NHW #6; Ibu Manajer Keluarga Handal

Monday, March 11, 2019

Memasuki NHW #6, kali ini Mama belajar tentang bagaimana menjadi manajer andal. Jika Ibu Septi Peni mempunyai program menjadikan pakaian "daster" bagi ibu-ibu hanya dipakai dari Subuh sampai pukul tujuh pagi, di mana saat berdaster itu merupakan waktu untuk mengerjakan pekerjaan rutin di rumah, berbeda dengan Mama. Mama lebih suka menggunakan daster sepanjang hari, karena mayoritas waktu Mama memang berada di ranah domestik ini.

Ibu Septi, setelah jam tujuh pagi, berganti pakaian yang lebih rapi, dan beliau siap mendidik anak-anaknya dan bermain total bersama mereka. Ya, kalau Mama tidak salah, Bu Septi mendidik sendiri putra-putrinya di rumah, atau bisa disebut homeschooling. Setelah pukul tujuh malam, beliau berdaster kembali.

Program ini dikenal dengan nama '7 to 7' dan sekarang menjadi program andalan di Institut Ibu Profesional.

Dulu Ibu septi membuat program 7 to 7 tujuannya agar bisa bertindak sebagai ibu profesional dengan adanya jam kerja. Dalam mendidik anak, beliau berpenampilan rapi selayaknya guru yang mengajar sejak jam 7 pagi hingga jam 7 malam. Intinya beliau belajar menghargai diri bahwa ibu rumah tangga juga sebuah profesi yang bisa dikerjakan secara profesional, bisa dandan cantik dan modis di jam tersebut.

Mengapa Mama tidak menirunya? Karena Mama lebih nyaman "bekerja" dengan daster, hehe.. Pun, Mas Amay dan Dek Aga tidak menjalani homeschooling. Jadi kelak, saat Dek Aga sudah resmi menjadi anak TK, waktu Mama untuk "menyendiri" dengan tugas-tugas domestik insya Allah akan lebih panjang.

Nah, maka dari itu, saat ada materi tentang kandang waktu, Mama mengumpamakan saat Dek Aga sekolah nanti. Toh, insya Allah tinggal beberapa bulan lagi.

Dan karena rata-rata waktu sekolah Dek Aga adalah sejak pukul 7:30 sampai pukul 12 siang, maka kandang waktu Mama adalah sebagai berikut :

Jam 5 - 7 pagi, Mama menjadi koki dan "qyu-si". Apa itu qyu-si? Hihi.. Itu maksudnya QC alias Quality Control. Setelah menyiapkan sarapan pagi, Mama harus mengecek keperluan Mas Amay dan Dek Aga, juga keperluan Papa sebelum mereka berangkat.

Jam 7 - 11 siang, waktunya memasak untuk sehari, mencuci, menyapu dan mengepel. Mama harus menyelesaikan tugas ini dalam waktu 4 jam. Bisa? Harus bisa. Kalaupun terpaksa belum selesai, Mama boleh menundanya keesokan hari.

Di IIP, ada kandang waktu yang bersifat dinamis, atau bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Nah, untuk tugas domestik seperti ini, Mama harus menetapkan prioritas juga.

Di antara 4 hal yang harus Mama kerjakan di 4 jam ini, yaitu memasak, mencuci, menyapu dan mengepel, yang paling wajib adalah memasak. Mengapa? Setidaknya ada 2 alasan;

1. Tidak memasak, artinya boros. Sedangkan Mama harus pandai mengatur keuangan keluarga juga. Ya kan? Jika salah perhitungan, khawatirnya akan mempengaruhi kebutuhan lainnya.
2. Memasak supaya gizi keluarga terjamin.

Untuk mencuci, menyapu, dan mengepel, jika Mama tak sempat, maka akan dilakukan sesempatnya. :)

Jam 11-1 siang, waktu Mama untuk menulis. Menulis sekenanya. Menulis sedapatnya. 

Mengapa Mama membuat kandang waktu menulis di jam ini? Jam 11, Mama harus berhenti dari mengerjakan pekerjaan domestik. Dan jam 1, adalah waktu sebelum anak-anak pulang sekolah. Jika anak-anak pulang lebih cepat, Mama akan mengurangi waktu untuk menulis ini.


Kandang Waktu Mama Kepiting


Jam 1-8 malam, waktu Mama akan tercurah untuk anak-anak, dan untuk papa. Ini waktu untuk menemani mereka bermain dan belajar. Jika diperlukan, waktunya akan Mama tambah.

Before Bedtime, Mama akan melanjutkan kegiatan menulis, membuat desain postingan untuk sosial media, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan kegiatan mama sebagai Mom Blogger.

Ya, itulah jadwal yang telah Mama susun, setidaknya untuk hari Senin-Jumat, saat anak-anak dan papa punya kegiatan di luar rumah. Terkhusus untuk hari Kamis, Mama harus menyediakan waktu menjadi Makmin di WA Grup Kumpulan Emak Blogger, karena hari itu adalah jadwal drop link blog walking.

Untuk weekend atau Sabtu dan Minggu, jika tidak mudik dan tidak ada acara dengan komunitas menulis baik itu IIDN maupun KEB, maka Mama akan menggunakan waktu untuk having fun bersama keluarga, plus, menyetrika. Hehe..

Do'akan semoga Mama bisa mematuhi jadwal yang Mama buat sendiri ini yaaa... Selamat me-manage waktu untuk keluarga juga ya, Ma..


Read More

Waspadai 6 Penyakit yang Biasa Muncul di Musim Hujan! SIPOPO Bisa Dijadikan Andalan.

Tuesday, March 5, 2019


Penyakit memang bisa muncul kapan saja. Namun, di musim hujan, ada 6 penyakit yang sering menjangkit. Tulisan di bawah ini adalah review jujur Mama tentang produk Essential Oil dari SIPOPO, setelah Mama mencoba produknya kurang lebih 2 minggu terakhir. Mungkin teman-teman Mama bisa mencobanya juga, agar kita dan keluarga sehat senantiasa.

Waktu paket dari SIPOPO datang, Mama langsung takjub dibuatnya. Paket dibungkus sangat rapi, dan sangat mengutamakan keamanan. Ada beberapa lapis bubble wrap untuk membungkus produk essential oil ini.

Mengapa Mama tertarik untuk mencobanya? Seperti yang Mama tulis di paragraf pembuka di atas, penyakit memang bisa datang kapan saja. Terlebih lagi di musim hujan seperti sekarang ini. Setidaknya ada 6 penyakit yang mesti kita waspadai.

1. Influenza

Ini Mama alami beberapa minggu lalu, saat Mama disibukkan dengan persiapan gelaran Event Collaboration KEB dan Wardah di The Alana Hotel, Solo. Tiga hari sebelum acara, mata Mama berair terus. Badan panas, tulang-tulang terasa linu. Memang gejalanya seperti itu. Penyakit yang disebabkan oleh virus influenza ini bisa menyebar melalui batuk, bersin, atau dari sentuhan dengan benda-benda yang sudah terkontaminasi.

Meski flu adalah penyakit umum dan biasanya bisa sembuh dengan sendirinya, namun kita harus tetap waspada, karena influenza bisa berkomplikasi menjadi pneumonia atau yang lebih dikenal dengan istilah paru-paru basah. Na'udzubilah min dzalik ya, Ma...

