentunya masing-masing sekolah memiliki kebijakan sendiri-sendiri. Dulu waktu saya kelas 6 SD, malah ada ujian memasak, padahal selama sekolah di SD tidak pernah sekalipun ada pelajaran memasak. Bagaimana pula bisa ada ujian memasak? Wkwkwk... Tapi itulah keseruannya, yaa... Omong-omong, waktu Om / Tante sekolah dulu, ujian praktiknya ngapain aja selain praktik wudhu, praktik shalat, lari, senam, dll? 


PS: Oiya, Mama Kepiting mohon doa dari Om / Tante pembaca blog ini, doakan agar Mas Amay dapat menjalani ujian kelas 6 ini dengan baik dan lancar, ya... Terima kasiiih... 



Ditulis dengan Cinta, Mama

Post a Comment