Cara Mudah Cegah Munculnya Stretch Mark di Masa Kehamilan

Monday, January 16, 2023

 

Munculnya stretch mark di masa kehamilan kerapkali menimbulkan rasa kurang percaya diri. Lalu, adakah cara mudah untuk mencegah timbulnya stretch mark?

Beberapa waktu lalu di twitter ada yang tanya, gimana sih cara mencegah munculnya strecth mark di masa kehamilan? Meski sebenarnya stretch mark tidak hanya disebabkan oleh kehamilan, tapi memang hampir 90% wanita mengalami stretch mark saat usia kehamilan memasuki 6 - 7 bulan.

cara mencegah timbulnya stretch mark di masa kehamilan

 Apa penyebab munculnya stretch mark

Stretch mark adalah garis-garis halus yang muncul akibat kulit meregang secara mendadak. Biasanya, stretch mark disebabkan oleh peregangan yang dialami kulit karena kurangnya elastisitas kulit selama kehamilan. Hormon kehamilan juga membuat ibu hamil lebih rentan mengalami stretch mark. Risiko ini juga bisa disebabkan oleh faktor genetik atau adanya penyakit tertentu seperti Sindrom Cushing yang menyebabkan produksi hormon terlalu berlebihan sehingga dapat melemahkan kulit, Sindrom Marfan, atau Sindrom Ehlers-Danlos (EDS) yang mempengaruhi protein di kulit sehingga kulit rentan terhadap peregangan.

 Bagaimana Cara Mencegah Timbulnya Stretch Mark di Masa Kehamilan? 

Jika kita tidak memiliki faktor genetik dan tidak memiliki penyakit seperti di atas, munculnya stretch mark dapat kita cegah dengan melakukan beberapa hal di bawah ini;

Menjaga Kelembaban Kulit  

Kulit yang terhidrasi dan terjaga kelembabannya akan meregang dengan lebih mudah saat perut kita membesar. Menjaga kelembaban kulit bisa kita lakukan dengan;

  1. Minum air putih 
  2. Mengoleskan lotion atau minyak zaitun sejak awal kehamilan

Menjaga Berat Badan  

Menjaga berat badan di sini berarti dua hal; menghindari kenaikan berat badan yang terlalu cepat dan menjaga agar tubuh tetap berada di dalam kisaran berat badan yang sehat

Kadang, dengan dalih di perut kita ada "nyawa" yang sedang berkembang dan harus "diberi makan", kita jadi punya alibi untuk mengonsumsi 2 porsi makanan sekali makan. Padahal, kualitas makanan yang kita konsumsi jauh lebih penting daripada kuantitasnya. 

Selain itu, kenaikan berat badan yang terlalu cepat dapat menambah ketegangan pada kulit. Hal ini akan semakin meningkatkan risiko munculnya stretch mark.

Lalu, apa yang bisa kita lakukan agar kehamilan tidak membuat berat badan bertambah secara ekstrim?

1. Makan makanan yang sehat

Seperti yang Mama Kepiting tulis di atas, kualitas makanan yang kita konsumsi jauh lebih penting daripada kuantitasnya. Makanan yang kaya akan vitamin dan mineral dapat membantu menjaga kulit kita tetap sehat dan tidak mudah meregang atau robek.

2. Olahraga secara teratur

Tetap aktif selama kehamilan dapat membantu menjaga otot kita tetap kencang. Otot yang kencang dapat membantu menopang kulit yang meregang.

Ada beberapa pilihan olahraga yang aman untuk ibu hamil, misalnya: jalan kaki, berenang, senam hamil, yoga, pilates, atau sepeda statis.

Mengoleskan Parutan Jahe ke Sekitar Perut dan Paha  

Sebenarnya ada beberapa bahan alami yang bisa dicoba untuk membantu mencegah timbulnya stretch mark, seperti dengan mengoleskan lidah buaya, atau juga dengan mengoleskan jus mentimun yang sudah dicampur dengan air jeruk nipis. Namun, Mama Kepiting tidak bisa memastikan apakah cara ini akan berhasil.

Satu-satunya bahan alami yang Mama kepiting coba di dua kali kehamilan dan berhasil mencegah timbulnya stretch mark adalah dengan mengoleskan parutan jahe di seputar perut dan area paha. Cara ini Mama Kepiting dapatkan saat membaca majalah Femina belasan tahun yang lalu. Setelah dipraktikkan, ternyata cara ini benar-benar berhasil mencegah timbulnya stretch mark.

bahan alami untuk membantu mencegah stretch mark

Jika saat ini Mama sedang hamil dan khawatir akan timbul stretch mark di perut atau area paha, Mama bisa menggunakan cara ini: Parut dua ruas jahe, lalu oleskan di sekitar perut dan area paha. Namun, Mama mesti siap dengan efek yang akan dirasakan beberapa saat setelah Mama mengoleskan parutan jahe tersebut, karena rasanya akan panas dan gatal. Ya, beauty is pain ya, Ma... Tapi insya Allah cara ini sudah terbukti berhasil pada saya.