2. Diare

Awal Februari lalu, Aga juga terserang diare. Kasihan sekali, karena dia yang biasanya minta makan berkali-kali, mendadak jadi tak mau makan apa-apa. Seharian mengeluh sakit perut, hingga empat kali pup. Aga juga muntah beberapa kali. Di kasur Mama, di kasur kamar depan, juga di gendongan Mama.

Mama sedih sekali. Tapi alhamdulillah, esoknya dia ceria kembali. Ia sudah mau minum susu hangat (sebelumnya ia menolak, mungkin karena enek dan ingin muntah, yaa), dan makan beberapa suap. Alhamdulillah...

3. Demam Tifoid (Tifus)

Penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella Typhosa ini ditandai dengan gejala demam tinggi, 39° C sampai 40° C, tubuh menggigil, denyut jantung lemah, badan lemah, sakit kepala yang hebat, nyeri otot, kehilangan nafsu makan, konstipasi, dan sakit perut. Biasanya, penyakit ini ditularkan melalui makanan dan minuman yang telah tercemar oleh tinja. 


Untuk terhindar dari penyakit ini, beri edukasi pada anak-anak agar tidak jajan sembarangan ya, Ma...

4. Demam Berdarah

Om Naufal, akhir tahun lalu, terkena Demam Berdarah. Bahkan kata Tante Fira, di Bogor penyakit ini sudah menjadi KLB. Beberapa orang meninggal dunia karenanya. Ya Allah... Penyakit ini disebabkan oleh nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus (Nyamuk Harimau Asia). 

Makanya, Mama suka memakaikan minyak telon yang mengandung citronella pada Mas Amay dan Dek Aga, karena nyamuk tidak menyukai wanginya.


5. Leptospirosis 

Penyakit yang sering disebut penyakit kencing tikus ini juga mengerikan, karena juga bisa menyebabkan kematian. Meski nama lainnya adalah penyakit kencing tikus, tapi ternyata penyebabnya bisa dari sapi, anjing, babi, reptil dan hewan amfibi, serta hewan pengerat lainnya.

6. Penyakit Kulit

Penyebabnya tentu saja karena udara yang lembab, yang menyebabkan jamur tumbuh dengan subur. Gejalanya mulai dari gatal-gatal kemerahan, hingga rasa perih saat disentuh. 


JAGA KESEHATAN, YUK...

Nah, Ma... Tentu kita ingin dijauhkan dari 6 penyakit di atas kan? Untuk itu, beberapa cara yang bisa kita lakukan adalah dengan menjaga kesehatan semaksimal mungkin. Olahraga, makan makanan yang bergizi, banyak minum air putih, dan istirahatlah yang cukup.

Satu lagi, sedia SIPOPO di rumah, yaa...

essential oil dari Sipopo

Pertama kali mencoba SIPOPO ini adalah saat hari Sabtu malam, tanggal 23 Februari yang lalu, Mas Amay muntah-muntah. Mama menduga, Mas Amay muntah-muntah karena terlalu banyak makan cokelat waktu siang. Kebetulan hari itu Mama ketempatan arisan, dan karena ini adalah arisan teman TK Mas Amay, jadi Mama menyediakan banyak cokelat dan makanan kecil lainnya.

Tak tahunya, malam-malam Mas Amay mengeluh sakit perut dan muntah berkali-kali, sampai-sampai Mama kurang tidur jadinya.

Tepat jam setengah satu malam, Mas Amay yang sebenarnya tidurnya kurang nyenyak karena sakit perut, tiba-tiba berlari ke kamar mandi. Dia muntah lagi di kloset. Saat itu Mama baru ingat kalau Mama punya SIPOPO.

Sebenarnya SIPOPO yang Mama miliki ini untuk strong immune atau kekuatan imun. Tapi tak apalah dicoba. Mama mencampurkan sesendok makan VCO dengan tiga tetes SIPOPO. Setelah itu, Mama oleskan minyak itu ke perut, tengkuk, telinga, dan telapak kaki Mas Amay. 

Hasilnya? Mas Amay bisa tidur nyenyak dan tidak lagi muntah. Mama masih belum bisa memastikan, apakah itu karena Mas Amay memang sudah tidak ingin muntah ataukah karena SIPOPO ini. Mari kita lihat besok pagi.

Dan esok harinya, alhamdulillah apa yang Mama khawatirkan tidak terjadi. Tadinya Mama mengira Mas Amay akan demam atau radang, tapi alhamdulillah Mas Amay bangun dengan ceria.

Mama bohong ah... 

Tidak. Mama selalu menjunjung tinggi sebuah kejujuran, jadi mana mungkin Mama akan tega membohongi teman-teman Mama Kepiting? 

Essential Oil dari SIPOPO

Sejak hari itu, tiap malam Mama mengoleskan minyak SIPOPO untuk Mas Amay dan Dek Aga. Sebenarnya SIPOPO adalah produk essential oil yang diformulasikan khusus untuk anak-anak. SIPOPO ini obat luar, sangat membantu jika anak-anak kita tak suka obat. Tapi karena Mama suka baunya, jadi Mama dan Papa juga pakai, hehe...

Papa pernah bilang, "Baunya kayak minyak cengkeh." Mama yang tidak pernah mencium bau minyak cengkeh pun tak percaya.

"Masa?" tanya Mama.

"Iya. Dulu waktu di Paninggaran (Pekalongan), kan banyak yang bikin minyak cengkeh." Oh, oke deh. Percaya aja sama Papa. Papa kan nggak cuma setahun dua tahun tinggal di sana.

Dan setelah Mama search di  website SIPOPO di https://sipopo.id/ ternyata benar, komposisi SIPOPO varian Strong Immune antara lain, Clove (cengkeh), Lemon dan Tea Tree Oil

Tahu nggak sih, ternyata cengkeh ini punya banyak manfaat, lho. 

1. Cengkeh dapat melindungi tubuh dari kanker. Cengkeh diperkaya dengan antioksidan eugenol yang dapat melawan radikal bebas dalam tubuh.
2. Cengkeh dapat membunuh bakteri penyebab penyakit.
3. Cengkeh dapat meningkatkan kesehatan hati.
4. Cengkeh dapan menjaga kesehatan tulang.
5. Cengkeh dapat mengobati sakit maag
6. Cengkeh dapat mengendalikan kadar gula daram darah.

Wah, ternyata banyak sekali manfaatnya, yaa...

Oya, tak hanya "ngefek" untuk Mas Amay, ternyata SIPOPO juga "ngefek untuk tante Opik. Ceritanya, dua minggu lalu tante Opik pergi ke rumah bunda di Semarang. Tapi sayang, Selasa minggu lalu, dia mengeluh sakit. Demam dan muntah-muntah gitu deh.

Tapi kemudian, hari Jumat kemarin dia memutuskan untuk pulang ke Solo meski masih sakit. Setelah sampai di Solo, seharian itu tante Opik hanya tiduran saja di kamar. Dia yang biasanya hobi banget pegang gadget, mendadak jadi anteng banget di sosmed. Ya sudah, malam hari setelah sholat isya, Mama oleskan campuran antara VCO dan SIPOPO. Kali ini, Mama lebihkan dosisnya. Tak lupa, Mas Amay, Dek Aga, Mama dan Papa juga diolesi SIPOPO ini.

Besok paginya, Mama tanya sam tante Opik, gimana rasanya setelah pakai SIPOPO?

Jawabannya kurang lebih gini, "Efeknya aku bisa tidur lebih nyenyak sih. Kemarin-kemarin kan karena demam, aku jadi nggak bisa tidur."

Dan Sabtu siang, tante Opik sudah bisa bantu Mama masak. 

