Tirakat Orang Tua untuk Anak

Thursday, May 4, 2023

"Eh, ada hukumnya nggak kalau pas anak-anak ujian, kitanya (ibunya) puasa? Kayak ayam kalau bertelur dan angkrem (mengerami telurnya), mereka kan puasa..."

Tiba-tiba, di grup WhatsApp yang beranggotakan 3 orang, yakni Mama Kepiting, Mbak Rani R Tyas, dan Mbak Widut, seseorang bertanya. Jam 7:54 pagi, 9 menit jedanya sejak kami ngobrol tentang skincare. Se-random itu memang. Ngga ada bridging, semua spontan. 

Dan ya, kalau teman-teman sudah mengenal kami, mungkin bisa menebak kalau pertanyaan di atas dilempar oleh Mbak Rani, blogger yang random dan kadang absurd. Wkwkwk... Mungkin karena saat ini sedang musim ujian untuk anak-anak kelas 6 SD, dia jadi terpikir soal itu. Tentang menirakati anak. 

Tirakat dalam Islam


Makna Tirakat


Tirakat itu apa sih? Menurut KBBI, tirakat artinya menahan hawa nafsu (seperti berpuasa atau berpantang). Menurut bahasa, tirakat diserap dari kata thariqah, tarekat, yang secara lebih luas diartikan sebagai tata cara atau jalan atau laku spiritual, yang dilakukan untuk mendekatkan diri pada Allah SWT. 

Tujuan Tirakat


Kenapa orang mau bersusah-susah menahan nafsu dan berpantang terhadap sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan atau kesenangannya? Tentu karena orang tersebut punya tujuan atau keinginan. Dan bertirakat adalah salah satu "seni merayu Allah SWT", sebagai dzat Yang Maha Kuasa atas segalanya. Dengan tirakat, kita berharap agar semua hajat dikabulkan oleh Allah SWT. 

Orang tua yang bertirakat untuk anak-anaknya, tentu ingin anak-anaknya dikelilingi dengan kebaikan-kebaikan. Bisa tumbuh menjadi anak yang sholih, sehat, senantiasa dilindungi dalam setiap langkahnya, dimudahkan dalam memahami ilmu yang sedang dipelajari, serta diberikan kesuksesan dan menjadi anak yang membanggakan orang tuanya.

Contoh Tirakat yang Bisa Dilakukan Orang Tua untuk Anaknya


Mengutip dream.co.id, Habib Luthfi bin Yahya sangat menganjurkan orang tua, terutama ibu, untuk melakukan tirakat bagi kehidupan anak-anaknya, jika ingin anaknya menjadi anak yang sholih / sholihah, berkah hidupnya dan sukses di masa depan. Tirakat orang tua untuk anak juga dianjurkan oleh ulama-ulama lainnya. 

Ada beberapa hal yang bisa ibu lakukan untuk menirakati anak-anak, misalnya:

1. Bersedekah atas nama anak 

Salah satu tirakat yang dilakukan oleh Hj. Nawal Yasin (istri dari Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen), adalah bersedekah dengan diniatkan untuk anak-anak.

2. Membaca Al-fatihah

Selain dengan bersedekah yang diniatkan untuk anak-anak, Hj. Nawal Yasin juga membaca Al-fatihah setiap hari sebanyak 41 kali.


3. Puasa di hari lahir anak

Mungkin ibu-ibu kita dulu melakukannya juga, puasa di hari lahir kita, anaknya. Ada juga ibu yang rajin membuat "among-amongan", sebuah tradisi memperingati hari lahir (weton), dengan mengadakan doa bersama dan berbagi makanan meski sederhana. Perlu digarisbawahi, berbagi makanan sama artinya dengan sedekah. Sedekah, juga merupakan salah satu cara tirakat yang bisa dilakukan kita, para orang tua, untuk anak-anak. 

4. Mencuci beras sambil membaca shalawat

Ada beberapa versi amalan atau adab saat mencuci beras yang pernah saya baca. Salah satu yang bisa kita terapkan adalah senantiasa melantunkan shalawat, sembari tangan kita memutar / mencuci beras berlawanan arah jarum jam. 

Saya juga pernah membaca satu kisah dari ibunda Gus Dur. Konon, ibunda Gus Dur punya ritual khusus menyolawati butir demi butir beras yang akan dimasak untuk Gus Dur. Beliau juga tidak memperbolehkan seorang pun menyentuh beras yang sudah disholawati khusus untuk Gus Dur itu.

Dari beberapa contoh tirakat yang sudah Mama Kepiting tuliskan di atas, bisa kita simpulkan bahwa setiap ibu memiliki caranya sendiri tentang bagaimana mengusahakan yang terbaik untuk anak-anaknya. Benang merahnya adalah bahwa setiap yang dilakukan, diiringi dengan permohonan pada Allah SWT, karena Dialah satu-satunya tempat untuk menggantungkan semua harapan dan cita-cita.


Contoh Tirakat Orang Tua untuk Anak



Oiya, saya jadi teringat dengan momen awal Maret lalu, saat Mas Amay mengikuti ujian masuk MTs N 1 Surakarta. Sepulangnya dari mengantar Mas Amay ujian, suami cerita, "Amay kelihatan grogi banget tadi. Papa suruh minum dulu, tapi anaknya ngga mau." (ujian masuk MTsN 1 Surakarta dilakukan selama beberapa jam, karena yang diujikan selain pelajaran MTK, BI, dan IPA, juga ada BTA / Baca Tulis Al-Qur'an. Jadi, setelah mengantar ke MTsN 1, suami kembali pulang)

Mendengar itu, sebagai ibu, saya langsung pengen nangis. Saya pun segera mengambil wudhu dan melakukan shalat dhuha, delapan rakaat (biasanya saya cuma sholat 2-4 rakaat saja). Setiap selesai salam, saya berdoa dengan sungguh-sungguh, memohon kemudahan untuk Mas Amay.

Selesai shalat, saya menelepon bapak. Saya ceritakan semuanya, termasuk seluruh kecamuk di kepala dan hati. Saya ingat, bapak bilang, "Pancen sing dibutuhake Amay kuwi donga ibune. Insya Allah yen ibune donga kanthi temen, Amay diparingi kemudahan, kelancaran." (Memang yang dibutuhkan Amay saat ini adalah doa ibunya. Insya Allah kalau ibunya berdoa dengan sungguh-sungguh, Amay akan diberi kemudahan dan kelancaran)

Dan alhamdulillah tsumma alhamdulillah, Amay diterima di sekolah impiannya.


Nah, Ma, kalau Mama sering mendengar bahwa doa ibu adalah doa yang mampu menembus langit, maka mari kita gunakan keistimewaan ini dengan banyak-banyak mendoakan kebaikan bagi anak-anak kita.




Ditulis dengan Cinta, Mama


Sumber Referensi:
- https://islam.nu.or.id/tasawuf-akhlak/pembiasaan-laku-tirakat-sebagai-solusi-masalah-kehidupan-xsUzT
- https://www.nu.or.id/nasional/amalan-dan-tirakat-untuk-kesuksesan-anak-lE6rB
- https://www.dream.co.id/parenting/habib-luthfi-anjurkan-orangtua-lakukan-tirakat-agar-hidup-anak-penuh-berkah-2105241.html

1 comment

  1. Terharu. Betapa doa ibu seberharga itu ya Mba buat anaknya, makanya banyak usaha ibu untuk merayu Sang Maha Pencipta demi anak-anak tersayangnya.

    ReplyDelete