Yang jelas, meski stretch mark menghiasi tubuh kita, jangan sampai hal itu mengurangi kepercayaan diri kita ya, Ma... We are still beautiful, no matter what... Anggap saja, stretch mark itu adalah tanda cinta kita pada anak-anak. :)


Ditulis dengan Cinta, Mama

Read More

Seberapa Pentingkah Ilmu Parenting untuk Para Orang Tua?

Monday, January 9, 2023

 

Katanya, ilmu parenting hanya berlaku dan hanya bisa diterapkan oleh orang kaya saja. Benarkah demikian?

Faktanya memang banyak guyonan-guyonan parenting yang relate banget dengan kita, anak-anak produk keluarga dari kelas ekonomi menengah ke bawah. Misalnya, ketika anak-anak berantem, bukannya dilerai atau dinasehati, eh malah disodori pisau sekalian. 🙈 Paham kok, bukan berarti orang tua bermaksud agar kita saling menyakiti dengan pisau itu, tapi yang orang tua kita lakukan itu semacam "ancaman halus" (atau bisa juga dibilang sindiran agar kita segera diam?). Nyatanya, yang orang tua kita lakukan itu memang efektif membuat kita berhenti bertengkar. Xixixi...

Contoh lain misalnya, ketika anak main lari-larian trus jatuh, bukannya langsung ditolong, malah dimarahi, "Baru juga dibilangin jangan lari-lari. Ngga dengerin sih, jatuh kan jadinya?" 

Oke, itu omelan versi panjang. 

Versi pendeknya, "Hmm, kaaaan... Kaaannn...." 😅

Baca : 12 Gaya Populer Kekeliruan dalam Komunikasi

Nah, hasil dari gaya parenting seperti itu ya kita-kita ini. Efek baiknya mungkin, kita jadi lebih peka membaca suasana hati orang lain? Efek buruknya, kita jadi gampang overthinking, takut melakukan sesuatu karena takut salah atau gagal.

Pentingnya Ilmu Parenting bagi Orang Tua

Lalu, benarkah ilmu parenting itu cuma bisa berhasil untuk golongan kaya saja?

Menurut saya sih belum tentu. Banyak kok di sekitar saya, keluarga yang secara ekonomi biasa-biasa saja, tetapi bisa menerapkan gaya pengasuhan yang baik pada anak-anaknya. Cuma ya, karena orang biasa, jadi tidak terekspos.

Trus kenapa bisa muncul statement seperti itu? Mmm, mungkin karena yang kita lihat adalah contoh-contoh di TV, seperti keluarga Mona Ratuliu, atau yang sekarang sering disorot adalah gaya pengasuhan Nikita Willy. Kita kan tidak tahu bagaimana keadaan keluarga orang kaya yang lainnya. 😁

Memang, keluarga dengan tingkat ekonomi sejahtera punya lebih banyak privileges, sehingga akan lebih mudah menerapkan ilmu parenting yang baik dan benar, dibandingkan dengan mereka yang berasal dari golongan ekonomi menengah ke bawah. Beberapa privileges itu antara lain;

1. Bisa membayar jasa nanny, jadi ketika lelah mengasuh anak, ada nanny yang bisa menggantikan perannya. Bandingkan dengan orang biasa yang jangankan untuk membayar nanny, untuk membeli diapers saja mesti pintar-pintar atur gaji bulanan. Mereka ini (termasuk saya juga), mau ngga mau harus tetap mengasuh anak-anaknya, bagaimanapun lelah yang dirasa.

2. Orang kaya, ketika anak tidur bisa ikut tidur. Orang yang ekonominya pas-pasan, selagi meninabobokan anaknya, pikirannya sudah berencana mau pegang pel, cucian, setrikaan, atau yang mana dulu nih? 😂 Mereka ini (termasuk saya ding), boro-boro terpikir membayar jasa ART, wong untuk mengirim cucian ke binatu (laundry) supaya pekerjaannya lebih ringan saja masih mikir dua kali.

3. Orang kaya, ketika lelah secara mental saat mengurus anak-anak, bisa langsung pergi ke psikolog tanpa kuatir dengan biaya. Orang-orang kayak saya akan mencari tahu, apakah jasa psikolog bisa ditanggung BPJS? 🙊

4. Orang kaya lebih mudah mengakses ilmu parenting melalui buku-buku atau seminar-seminar parenting. Bagi orang biasa, buku-buku parenting dan seminar-seminar itu adalah sebuah kemewahan. Tak pernah terpikirkan, apalagi menjadi prioritas.