Mama menduga, saat bisa tidur nyenyak itulah, ketahanan tubuhnya jadi meningkat. Itu yang membuat tante Opik lebih sehat dari sebelumnya.

So, beneran deh, Ma, Essential Oil dari SIPOPO ini recommended banget. Mama Kepiting juga insya Allah mau beli lagi nanti. Tidak seperti essential oil lain yang umumnya dijual per kandungan herba-nya (Misal; Lavender, Peppermint, dll), SIPOPO merupakan kombinasi dari beberapa jenis herba yang sudah di-mix untuk manfaat tertentu. 

Ada 4 varian SIPOPO yang bisa Mama coba.

4 Varian SIPOPO Essential Oils


1. Strong Immune, ini seperti yang sudah kami coba. Kandungannya terdiri dari Clove, Lemon dan Tea Tree Oil

2. Bye Cough & Flu. Kandungannya terdiri dari Mint, Anise, Cajeput dan Rose 

3. Sleep Well. Kandungannya terdiri dari Lavender, Peppermint, Cajeput, Lemon, Nutmeg, Rose dan Anise Oil

4. Happy Stomach. Kandungannya terdiri dari Ginger, Tea Tree, Eucalyptus dan Lemongrass oil.

Kira-kira, teman-teman Mama Kepiting pengen yang varian apa nih? Kayaknya penting semua, yaa... Hehe... Kalau Mama-Mama pengen beli juga, bisa ke website-nya di https://sipopo.id/ atau ke instagram @sipopo.id ya, Ma... Semoga kita sehat selalu. :)






Read More

NHW #5, Learning How to Learn

Monday, March 4, 2019


Matrikulasi sudah memasuki minggu ke-5. Pelajarannya masih tentang menguatkan peran Mama di keluarga ini. Jika di NHW sebelumnya Mama harus menetapkan milestone, kali ini Mama harus membuat kurikulum. Warbyasak yaaa... Milestone kemarin saja belum benar, tugas selanjutnya malah lebih rumit lagi, hihi...


NHW #5 Matrikulasi IIP

Tapi memang, Mama harus membuat kurikulum untuk Mama sendiri terlebih dahulu, sebelum Mama membuatkan kurikulum untuk Mas Amay dan Dek Aga. Tujuannya biar "nggak jarkoni" mungkin yaa... Masa Mama menuntut anak-anaknya belajar, sedangkan Mamanya leha-leha? Nggak adil dong yaa... Bagaimana Mama mau menjadi madrosatul uula?

Lagipula, jika seorang ibu telah mampu membuat kurikulum yang baik untuk dirinya sendiri, insya Allah dia akan lebih mudah untuk membuat kurikulum bagi anak-anaknya. Ya, arahnya ke sana. Menguatkan peran anak-anak, dengan terlebih dulu menguatkan peran sang ibu. Sampai di sini, Mama semakin paham bahwa peran kita di dunia ini, sama dengan fitrah yang dilekatkan oleh Allah saat kita dilahirkan dahulu.  

Lanjut tentang kurikulum untuk Mama yaa..

Terus terang, semakin hari Mama semakin takjub dengan Institut Ibu Profesional. Kurikulum yang telah disusun untuk para mahasiswinya benar-benar te-o-pe. ❤ 

Mama kan sudah menetapkan satu jurusan ilmu yang ingin Mama pelajari. Tak hanya ingin Mama pelajari sih, tapi juga ingin Mama tekuni. Dan jurusan ilmu yang Mama pilih itu adalah tentang ilmu menulis. Mama beruntung sekali sudah mengenal IIDN (Ibu-ibu Doyan Nulis) dan KEB (Kumpulan Emak-emak Blogger) sejak 2013, sehingga Mama sedikit memiliki bayangan, pelajaran tentang menulis yang bagaimana yang Mama butuhkan.

Satu yang Mama sesalkan. Jika Mama sudah menetapkan milestone di NHW #4 dengan benar, seharusnya tugas kali ini menjadi lebih mudah. Tapi tugas yang lalu saja belum Mama perbaiki, jadi ya tugas kali ini mungkin belum bisa maksimal juga. Hiks.

Ya sudahlah, besok luangkan waktu untuk mendalami NHW #1 sampai NHW #4. Sekarang saatnya kita tetapkan tujuan. Hal-hal yang ingin Mama pelajari dari dunia menulis adalah;




1. Bagaimana Agar Tulisan Mama Disukai Pembaca?

Jika melihat blog Mama di www.kayusirih.com, berdasarkan Google Analytics, tulisan yang banyak dicari setahun belakangan adalah tulisan tentang ini; Wedangan Kebon nDeso, Colomadu, Karanganyar

Meski begitu, popular post selama ini masih diduduki tulisan ini; Mengelola Air Limbah Rumah Tangga, untuk Indonesia yang Lebih Sehat.

Tulisan tentang Wedangan belum pernah Mama share di media sosial manapun, selain WhatsApp. Jadi, itu murni hasil dari pencarian di google. Sedangkan tulisan kedua, Mama share satu kali saat tulisan itu baru saja Mama buat, untuk mengikuti sebuah lomba. Namun ternyata, keingintahuan masyarakat tentang pengelolaan air limbah, cukup besar juga. Ini membuat tulisan tentang pengelolaan air limbah itu menjadi popular post di kayusirih.com.


Jadi, jika tujuan Mama menulis di blog adalah untuk mendapatkan page view dari pembaca yang mencari di google, maka Mama harus banyak menulis tentang kuliner atau tentang hal-hal yang berkaitan dengan gaya hidup. Padahal, dua tulisan itu bukan tulisan yang Mama banget. Tulisan yang Mama sukai malah tentang "curhatan" seperti ini; Tentang Memaafkan; Forgive and You'll Be Free, juga ini; Heart Field; Usaha Saya Mengganti Kecewa dengan Rasa Bahagia.


Lalu apakah saya harus keluar dari diri karakter Mama sendiri?


Jawabannya, tidak. Menulis bagi Mama adalah sarana untuk aktualisasi diri dan terapi hati. Jika yang Mama kejar hanya hal-hal yang bersifat duniawi, lalu apa fungsi hidup ini?


PR Mama adalah, bagaimana agar "curhatan" Mama bisa banyak dicari?


2. Menaklukkan Lomba

Mama sedih lho, karena berkali-kali Mama ikut lomba, berkali-kali juga Mama gagal memenangkannya. Tapi alhamdulillah sedihnya cuma sebentar. Selanjutnya, mari kita belajar lagi. Belajar dari mana? Tentu saja dari tulisan para jawara. :)


3. Menulis Fiksi

Mama juga ingin belajar menulis fiksi. Kebetulan, satu antologi cerita anak yang di dalamnya ada karya Mama, insya Allah sebentar lagi terbit. Tapi, Mama punya mimpi untuk bisa memiliki buku anak sendiri. Semoga mimpi itu terwujud di tahun ini.


Dan sebenarnya, menurut kata teman-teman Mama yang sudah lebih dulu menjadi penulis profesional, yang perlu dilakukan seorang lenulis adalah membaca, memaca, membaca, lalu menulis, menulis, menulis. Membaca lagi, menulis lagi. Begitu seterusnya. 


Jadi, Mama juga harus memperbanyak bacaan. Mama juga harus pandai membaca sekitar, menangkap dan mempertajam ide dari apa yang terlintas di pandangan.


4. Mengoptimalkan Adsense

Ini sih, hal terakhir yang ingin Mama pelajari, hihi.. Nanti jika Mama sudah berhasil melakukan 3 hal di atas, Mama baru akan memikirkan poin ke-4 ini.

Mengoptimalkan adsense adalah bagian dari menguasai ilmu tentang SEO (Search Engine Optimization). Ini cukup rumit, dan akan jadi lebih mudah jika poin nomor satu sudah benar-benar Mama kuasai.


Huwaaah, kalau sudah dijabarkan begini, ternyata PR Mama banyak sekali. Hihi... Tapi Mama harus semangat, karena menuntut ilmu juga bagian dari ibadah kan? 




Read More

NHW 4, Mendidik Anak dengan Kekuatan Fitrah

Monday, February 25, 2019

Tak terasa, ternyata sudah sebulan lebih Mama berada di kelas Matrikulasi Institut Ibu Profesional. Nice Homework atau kami menyebutnya NHW, sudah memasuki minggu ke 4. Semakin ke sini materinya semakin berat. Mama hampir saja menyerah, huhu... Tapi Mama akan mencoba bertahan. Kelas yang penuh manfaat ini terlalu sayang untuk begitu saja ditinggalkan. Eman-eman, ya kan?

Di NHW 1, setelah belajar tentang adab menuntut ilmu, Mama menetapkan satu jurusan ilmu yang ingin Mama pelajari, yaitu tentang sabar. Namun sepertinya, Mama harus berubah haluan, supaya ilmu ini lebih terukur. Ilmu sabar memang sangat penting, tetapi siapa yang dapat memberi ukuran secara tepat? Dan akhirnya, Mama memutuskan ingin belajar menulis saja. Hehe..

Seperti kata Eyang Pramoedya Ananta Toer, "Karena kau menulis, suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari."

Kutipan dari Pramoedya Ananta Toer

Mama berharap, dengan menulis hal-hal yang bermanfaat seperti ini di media blog ini, akan ada banyak orang yang mendapatkan manfaat dari sini. Siapa tahu, dengan rahmat dari Allah ta'ala, tulisan yang Mama buat bisa mengalirkan pahala jariyah, yang bisa menambah catatan amal Mama saat Mama tak ada nantinya.

Berarti di NHW 2, Mama juga harus mengubah check list harian yaa.. Hehe.. Untuk menjadi emak blogger yang juga ibu profesional kebanggaan keluarga, Mama harus rajin menulis. Mama harus menuliskan hal-hal yang bermanfaat, dengan referensi yang tepat, jadi bukan hanya rajin menuliskan curhat. Ups...

Mama jadi ingat Tante Ran dan Tante Widut, tante-tante di #BloggerKAH yang mencemplungkan Mama di IIP ini. Mereka rajin-rajin banget ngeblognya. Mereka juga selalu menyuntikkan semangat saat Mama malas-malasan. Alhamdulillah Ya Allah, Engkau telah mengelilingi hamba dengan orang-orang baik. ☺


Milestone Mama Sebagai Blogger

Jika dirunut kembali, bagaimana Mama bisa menjadi seorang Emak Blogger, semuanya tak lepas dari jasa Papa.

2010, Papa membuatkan blog kayusirih, agar Mama bisa mengisi waktu luang pasca resign dari mengajar. Tapi karena Mama tidak pede dengan tulisan Mama sendiri, blog itu kosong melompong sampai beberapa tahun.

Alhamdulillah, keinginan untuk menulis muncul kembali 3 tahun setelahnya.

2013, Mama bergabung di beberapa komunitas menulis di facebook. Mama mencoba menulis apapun. Kalau ada ide menulis fiksi, Mama menulis fiksi. Mama juga sesekali menulis di blog kayusirih.

Di tahun itu juga, Mama bergabung dengan Komunitas Emak Blogger atau KEB. Dari berkomunitas, Mama "mencuri-curi" ilmu dari teman-teman Mama.

2018, ketika KEB Chapter Solo diresmikan, Mama diminta membantu Tante Ety Abdoel yang menjabat sebagai ketuanya. Mama diminta untuk memegang kendali di instagram @emakbloggersolo. Menjadi Makmin instagram, banyak juga ilmu yang Mama dapatkan. Utamanya dari tante Ranny Afandi yang telah mengajari Mama banyak hal.

Mama bersama Makmin KEB Solo lainnya.

Sampai kini, jelang 6 tahun belajar menulis, Mama sudah merasa jauh lebih baik dari Mama yang dulu. Yang gaptek, yang kurang percaya diri, yang sering merasa inferior. Jika dulu Mama takut berbicara di depan orang banyak, sedikit demi sedikit Mama mulai berani mengungkapkan apa yang Mama pikirkan. Mama mulai bisa mengontrol diri, menempatkan rasa malu pada tempatnya.

Alhamdulillah...

Tetapi Mama tak boleh cepat puas. Masih banyak yang harus Mama pelajari, agar Mama bisa menjadi ibu sekaligus blogger yang profesional.

Seperti ilmu yang Mama dapatkan di KEB Intimate bulan Januari lalu, sebagai seorang perempuan, ada lima peran yang tak boleh dilupakan. Peran di sini mungkin sama dengan fitrah.

1. Sebagai istri
2. Sebagai ibu
3. Sebagai diri sendiri
4. Sebagai anak
5. Sebagai makhluk sosial

Nah, sebagai blogger, tanggung jawab Mama ada dua. Sebagai diri sendiri, dan sebagai makhluk sosial. Untuk itu, Mama harus tetap belajar, agar konten yang Mama buat bisa disenangi dan berguna bagi banyak orang.

Mama harus kembali mencari jati diri, agar tulisan Mama bisa dengan mudah dikenali. Nah, ini dia tantangannya. Bagaimana agar orang-orang bisa tahu jika ini tulisan Mama Arinta, meski di situ tak tertulis nama Mama? Susah sih kelihatannya, tapi tetap harus dicoba. Ya ngga?

Masih jauh langkah yang harus Mama tempuh di IIP. Ini baru Matrikulasi. Kelak akan ada Bunda Sayang, Bunda Cekatan, Bunda Produktif, dan Bunda Shaleha. Terus terang, Mama belum ada ide apapun. Boleh ngga sih, mikirnya nanti saja? Hihi... *langsung dilirik sama Mbak Fasil. Tetapi jika melihat pada diri Mama sendiri, Mama merasa menjadi seseorang yang lebih bahagia dan bermanfaat setelah Mama melakukan apa yang Mama sukai. Menulis adalah hobi, meski Mama masih belum menjadi penulis sejati.

Untuk itu, pada Mas Amay dan Dek Aga, Mama akan melakukan hal yang sama. Mama akan dampingi anak-anak Mama untuk menemukan hal yang membuat mereka bahagia ketika mereka melakukannya. Meski ternyata menentukan pilihan dan membuat keputusan adalah hal yang tak mudah. Akan tetapi, andaipun pilihan kita belum tepat, semoga apa yang kita jalani masih sesuai dengan fitrah kita sebagai manusia. Aamiin YRA. 
Read More

NHW #2 Bagaimana Menjadi Ibu Profesional Kebanggaan Keluarga?

Monday, February 11, 2019

Lewat tulisan minggu lalu, sudah tahu kan kalau Mama sekarang ini tergabung di Institut Ibu Profesional Solo Raya? Masih baru banget memang, Mama pun saat ini baru belajar di program Matrikulasi. Di Matrikulasi ini, setiap minggunya ada tugas yang harus dikerjakan. Nah, tugas minggu ini lumayan berat, karena tidak hanya melibatkan diri Mama sendiri, tetapi juga Papa, Mas Amay, dan Adek Aga.