Dari poin-poin di atas bisa disimpulkan, orang-orang dengan keadaan ekonomi yang "mengkis-mengkis",  boro-boro terpikir untuk menerapkan ilmu parenting dengan baik dan benar, karena bisa tetap "waras" saja sudah syukur alhamdulillah. 

Baca: Ketika Saya Menjadi Seorang Ibu; Antara Ekspektasi dengan Realita

Tapi jangan sedih... Seiring dengan meningkatnya kesejahteraan masyarakat kita, juga dengan perkembangan teknologi yang memungkinkan kita untuk mengakses aneka informasi, kesadaran para orang tua mengenai pentingnya ilmu pengasuhan juga semakin meningkat.

Memang, seberapa penting sih ilmu parenting itu? 

Ilmu parenting perlu dipelajari bahkan sebelum anak-anak hadir di tengah-tengah kita. Tujuannya adalah untuk mempersiapkan diri dalam menjalankan tugas sebagai orang tua.

Mengasuh anak adalah bagian dari ibadah. Dalam setiap ibadah yang kita lakukan, ilmu diperlukan sebagai penuntunnya. Kita mau memasak saja perlu ilmu agar masakannya bisa jadi enak. Bahannya apa saja, seberapa banyak takarannya, bagaimana langkah-langkahnya, dll. Maka, mengasuh anak juga perlu ilmu, agar anak-anak yang kita didik dan kita rawat bisa tumbuh menjadi seperti apa yang kita inginkan.

Ada satu buku parenting favorit saya, judulnya "Parenting With Heart" karya Elia Daryanti dan Anna Farida. Buku ini tidak menggurui, ditulis dengan bahasa yang mudah dicerna otak emak-emak, tetapi pilihan diksinya bisa menyentuh hingga relung kalbu. Saya biasa melipat halaman yang penting, tetapi membaca buku ini, rasanya semua halaman harus dilipat karena tak ada yang tidak penting.

Buku parenting paling asik


Jujur, saya langsung jatuh cinta pada buku ini, bahkan sejak halaman pertama. Saya kutipkan sedikit, ya...

Anak-anak datang dalam keadaan baik dan bersih
Nanti, jika saatnya tiba,
Bisakah aku mengembalikannya sebersih semula?
Sanggupkah dagu kita tegak di hadapan-Nya
Sambil berkata, "Wahai Tuhanku, telah kutunaikan tugasku
Telah kujalankan amanah-Mu."

Huwaaa... Pas baru baca pertama kali, saya langsung nangis dong. Huhu...

~

Saya yakin, tak ada orang tua yang dengan sengaja ingin menyakiti anaknya. Saya yakin, semua orang tua punya rasa sayang yang besar pada anak-anaknya. Hanya saja, keterbatasan wawasan, minimnya pengalaman, membuat banyak dari kita salah mengambil keputusan atau tindakan saat menghadapi perilaku anak-anaknya. Semoga, dengan semakin canggihnya teknologi, dengan semakin derasnya arus informasi, kita bisa memanfaatkannya untuk belajar lagi menjadi orang tua terbaik bagi anak-anak kita.

Semoga generasi yang saat ini sedang kita asuh, rawat, dan besarkan, bisa tumbuh menjadi generasi yang tangguh, namun tetap dipenuhi dengan cinta dan kasih. Aamiin...



Ditulis dengan Cinta, Mama

Read More

Puisi untuk Ibu yang Paling Mengaduk Perasaanku

Sunday, January 1, 2023

 

Beberapa waktu lalu, saya membeli dua buah buku. Satu berjudul "Lost Child" karya Torey Hayden, satunya lagi berjudul "Please Look After Mom" karya Shin Kyung-sook - seorang penulis dari Korea Selatan. Kenapa saya tertarik membeli dua buku itu? Salah satu alasannya, terkadang saya membeli sesuatu karena alasan yang sentimentil. Karya-karya Torey Hayden menemani masa-masa belajar saya saat menjadi guru, dulu. Jadie, Venus, dan Sheila; Luka Hati Seorang Gadis Kecil, adalah judul-judul yang pernah saya baca. Maka, ketika saya melihat buku Torey yang lainnya, saya susah menahan diri untuk tidak membelinya juga.

Adapun buku "Please Look After Mom", saya beli karena ada "bau-bau" ibu di situ. Begitulah perasaan anak yang kehilangan ibu, segala hal bisa memantik rindu. Bahkan kata Ustadz Abdul Somad, sakitnya anak yang kehilangan ibunya, adalah sakit yang tidak akan pernah bisa disembuhkan, meski belasan tahun telah berjalan. 

Kepergian ibu bagi seorang anak, rasanya seperti kehilangan separuh dunia. Sakitnya hanya akan sembuh, saat pertemuan di surga-Nya.