Bagaimana menjadi ibu profesional kebanggaan keluarga? Itulah pertanyaannya.

Karena ada kata-kata “kebanggaan keluarga”, maka yang menjadi tolok ukur adalah papa, Mas Amay, dan Dek Aga. Di mata mereka, Mama ini kurang apa? Dan seharusnya Mama bersikap seperti apa sehari-harinya, agar peran sebagai “kebanggaan keluarga” bisa terwujud.

Paling mudah memang bertanya pada anak-anak, yaa... Untuk itu, Mama tanya pada Mas Amay dan Dek Aga terlebih dulu.

Mama ; Mas, menurut Mas Amay, Mama ini seperti apa?
Amay (jelang 8 tahun) ; Cantik
Duh, Mama langsung berbunga-bunga. Wkwkwk... Tapi sayangnya bukan jawaban seperti itu yang Mama butuhkan. Takutnya pas baca ini Mbak Fasil jadi gimanaaa gitu kan? Hihi... Oke, pertanyaannya diganti.
Mama ; Mas Amay nggak suka sama Mama kalau Mama lagi ngapain?
Amay ; Kalau pas marah.
Hehe, Mama jadi pengen tutup muka. Mama sangat menyadari kekurangan Mama yang satu ini, makanya di tugas pertama dulu, yang ingin Mama pelajari adalah ilmu tentang sabar. Okey, lanjut.
Mama ; Mas Amay suka sama Mama kalau Mama lagi ngapain?
Amay ; Pas Mama bahagia, Mas Amay suka.
Mama ; Emang kalau pas Mama marah, Mama gimana?
Amay ; Murung

Lanjut ke adek.
Mama ; Adek, adek sayang nggak sama Mama?
Aga ; Sayang lah... (pakai nada Upin Ipin)
Mama ; Adek suka sama Mama kalau Mama ngapain?
Aga ; Belajar (Ini mungkin maksudnya pas sama-sama baca buku, sama-sama belajar menulis, begitu. Usianya 4 tahun, dan dia baru akan masuk sekolah bulan Juli nanti, insya Allah)
Mama ; Adek paling sedih kalau Mama ngapain?
Aga ; Mayah. Mama jangan mayaaah....

Baiklah, artinya memang Mama harus berlatih untuk lebih sabar lagi yaa...

Biasanya Mama akan marah saat mereka berebut sesuatu. Dan seringnya, Mas Amay dan Dek Aga bertengkar saat Mama tidak fokus pada mereka. Jadi, yang harus Mama lakukan adalah; Menyelesaikan semua pekerjaan sebelum Mas Amay pulang sekolah. 

Pekerjaan yang menyita banyak waktu adalah mencuci, karena Mama mencuci pakaian secara manual. Dan biasanya, Mama mencuci 2-3 hari sekali. Jadi bisa dibayangkan yaa, cucian Mama sebanyak apa, dan membutuhkan waktu berapa lama untuk menyelesaikannya. Kadang malah, cucian sudah Mama rendam sejak pagi sebelum memasak. Tetapi karena biasanya setelah memasak badan sudah lelah (apalagi saat melihat bak cucian yang penuh begitu, secara psikologis Mama langsung merasa lelah), jadi rendaman cucian baru tersentuh sore harinya. Hoho...

Jadi, selama seminggu ke depan Mama akan mencoba cara ini

SMART

Spesifik ; Mencuci baju sedikit demi sedikit. Sekiranya Mama tidak terlalu lelah setelah memasak, Mama harus segera menyelesaikannya. Biasanya Mama malas-malasan, karena saat melihat bak cucian yang terisi penuh, rasanya sudah lelah saja. Hihi... Akhirnya mencucinya tanpa rasa ikhlas. 

Measurable (terukur) ; Mama akan mencoba mencuci 1 bak kecil setiap hari dalam 1 minggu ini, apakah hasilnya tampak atau tidak.

Achievable ; Insya Allah ini mudah. Mencuci sedikit demi sedikit, pekerjaan akan selesai sedikit demi sedikit. Daripada langsung mencuci banyak-banyak, tapi lelahnya juga banyak. :D

Realistic ; Mencuci baju sedikit demi sedikit, setiap hari, demi bisa menghasilkan waktu yang efektif untuk menemani anak-anak, realistis kan ya? :D

Timebond ; Mencuci maksimal 1 jam sehari (sudah termasuk menjemur). 

Semoga dengan mencuci setiap hari, waktu Mama untuk menemani anak-anak jadi lebih banyak. Aamiin...

Sekarang ke Papa... 

Agak sulit tanya-tanya soal ini sama Papa, apalagi beberapa hari ini Papa harus lembur karena beliau dan teman-temannya sedang mengerjakan sebuah sayembara yang deadline-nya adalah hari ini. Kalau pulang kantor, beliau sudah sangat capek, jadi ngobrolnya yang asik-asik aja. Hari Sabtu dan Minggu pun beliau ke kantor untuk menyelesaikan sayembara ini. Tapi demi tugas ini selesai tepat waktu, Mama WA saja lah. Supaya efektif. Hehe...




Dan itu dia jawabannya. Jangan kaget yaaa... Hihi...

Lalu apa yang akan Mama lakukan? Masalahnya adalah, ada dua anak laki-laki yang beranjak gede. Kalau Mama pakai baju seksi, lalu mereka melihatnya, bagaimana? Pakainya setelah mereka tidur? Nah, ini juga agak susah, karena jam tidur si bungsu ini lebih larut dari kakaknya. 

Tapi Mama akan coba deh. Nggak perlu dijabarkan lah ya, detailnya bagaimana, hihi... Takut dibaca anak-anak. Xixixi...

Hmmm, sudah. Akhirnya selesai juga tugas ke dua ini. Memang menjadi “ibu kebanggaan” itu jalannya tak semudah yang dibayangkan yaa.. Tapi kita tentu tidak boleh menyerah begitu saja. Harus mencoba mulai saat ini juga. 
Read More

Nak, Sebelum Menuntut Ilmu, Ada Adab yang Harus Kau Tahu

Sunday, February 3, 2019

Arinta Adiningtyas_NHW#1

Untuk Mas Amay dan Dek Aga...

Mengawali tahun 2019 ini, Mama Kepiting punya satu kegiatan baru. Mama kuliah lagi, di Institut Ibu Profesional atau IIP. Mama akui, Mama belum bisa secara penuh menaruh perhatian Mama di sana, karena akhir Januari lalu Mama disibukkan dengan beberapa kegiatan. Tapi, ke depannya, Mama berjanji akan lebih fokus lagi. Dan inilah Nice Homework (NHW) pertama Mama di Matrikulasi IIP Batch 7.

Sebelum menuntut ilmu dengan penuh semangat, Mama diingatkan kembali tentang adab. Ya, bahkan orang yang memiliki tujuan semulia menuntut ilmu pun, harus paham adabnya. Tak akan berguna ilmumu, jika kurang adabmu.

Abu Zakariya An Anbari rahimahullah bahkan berkata, "Ilmu tanpa adab seperti api tanpa kayu bakar, dan adab tanpa ilmu seperti jasad tanpa ruh." (Adabul Imla' wal Istimla' [2], dinukil dari Min Washaya Al Ulama liThalabatil Ilmi [10].

Lalu, apakah adab itu?

Secara bahasa, adab berarti menerapkan akhlak mulia. Saking pentingnya adab, Rasulullah  Shollallahu 'alaihi Wasaallam bersabda: 
Kaum Mu'minin yang paling sempurna imannya, adalah yang paling baik akhlaknya." (HR. Tirmidzi no. 1162, ia berkata: "hasan shahih")
Jadi, sebelum belajar, mari kita kosongkan gelas, rendahkan hati, agar apa yang diajarkan oleh guru-guru kita, dapat kita resapi dan pahami.

Lalu, jika ditanya apa yang saat ini ingin Mama pelajari di Universitas Kehidupan ini, jawaban Mama adalah ilmu tentang sabar. Mengapa? Karena kesabaran adalah hal yang paling sulit dilakukan, hingga Rasulullah SAW bersabda bahwasanya orang yang paling kuat adalah orang yang mampu mengendalikan dirinya saat marah.

Dan Mama sedih, Mama masih sering marah sama Mas Amay dan Dek Aga. Bahkan, kadang Dek Aga sampai bilang begini; "Mama jangan mayaah..." Hiks... Maafkan Mama ya, Nak...


tentang sabar

Kesabaran itu, seperti yang dijelaskan oleh Syeikh An Nawawi Al Bantani dalam kitab "Matan Tanqihul Qaul", ada empat macam:

1. Sabar dalam menjalankan fardhu
2. Sabar dalam menghadapi musibah
3. Sabar dalam menghadapi gangguan manusia
4. Sabar dalam kefakiran

Sabar dalam menjalankan fardhu atau kewajiban, adalah taufik. Sabar dalam menghadapi musibah, berpahala. Sabar dalam menghadapi gangguan manusia, adalah cinta. Dan sabar dalam kefakiran, adalah ridho Allah ta'ala.

Mas Amay dan Dek Aga...

Mama perlu melatih kesabaran nomor 3. Mama seperti orang munafik ya, selalu mengatakan bahwa Mama cinta pada kalian, tapi Mama sulit bersabar melihat tingkah polah kalian yang terkadang di mata Mama terlihat menjengkelkan. Maafkan Mama, yaa...

Bantu Mama belajar sabar, bisa ya? Ingatkan Mama jika taring Mama sudah terlihat akan keluar. Semoga Mama mampu menjadi Mama Kepiting yang lembut hati dan lembut perilakunya. Aamiin YRA.

Peluk dan Cium penuh cinta dari Mama. :*





Sumber bacaan:

- https://muslim.or.id/35690-60-adab-dalam-menuntut-ilmu.html
- https://www.dream.co.id/orbit/mengenal-macam-macam-jenis-sabar-180218b.html
Read More

Kebo Iwa, Seorang Patih yang Rela Berkorban Demi Bersatunya Nusantara

Saturday, January 19, 2019

Kebo Iwa adalah seorang Patih atau Panglima Militer yang berasal dari Bali. Badannya besar, tubuhnya tinggi. Selain menguasai ilmu perang, ia juga menguasai ilmu arsitektur. Ia membangun berbagai tempat ibadah di Bali, dan seringkali mengangkut sendiri batu-batu besar dengan kekuatan fisiknya.

Meskipun berbadan besar, Kebo Iwa tak pernah semena-mena menggunakan kekuatannya. Hatinya sangat mulia. Ia bahkan sering membantu warga yang mengalami kesulitan, misalnya dengan membuatkan sumur dengan jarinya yang sakti.

Kebo Iwa juga merupakan patih yang setia. Ia pernah berjanji pada Sang Raja, selagi ia masih bernafas, Kerajaan Bali Aga tak akan diserahkan pada kerajaan manapun.


Kebo Iwa, from balimediainfo.com

Berita tentang kesaktian Kebo Iwa pun sampai ke telinga Mahapatih Gajah Mada. Gajah Mada adalah seorang patih dari Kerajaan Majapahit yang terkenal dengan sumpahnya untuk menyatukan nusantara, yaitu Sumpah Palapa.

Gajah Mada, begitu mengetahui bahwa Kerajaan Bali Aga memiliki seorang patih yang sakti, segera mengatur siasat bersama Raja Tribuana Tungga Dewi. Mereka geram, karena kerajaan kecil itu tak juga takluk, sedangkan Kerajaan Daha yang merupakan induk dari Kerajaan Bali Aga, malah lebih dulu tunduk pada Majapahit.

Gajah Mada pun berupaya mencari cara agar bisa menaklukkan kerajaan itu. Ia mengirimkan sebuah surat yang berisi ajakan agar Kerajaan Bali Aga bersedia menjadi sekutu Kerajaan Majapahit. Kebo Iwa pun diundang untuk hadir ke Kerajaan Majapahit sebagai tanda persahabatan.

Raja Bali Aga menyambut hangat ajakan itu. Raja pun mengizinkan Kebo Iwa untuk berkunjung ke sana tanpa rasa curiga. Saat itu Kerajaan Bali Aga diperintah oleh Raja Sri Ratna Bumi Banten yang dikenal adil, bijaksana, dan dicintai oleh rakyatnya.

Sesampainya Kebo Iwa di Majapahit, Gajah Mada segera menemui tamunya tersebut. Gajah Mada berkata, "Kami sedang mengalami paceklik. Rakyat kekurangan air bersih. Untuk itu, sudikah kiranya Patih Kebo Iwa membantu membuatkan sumur?"

Kebo Iwa yang lurus hati itu pun bersedia membantu. Dengan jemarinya yang sakti, Ia mulai membuat lubang di tanah. Namun keanehan terjadi. Air tak juga muncul meskipun Kebo Iwa sudah menggali cukup dalam. Ia pun masuk ke dalam sumur buatannya untuk menggali lebih dalam lagi. Ia tak sadar bahwa sesungguhnya ada bahaya yang sedang mengintai.

Begitu Kebo Iwa masuk ke dalam sumur, Gajah Mada segera memerintahkan prajuritnya untuk menimbun Kebo Iwa dengan tanah yang telah digalinya. Kebo Iwa dikubur hidup-hidup.

Gajah Mada tersenyum, "Akhirnya, sebentar lagi Kerajaan Bali akan menjadi bagian dari nusantara," batinnya. Namun beberapa saat kemudian, tanah bergerak dan keluarlah Kebo Iwa yang ternyata masih hidup. Kebo Iwa merasa dikhianati. Ia pun bertarung dengan Gajah Mada. Akan tetapi di tengah pertarungan, ia terngiang keinginan mulia Gajah Mada yang ingin mempersatukan nusantara.

Di satu sisi ia ingin membantu Gajah Mada mewujudkan impiannya, namun di sisi lain ia juga teringat janjinya pada Raja Bali Aga bahwa Bali Aga tak akan dibiarkan jatuh ke tangan kerajaan lain selama ia masih bernyawa.

Gajah Mada Vs Kebo Iwa, from propinsibali.com 

Akhirnya, Kebo Iwa memutuskan untuk membantu mewujudkan mimpi Gajah Mada dengan mengatakan bahwa serbuk kapur bisa menghapus kesaktiannya. Mendengar hal itu, Gajah Mada pun segera memukul sebongkah batu kapur. Tak berapa lama, Kebo Iwa tumbang setelah terkena serbuknya.

Ya, berkat pengorbanan Kebo Iwa, nusantara berhasil disatukan oleh Gajah Mada.