Quote tentang ibu yang telah tiada

 

Bagaimana isi kedua buku itu, insya Allah akan saya ulas di tulisan selanjutnya. Kali ini saya akan membahas tentang sebuah puisi yang diselipkan oleh penjual buku ini.

Adalah Mbak Shabrina WS, salah satu penulis favorit saya, yang mempunyai lapak di Instagram @ini_kolibri. Darinyalah saya membeli kedua buku tadi. Mbak Shabrina bukan penjual buku biasa, karena sepenglihatan saya, setiap pesanan selalu dibungkus dengan cinta.

Dan, saya pun merasakannya juga. Buku pesanan saya tidak hanya dibungkus dengan rapi, tapi saya pun mendapatkan bonus puisi. Ya, di buku "Please Look After Mom", Mbak Shabrina menyertakan sebuah puisi karya Kurnia Hidayati, yang berjudul "Masa Kecil Ibu". Puisi itu dimuat di harian Jawa Pos. Bagaimana puisi itu bisa mencabik-cabik perasaan saya? Beginilah bunyinya...

Masa Kecil Ibu

oleh: Kurnia Hidayati

Hampir belasan, jumlah tahun yang menetap di badan
Namun, sebelah bahunya sudah miring, titik-titik lelah tersiar dalam hening
Sebuah selendang batik di leher selalu tersampir
Untuk adik-adik, sepasang tangannya membentang, merengkuh, dan amat lihai membuhul gendongan
Ibu kecil tertatih-tatih memasuki ambang pintu dewasa
Melampaui sejatinya usia
Di pintu itu, tak ada potongan kue tiap tahun atau kerlip lilin angka
Bahkan permainan masa kecil dan nama kawan telah jauh tertinggal di balik punggung
Ibu kecil merajut malam bersama adik-adik dalam dongeng, suapan makan, dan buku pelajaran di genggaman
Ibu kecil paham bahwa dunia tempatnya lelah, seluruh pekerjaan rumah, berkejaran dengan istirah

Kendati kalender terus terlepas dan menyinggungnya dengan keras, hati ibu terus terisi dengan cinta dan kasih
Segala kisah dijalani tanpa mengizinkan saat untuk bersedih
Baginya bahagia ialah lengkung cita di raut orang tua dan adik-adiknya
Menjadi anak kedua dengan sepasang kaki yang senantiasa berdiri
Menghadang apa yang terjadi, untuk adik-adik
Untuk ibu dan ayahnya
Meski dirinya sendiri tak ia pikirkan lagi

~

Membaca puisi ini, saya tak kuasa membendung air mata. Betapa jalan hidup "ibu" di puisi ini, persis dengan apa yang terjadi pada ibu saya. Ibu adalah anak kedua dari delapan bersaudara. Lahir dari pasangan guru, yang saat itu gajinya tak seberapa. Adiknya ada enam, tiga laki-laki, tiga perempuan, semua berjarak dua tahun umurnya. Bagaimana masa kecil ibu dihabiskan? Persis seperti yang Mbak Kurnia Hidayati tuliskan. 

Sekarang ibu sudah beristirahat. Sebagai anak, saya hanya bisa berdoa, semoga Allah memberikan tempat istirahat yang luas, yang terang, yang tenang untuknya. Semoga Allah haramkan api neraka menyentuh tubuhnya. Semoga kelak saya bisa kembali bertemu dengan ibu di jannah-Nya. Aamiin aamiin Yaa Rabbal 'Aalamiin.



Ditulis dengan Cinta, Mama

Read More

Aja Dibanding-bandingke

Saturday, December 24, 2022

 

Setelah penyanyi cilik Farel Prayoga tampil di istana pada perayaan HUT RI 17 Agustus 2022 lalu, kita menjadi sangat familiar dengan kata "aja dibanding-bandingke" yang artinya jangan dibanding-bandingkan. Sebenarnya, kita sudah sering menemui ini di kehidupan sehari-hari, entah sebagai orang yang hobi membandingkan, atau malah jadi korban yang dibanding-bandingkan. Memang ya, membanding-bandingkan adalah sebuah kebiasaan turun-temurun, yang sudah mendarah daging. Padahal, membandingkan termasuk satu dari 12 gaya populer kekeliruan dalam komunikasi lho...

Saking sudah terlalu sering didengar dan dilakukan, kebiasaan membandingkan ini berkembang menjadi lelucon. Misalnya, ketika di media ditampilkan seorang siswa yang cerdas dan berprestasi, komentar-komentar warganet rata-rata begini; "Kasihan yang jadi tetangganya, pasti tertekan."

Kenapa sampai muncul komentar seperti itu, tentu ini adalah salah satu akibat dari seringnya kita membanding-bandingkan atau dibanding-bandingkan.

Nah, momen membanding-bandingkan dan dibanding-bandingkan ini mungkin akan semakin sering terdengar di akhir semester seperti sekarang ini. Betul atau betul? Hihi... Saat anak-anak sudah menerima rapor / laporan hasil belajar, berapa persen orang tua yang fokus dengan perkembangan anaknya tanpa tergoda untuk membandingkannya dengan anak lain?

Dampak suka membanding-bandingkan anak dengan anak lain

 

Semoga kita tidak termasuk orang tua yang hobi membanding-bandingkan pencapaian atau prestasi anak ya, Ma.. Karena, anak yang sering dibanding-bandingkan akan mudah mengalami stres. Mereka juga memiliki rasa percaya diri yang rendah dan cenderung tidak menghargai diri sendiri. 

Kebanyakan orang tua beralibi, tujuan membanding-bandingkan adalah agar anaknya termotivasi untuk bisa berprestasi seperti anak lain. Namun, alih-alih membuat anaknya termotivasi, anak yang dibanding-bandingkan malah bisa menjadi tidak bersemangat, karena ia menganggap upaya dan kerja kerasnya selama ini sia-sia belaka.

Dampak lainnya adalah, anak jadi sulit mengambil keputusan. Kenapa? Karena rasa tidak percaya diri itu tadi. Anak akan ragu untuk melangkah, karena takut berbuat salah.

Efek terburuknya adalah, anak jadi sulit percaya pada orang tuanya, bahkan membenci orang tuanya sendiri. Tentu kita tidak ingin ini terjadi kan, Ma? Na'udzubillah min dzalik.

Nah, Ma, mari mulai sekarang kita ubah kebiasaan buruk kita dengan tidak membanding-bandingkan lagi. Setiap anak itu unik. Mereka memiliki potensinya masing-masing. Agar anak bisa berprestasi dan tetap bahagia, yang perlu kita lakukan sebagai orang tua antara lain;

1. Dukung hobinya

Tidak semua anak harus pintar di bidang akademik. Kadangkala ada anak yang lebih menonjol di bidang seni atau olahraga. Jika itu terjadi pada anak kita, beri dukungan seluas-luasnya, Ma... Siapa tahu dari hobinya itu bisa membawa masa depan yang cerah.

2. Beri apresiasi pada kelebihannya

Pujian yang terlalu berlebihan memang bisa melenakan. Namun, anak tetap membutuhkan pujian agar api semangatnya tetap terjaga. Dengan pujian pula, kepercayaan diri anak bisa terbangun.

3. Bantu anak menghadapi kelemahannya

Suatu hari, Amay, sulung saya berkata, "Ma, kayaknya nilai SBdP Mas Amay jelek deh."

Untuk menenangkannya, saya pun berkata, "Ngga apa-apa, Mas Amay kan ngga harus bisa semuanya (maksudnya, ia tidak harus sempurna di semua bidang)." Saya paham, dia berkata seperti itu, artinya dia sudah benar-benar berusaha, tetapi kemampuannya memang terbatas. 

Kemudian, saya bertanya lagi, "Memang, Mas Amay ngga bisa di bagian mana?" Dengan bertanya seperti itu, saya ingin dia tahu bahwa Mamanya ada untuk membantunya. Kalaupun Mamanya ini tidak bisa membantunya, setidaknya dia tahu bahwa Mama peduli dengan kesulitan yang ia hadapi.

~

Memang susah mengubah suatu kebiasaan ya, Ma... Salah satu tips yang mungkin bisa kita coba agar tidak lagi terbiasa membanding-bandingkan adalah dengan membayangkan jika itu terjadi pada diri kita sendiri. Tentu kita tahu bahwa dibanding-bandingkan adalah hal yang sangat tidak mengenakkan, maka sebisa mungkin, mari kita berusaha agar anak kita tidak merasakannya.



Ditulis dengan Cinta, Mama

Read More

Kiat Mencetak Anak yang Sholih dan Sholihah

Sunday, December 18, 2022

 

Minggu lalu saya menulis tentang kiat menghadapi anak yang hobi berkata kasar. Bukan tanpa tujuan saya menuliskan ini, karena sejujurnya saya cukup prihatin dengan kondisi anak-anak zaman sekarang yang begitu mudah mengucapkan kata-kata kotor. Iya, memang, sebagian besar terjadi karena pengaruh internet, khususnya setelah munculnya beragam social media. Namun begitu, mestinya kita sebagai orang tua juga membekali anak-anak dengan sopan santun dan tata krama baik di dunia nyata maupun di dunia maya.