Read More

Kisah Menghadirkan Proses Metamorfosis di Rumah

Friday, January 11, 2019

Ulat daun
ulat pohon jeruk

Beberapa orang tetangga terkejut saat melihat pohon jeruk yang Mama tanam di depan rumah kini tak berdaun. Bukan karena rontok, tapi karena habis dimakan makhluk mungil berwarna hijau yang seringkali sadar kamera jika difoto. Ya, memang, saat ini ada banyak sekali ulat hijau yang mendiami pohon jeruk itu. 

"Kok mboten dibuangi, Bu?" tanya pengasuh Nay.

"Pun kersane (nggak apa-apa biarin aja)," jawab Mama sambil tersenyum. 

Mungkin beliau heran, masa cuma dibiarin aja? Tapi memang sedari awal Mama menyadari keberaaan ulat-ulat itu, tak ada niat sedikitpun untuk memberantas mereka.


Ulat memakan daun sebelum menjadi kepompong
ulatnya malu-malu

Bukan, bukan karena takut, bukan pula karena cuek. Tapi serius, Mama malah bersyukur. Syukur dalam artian seperti ini; karena Mama menanam pohon jeruk, maka mereka bisa makan dengan leluasa. Itung-itung berbagi rezeki dengan sesama makhluk-Nya, gitu.

Mama Kepiting sok bijak niye?

Haha... Bahkan Papa pun berkata seperti itu. Tapi kalau cuma sekadar sok-sokan, tentu niat untuk "membiarkan mereka makan" hanya bertahan beberapa hari saja, ya 'kan? Nyatanya, sampai hari ini, sampai daun-daun jeruk di pohon itu hampir tak bersisa, Mama tak sekalipun berniat menyingkirkan mereka.

Ih, itu kan hama?

Betul. Tapi tak apa. Toh, saat hari berganti dan musim ulat sudah pergi, dedaunan itu insya Allah akan tumbuh lagi. Jika daun-daun itu bisa berbicara, mungkin mereka pun akan bersyukur karena keberadaan mereka menjadi manfaat bagi si ulat. Karena daun jeruk ini tak bisa dijadikan bumbu masak. Hihi...

proses metamorfosis, saat ulat berubah menjadi kepompong
kepompong yang menempel di dinding

Lebih dari itu, ada manfaat lain yang bisa kami petik. Dengan tidak menyingkirkan ulat-ulat itu, mereka menghadirkan pengetahuan baru untuk Mas Amay dan Dek Aga. Apa lagi kalau bukan soal metamorfosis? 

Ya, dari halaman rumah yang seuprit itu, Mas Amay akhirnya bisa melihat secara langsung proses metamorfosis. Sebelumnya, dari buku yang pernah ia baca, Mas Amay memang sudah paham tentang metamorfosis atau perubahan makhluk hidup dari telur hingga menjadi dewasa yang sempurna, dengan mengalami perubahan bentuk morfologi, anatomi bahkan fisiologis. Tapi, melihat secara langsung bagaimana proses metamorfosis itu terjadi, adalah hal yang luar biasa bagi anak-anak. 

Mama merasa puas saat melihat Mas Amay dan Dek Aga, ketika pagi-pagi membuka pintu, bersorak kegirangan melihat kepompong-kepompong di dinding. Mata mereka memancarkan sebuah kekaguman. 

"Kok bisa ada di dinding ya, Ma?" tanya Amay penasaran.

Iya, karena ketika ulat sudah cukup besar alias sudah merasa kenyang makan, dan merasa sudah saatnya berubah menjadi kepompong, biasanya ia akan berjalan mencari tempat yang aman. Meski terkadang, tempat yang ia kira aman justru menawarkan hal sebaliknya. Dan tempat itu bisa di mana saja. Kebetulan, kebanyakan ulat memilih dinding rumah kita.
 

kepompong yang gagal menetas
kupu-kupu yang gagal menetas

Mas Amay (Dek Aga belum yaa, hihi..) akhirnya juga paham, bahwa terkadang, sesuatu tak berjalan sebagaimana mestinya. Terkadang kita menemui kegagalan, seperti foto di atas. Dan semua itu tentu atas kehendak Allah. Tugas kita adalah mengambil pelajaran. :)

Tak hanya itu, Mas Amay (Mama juga tentunya) pun belajar tentang kesabaran. Saat kupu-kupu berhasil keluar dari kungkungan kepompong, ia menjeda rasa bahagianya. Sabar, tak perlu buru-buru. Sabar, kuatkan dulu sayapmu.

Mungkin sebenarnya kupu-kupu itu sudah ingin terbang sembari memandang indahnya dunia, apalagi sebelumnya ia sudah terpenjara cukup lama dan harus berpuasa selama beberapa hari, ya 'kan? Tapi memberi jeda pada diri sendiri, seringkali menjadi keputusan terbaik. 


contoh metamorfosis sempurna


Dan percayalah, kesabaran seringkali berbuah manis. Sabar dengan ulat yang menggelikan, yang bahkan menghabiskan dedaunan hingga tak lagi terlihat indah, membuahkan pengalaman berharga. Rasa puas menyaksikan bagaimana kupu-kupu memenuhi halaman rumah kita, tentu tak terkira besarnya.


metamorfosis sempurna, contohnya


Eh, omong-omong soal metamorfosis, Mama jadi teringat salah satu murid Mama. Luna namanya.

10 tahun lalu saat ia masih TK dan jadi anak didik Mama, ia memaksa Mama berani menghadapi ulat seperti ini. Waktu itu dia merengek, menangis sampai hampir 1 jam, karena tak juga berhasil menangkap seekor pun kupu-kupu.

Saat kehabisan ide bagaimana menghentikan tangisannya, seekor ulat mencuri perhatian Mama. Dengan sok berani, Mama mengambil ulat itu, lalu Mama berikan pada Luna. Mama bilang, "Luna tahu nggak? Kupu-kupu itu sebenarnya berasal dari ulat. Ini Luna bawa pulang yaa, coba Luna tunggu beberapa hari lagi, beneran jadi kupu-kupu apa nggak."

Beruntung anak itu mau mendengarkan. Mungkin sebenarnya dia sudah lelah menangis juga, hihi..

Besoknya, dia protes, "Miss Arin bohong, ya? Kok ulatnya nggak jadi kupu-kupu?" 

"Lho, kan Miss Arin bilang tunggu beberapa hari. Mungkin sekitar dua minggu."

"Yah, lama banget."

"Sabar dong..."

And two weeks later... Luna datang pagi-pagi banget, dan langsung menyerbu Mama. "Ms Arin, beneran keluar kupu-kupunya... Bagus banget iiih.." then she kissed me. So sweet banget memang ini anak. Dan karena dia jago menggambar, saat Journal Time dia menggambar proses metamorfosis ini, lalu dia ceritakan pada teman-temannya.

Misi Miss Arin selesai. Nggak perlu repot menjelaskan metamorfosis segala 'kan? Sudah ada yang bisa bantu jelaskan. Hihihi...



Nah, itu dia Luna, bersama Ms Budi, Principal di sekolah tempat Mama mengajar dulu. Cantik kan? Hihi... 
Read More

Terlambat Cabut Gigi Susu, Gigi Amay Jadi Begini...

Sunday, January 6, 2019

Terlambat lagi. Gigi seri bawah Mas Amay sudah tumbuh, padahal gigi susunya belum tanggal. Jadi gigi seri bawah Mas Amay dua-duanya kesundulan. Tahukah, gigi yang kesundulan, adalah salah satu penyebab gigi berantakan

Sebelumnya, bulan Ramadhan yang lalu, gigi seri bawah Mas Amay yang sebelah kanan pun kesundulan. Hasilnya kini giginya tumbuh miring. Eh, kejadian ini terulang lagi. Sungguh, kami menyesal dua kali.


gank gigi berantakan

Dari foto di atas, kelihatan kan kalau gigi bawah Mas Amay tumbuh miring?