Mendidik anak agar bisa menjadi sholih dan sholihah memang tidak mudah. Apalagi dengan kemudahan mengakses dunia luar seperti sekarang, tantangan kita sebagai orang tua tentu semakin besar. Untuk itu, mari kita bangun pondasinya sejak awal, yakni dengan membiasakan diri berperilaku baik. Bukankah teladan adalah metode pendidikan terbaik?

Omong-omong soal kiat mencetak anak yang sholih dan sholihah, saya baru saja membaca buku karya Syekh Ali Jaber yang berjudul "Amalan Ringan Paling Menakjubkan - 20 Kiat Menuju Kebahagiaan Hidup". Ada beberapa nasihat yang beliau tuliskan untuk kita para orang tua, agar anak-anak kita tumbuh menjadi anak-anak yang sholih / sholihah.

 1. Menjadi contoh yang baik 

Fudhail bin Iyadh berkata, ketika melihat perubahan akhlak pada istri dan anaknya, beliau langsung berkaca diri. Dosa apa yang telah beliau lakukan, sehingga istri dan anaknya berubah? Artinya, ketika kita mengharapkan keturunan kita menjadi sholih / sholihah, kita harus kembalikan pada diri sendiri. Apakah kita telah menjadi contoh yang sholih / sholihah juga?

Satu hal yang jadi catatan saya; Kesholihan orang tua, dapat menjamin keberkahan anak keturunan kita bahkan sampai tujuh turunan. Orang tua yang sholih, orang tua yang Mukmin, juga akan membawa keluarganya untuk mendapatkan ridho dan surga-Nya Allah.

Masya Allah.

 2. Berdoa, bahkan sejak suami istri melakukan hubungan badan 

Islam memang luar biasa. Bahkan untuk berhubungan suami istri saja kita dianjurkan untuk berdoa. Jangan sampai tidak berdoa ya, Ma, karena hampir setiap ibadah yang kita lakukan memang rawan dicampuri syaithan.

Makanya, doa sebelum berhubungan suami istri mengandung permintaan agar dijauhkan dari setan, dan agar setan tidak mengganggu apa yang direzekikan pada kita (dalam hal ini adalah anak).


Doa sebelum berhubungan suami istri

 3. Menjaga ucapan 

Kadang-kadang, kita ingin mengucapkan kata-kata yang tidak pantas saat kita marah atau kesal. Namun, Ma, kata-kata yang buruk itu akan menanamkan titik hitam di hati anak-anak kita. Karena, mengutip pesan Syekh Ali Jaber, proses perubahan jiwa anak itu dimulai dari kata-kata orang tua. 😥

Jadi, Ma, mulai sekarang, mari kita perhatikan kata-kata kita, karena kata-kata bisa berubah menjadi doa. Apalagi, kata Rasulullah SAW, ada 3 doa yang tidak ditolak, yakni:

  • Doa seorang musafir yang melakukan perjalanan jauh
  • Doa orang yang didzolimi. Termasuk di dalamnya orang-orang yang diambil hartanya, yang difitnah, yang dicuri haknya.
  • Doa orang tua pada anaknya

Mungkin Mama pernah mendengar kisah Syeikh Abdurrahman as-Sudais? Diceritakan bahwa waktu beliau kecil, orang tuanya akan kedatangan tamu agung. Sang bunda memasak aneka makanan untuk menyambut tamu tersebut. Namun, as-Sudais kecil yang sedang bermain tanah, menyebarkan tanah ke makanan tersebut. Sang bunda pun marah, tetapi dengan kata-kata yang tetap mengandung doa, "Jadilah kamu Imam di Masjidil Haram!" 

Kata-kata (doa) Sang Ibunda pun diijabah oleh Allah SWT. Jadi, Ma, yuk, daripada marah-marah dan mengumpat tanpa ada gunanya, lebih baik kita ganti dengan doa-doa baik untuk anak-anak kita. 

 4. Sedekah 

Kiat terakhir yang dipesankan oleh Syekh Ali Jaber agar anak-anak kita menjadi anak-anak yang sholih / sholihah adalah dengan rajin bersedekah. Sedekah adalah salah satu langkah agar selesai segala permasalahan kita, termasuk jika kita memiliki masalah dengan anak-anak kita. Saat bersedekah, niatkan sedekah itu agar anak-anak kita tumbuh menjadi anak-anak yang sholih / sholihah, yang diridhoi oleh Allah SWT, yang bisa menjaga nama baik keluarga, juga bahagia dan selamat dunia dan akhiratnya.

~

Nah, Ma, itulah 4 nasihat yang dipesankan Syekh Ali Jaber dalam buku "Amalan Ringan Paling Menakjubkan" agar anak-anak kita bisa tumbuh menjadi anak yang sholih / sholihah. Mari kita sama-sama berdoa agar generasi penerus di masa mendatang adalah anak-anak yang sholih / sholihah, yang cerdas, santun dan berakhlak mulia. Aamiin aamiin Yaa Rabbal 'Aalamiin.



Ditulis dengan Cinta, Mama

Read More

Berani Nyalakan Mimpi dengan Asus Zenfone 9

Saturday, December 17, 2022

 

Tidak ada yang bisa dipanen kalau benih-benih tidak disebarkan. Saya lupa dari mana saya mendapat nasihat ini, tapi kalimat itu pula yang saya sampaikan kepada anak-anak di beberapa kesempatan, terutama pada si sulung yang saat ini sudah duduk di kelas 6 SD. Karena di tahun ini tanggung jawabnya sudah semakin besar, saya berharap dia bisa paham bahwa ada dua hal yang bisa mendekatkan kita pada impian, yakni usaha dan doa. 

Nasihat indah itu sejatinya sama dengan apa yang terkandung dalam Q.S. Ar-Ra'd ayat 11, yang mana di situ Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka."

Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka.

Memang, tak semua doa terjawab segera. Tak semua usaha membuahkan hasil seperti mau kita. Namun, kita mesti menikmati semua prosesnya, supaya sempurna puas dan bahagia kita saat berhasil meraih apa yang kita damba.

Bicara soal impian atau cita-cita, suatu hari Mas Amay, sulung saya, bertanya, "Resolusi itu apa sih, Ma?"

Sepertinya dia mengintip tulisan mamanya. Hihi... Iya, biasanya, jelang pergantian tahun, saya membuat semacam rangkuman tentang perjalanan selama setahun ke belakang dan harapan-harapan di tahun mendatang. Nah, harapan-harapan yang ingin diwujudkan itulah, kata saya pada Amay, yang disebut resolusi. 

Sebagian orang tidak meyakini pentingnya resolusi. Tak masalah. Saya pun pernah seperti itu, tidak punya target, menjalani hidup sebagaimana air mengalir. Namun, untuk saya, hidup terlalu santai malah membuat saya diam di tempat, tak bergerak kemana-mana. Mungkin saat itu aliran air yang saya harapkan bisa membawa saya ke depan kurang deras, atau hidup saya nyangkut di akar pohon, hihi... Makanya, sejak itu, saya membuat daftar impian atau resolusi yang ingin saya capai. Tujuannya, supaya saya lebih semangat dan termotivasi dalam menjalani hidup dari hari ke hari. 

Nah, bagaimana jika resolusi itu belum tercapai? Ya ngga apa-apa. Tidak perlu sedih atau kecewa, karena saya percaya, Yang Maha Perencana lebih tahu apa yang terbaik untuk kita.

"Trus, resolusi Mama tahun depan apa aja?" tanya si sulung pada akhirnya. Hmmm, sudah kuduga dia akan bertanya seperti ini. 

Mamanya ini kemudian menunjukkan beberapa daftar yang sudah dibuat. Intinya, resolusi ke depan adalah mencari sumber penghasilan lain selain dari blog. Hal ini Mama lakukan untuk mewujudkan impian jangka panjang, yakni kembali ke desa dan menghabiskan masa pensiun di sana. 😊

Kira-kira pintu rezeki mana yang ingin Mama ketuk?

1. Mulai mencoba jual foto online

Keinginan ini muncul gara-gara suatu hari saya melihat video di instagram @fajrulisme. Sempat terlupa, eh, beberapa hari lalu Mas Fajrul muncul di YouTube KasiSolusi.

Kelihatannya kok gampang banget, ya, dapat cuan dari microstock? Hmm, saya jadi makin tertarik kan... Tapi memang, saya belum mengulik soal ini. Nah, habis libur akhir tahun nanti, insya Allah, saya mau belajar jualan foto online. 😁

2. Mengaktifkan kembali akun YouTube yang mati suri

Saya sudah memiliki akun YouTube sejak beberapa tahun silam, tapi karena tidak di-maintain dengan baik, jadi ya gitu-gitu aja. Keinginan untuk aktif di YouTube muncul setelah saya menonton video-video yang berisi tentang kehidupan ibu rumah tangga, seperti kegiatan bersih-bersih rumah, memasak, bercocok tanam, dll. 

Ada beberapa channel YouTube yang jadi favorit Mama Kepiting, seperti:

 #1. Liziqi 

Liziqi

Semua bermula dari Liziqi. Gadis cantik bak princess yang berasal dari negeri panda ini memukau pemirsanya dengan video-video yang dibuatnya. Yang paling membuat kagum adalah, perempuan secantik dia ternyata bisa melakukan banyak hal, termasuk pekerjaan-pekerjaan yang umumnya dilakukan oleh laki-laki. 