Memang sih, terlambat mencabut gigi hanyalah salah satu faktor penyebab gigi berantakan. Sedangkan faktor lainnya antara lain:

1. Keturunan

Ada satu cerita lucu. Waktu Mama bilang begini; "Yah, kesundulan lagi. Gigi Mas Amay berantakan deh," anak ini dengan santai menjawab, "Ya kan Mas Amay keturunannya orang yang giginya berantakan juga."

Hahaha... Mamanya langsung diem deh.

Memang, tidak hanya Mamakepiting yang giginya berantakan, Papa juga. Lihat foto di bawah ini deh! Jadi, Mas Amay nggak sepenuhnya bersalah, yaa.. Xixixi...

gigi berantakan bikin manis koq. *haciiimmm!

2. Kebiasaan

Ada yang putra atau putrinya masih ngedot meski usianya sudah besar? Hati-hati lho, karena kebiasaan ini bisa menjadi salah satu penyebab gigi berantakan. Mas Amay dan Dek Aga sih nggak pernah ngedot, tapi faktor keturunan memanglah sungguh sangat kuat pengaruhnya. :)

Kebiasaan lain yang berpotensi membuat gigi tumbuh berantakan, contohnya suka menghisap jari, suka menjulurkan lidah saat bicara, suka mengigit kuku atau pensil, menggigit bibir, dan bernapas melalui mulut (terlebih jika sering pilek, yang mengakibatkan hidung tersumbat).

Bernapas melalui mulut pun bisa berpengaruh pada gigi ya? Iya. Tekanan angin yang berembus lewat mulut lama-kelamaan akan menggoyahkan pertahanan gigi. Akibatnya ada beberapa gigi yang bisa berubah posisi. 


3. Lingkungan

Faktor lingkungan ini misalnya, jika anak tumbuh di keluarga pecinta makanan manis, biasanya dia akan menyukai makanan manis juga. Seperti yang kita tahu, makanan manis adalah salah satu faktor penyebab ECC (Early Childhood Caries). Dan karies atau gigi berlubang adalah salah satu faktor penyebab gigi tumbuh berantakan.  

Gigi susu yang berlubang tak seperti gigi tetap. Gigi susu akan hilang dan mengakibatkan rahang mengecil. Rahang yang mengecil ini membuat gigi tetap yang berada di bawah gigi susu tidak mendapat tempat untuk tumbuh. Lalu gigi dewasa tumbuh di mana? Karena tidak mendapat tempat, dia bisa tumbuh ke samping, ke depan, ke belakang, dan akhirnya susunan gigi jadi berantakan. 

Tuh kan, kelihatannya sepele, tapi kebiasaan yang salah sejak kecil ternyata pengaruhnya akan terasa sampai dewasa. Jadi Ma, yang putra-putrinya sudah menginjak usia 6-7 tahun, sering-sering diperiksakan giginya. Siapa tahu gigi permanennya sudah nggak sabar pengen nongol, padahal gigi susunya masih ingin bertahan. Kalau nggak ada yang mau mengalah, jadinya kesundulan, efeknya gigi anak-anak kita bisa berantakan. Nggak mau kan? :) 





Sumber bacaan:

* https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20151221143302-255-99603/tiga-masalah-penyebab-gigi-berantakan 

* https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20170301103029-255-196961/lima-kebiasaan-buruk-penyebab-gigi-tak-teratur

* https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20171027060436-255-251475/4-bahaya-gigi-berlubang-pada-anak
Read More

Terapi Bicara dengan Membaca Huruf Hijaiyah

Monday, November 19, 2018


Assalamu'alaikum semua.. Tulisan kali ini sedikit berbeda, karena Mama Kepiting sedang berkolaborasi dengan #BloggerKAH untuk membahas tentang bagaimana meningkatkan kecerdasan anak.

Omong-omong, udah pada kenal sama tante-tante di #BloggerKAH, kan? Ya betul, ada Tante Rani R Tyas, juga Tante Widi Utami alias Tante Widut. Nanti kita simak tulisan Tante Rani tentang 7 Cara Meningkatkan Kecerdasan Emosi Balita dan Tante Widut juga yaa.. 

Kembali ke topik bahasan kali ini, kita tentu sudah tahu bahwa kecerdasan itu bermacam-macam, yaa.. Bahkan sebenarnya manusia memiliki 8 Macam Kecerdasan Majemuk.

Nah, Mama ingin membahas salah satu di antara 8 kecerdasan majemuk itu, yaitu Kecerdasan LinguistikKecerdasan Linguistik adalah kemampuan untuk menggunakan kata-kata secara efektif, baik secara lisan maupun tulisan. Ciri-cirinya antara lain; senang berdiskusi dan menulis, suka membaca, menyukai permainan scrabble atau puzzle, dll. Jika seseorang memiliki kecerdasan linguistik, ia akan cocok menjadi jurnalis, news presenter, penyair, penulis, atau pengacara.

8 Multiple Intelligence, from kayusirih.com

Bicara tentang Kecerdasan Linguistik, lebih dari setahun belakangan, Mama mulai intens mengejar ketertinggalan Aga di bidang ini. Iya, dibanding Mas Amay, kemampuan biacara Aga memang cenderung terlambat. Jika di usia 26 bulan, Mas Amay sudah bisa menyanyi Cicak di Dinding, Balonku, dll, Aga baru bisa melakukannya di usia 3 tahunan. Itu pun belum terlalu jelas, hanya nadanya saja yang sudah tepat.

Baca: Mengapa Anak Saya Belum Bisa Bicara?

Tapi secara tidak sengaja, di usia Aga yang hampir 3 tahun, Mama menemukan sebuah metode yang cukup berhasil membuatnya senam lidah. Berawal dari keinginannya untuk bergabung bersama Mama dan Mas Amay setiap kami mengaji, Aga pun belajar membaca iqro'.

Seperti ini,





Lama-lama, belajar mengucapkan suku kata per suku kata, membuat Aga mampu menyusun satu kata sederhana dengan tepat. Dari satu kata itu, kemudian bertambah menjadi dua kata, tiga kata, dan seterusnya.

Jika dulu Aga memanggil mama papa dengan "ama" dan "apa", kini ia sudah dapat memanggil kami dengan "mama" dan "papa". Sekarang bahkan ia sudah bisa mengucapkan namanya sendiri dengan "Aga", dan bukan "Aja". Dan sebulan belakangan, setiap ia bangun tidur, ia akan mengatakan, "Mama, Aga sudah bangun."

Ya Allah, nyesss rasanya...

Memang untuk bisa mencapai titik ini sungguh membutuhkan kesabaran yang panjang, karena selain stimulasi yang  harus dilakukan secara terus-menerus, kita juga tidak boleh melupakan kesiapan organ speech-nya juga. Tapi Mama cukup puas dengan hasilnya. Alhamdulillah.. Kini kami bisa membuktikan bahwa Aga tidak "bisu", tidak juga bermasalah dengan pendengaran.

Nah, sekarang, Aga sedang menyukai lagu ini. Ada lirik yang lupa sih, tapi buat Mama, ini sudah cukup sempurna.

Terima kasih untuk kegigihanmu, ya, Nak... Mama bangga padamu. :)


Read More