Saya sendiri kembali menekuni hobi tanam-tanam karena pengaruh Liziqi. Rasanya menyenangkan, hidup di rumah yang tenang dan dikelilingi aneka buah, sayur, dan bebungaan. Nah, inilah kehidupan pensiun yang Mama Kepiting dambakan. 😁

Sayangnya, sejak pertengahan tahun lalu, Liziqi berhenti membuat video. Rasanya sedih dan sangat kehilangan. Sungguh, saya menantikan Liziqi kembali.

 #2. Kimi 

Kimi, YouTuber Korea Selatan

Kimi aja ya, bukan Kimi ***e. Hehe, jangan keliru.

Mirip dengan Liziqi, Kimi juga menyajikan konten bertani dan memasak, tetapi dengan peralatan yang lebih modern. Jika Liziqi berasal dari China, Kimi berasal dari Korea Selatan. Perbedaan lainnya, Kimi tidak pernah menampilkan wajahnya dan wajah keluarganya. 

 #3. Hamimommy

Hamimommy, YouTube Channel yang menampilkan kehidupan ibu rumah tangga di Korea Selatan

Kalau 2 nomor sebelumnya menyajikan konten tentang tanam-tanam dan masak-masak, Hamimommy lebih sering menampilkan perannya sebagai ibu rumah tangga. Ia sering membagikan momen saat bersih-bersih, memasak, juga mengasuh putrinya. Oiya, kadang-kadang, ia juga senang menghabiskan waktu untuk berkebun dengan keluarga kecilnya.

Nonton Hamimommy, saya jadi malu kalau hari-hari cuma diisi rebahan alias gegoleran. Bener deh. Dia rajin banget bersih-bersih.

 #4. Nyangsoop

Konten YouTube tentang bersih-bersih dan dunia ibu-ibu

 

Di suatu episode, Hamimommy menyebutkan bahwa Nyangsoop-lah yang menginspirasinya membuat akun YouTube dan merekam setiap momen yang dilakukannya. Namun, sejujurnya, saya tahu Nyangsoop karena Hamimommy. Memang sih, konten mereka memiliki konsep yang serupa, yaitu tentang bersih-bersih dan masak-masak.

 #5. Her86m2

 

Channel YouTube tentang bersih-bersih dan tanam-tanam

Selanjutnya, Thuy Dao, perempuan yang berasal dari Vietnam tetapi kini tinggal di Jerman, menjalankan akun YouTube yang ia beri nama "Her86m2". Nama ini dipakainya untuk menandai kehidupannya di dalam rumah berukuran 86m2. Saya menjadi pelanggan YouTube-nya sejak ia masih tinggal di rumah kecil itu. Saya sangat menyukai kebun balkonnya. Kini, meski Thuy Dao dan keluarga kecilnya telah pindah ke sebuah desa dan tinggal di rumah yang besar dengan halaman yang luas, tetapi nama YouTube-nya tidak berubah. 😊

Mengapa saya menyukai kelima akun YouTube di atas? Jawabannya karena kontennya sangat lekat dengan kehidupan saya sebagai ibu rumah tangga. Ya ada masaknya, ada bersih-bersihnya, ada tanam-tanamnya. Komplit. Dan dari kelimanya, saya bisa merasakan ketenangan dan kedamaian.

Jujur, saya ingin bisa memproduksi konten sebaik mereka. Saya pun sudah menyampaikan ini pada suami. Beliau mendukung tentu saja, tapi... Kendalanya adalah di perangkat yang kurang memadai.

    Belum Ada Kamera, Bisa Apa?   

Saya belum punya kamera, dan hanya memiliki handphone dengan spec yang sangat biasa. Memorinya pun cuma  64gb, sudah hampir penuh pula. Saya ingin sekali membeli kamera, tetapi dana yang saya miliki belum cukup.

Karena harga kamera incaran cukup mahal, suami menyarankan untuk membeli handphone yang nantinya secara khusus digunakan untuk merekam video untuk YouTube. Tentunya, handphone tersebut harus memenuhi beberapa syarat, seperti;

  • Memori penyimpanan besar
  • Kamera jernih dan stabil
  • Ukuran yang pas di tangan
  • Baterai awet dan tidak mudah panas
  • Tangguh

Itulah spesifikasi handphone yang saya butuhkan agar bisa memproduksi video yang bagus untuk channel YouTube saya nantinya. 

Adakah yang memenuhi spesifikasi tersebut?

"Asus sih." kata suami tiba-tiba. "Ini ada yang baru, Asus Zenfone 9. Kelihatannya bagus." tambahnya.

Terus terang, saya kurang paham dengan spesifikasi ini itu. Jadi, biasanya saya serahkan kepada suami untuk cari tahu. Nah, suami tu suka banget lihat review-review di YouTube sebelum membeli suatu barang, termasuk ketika mau membeli mesin cuci, laptop, dll. Mau membeli handphone pun, harus dilihat review-nya dulu.

Saya pun mendengarkan dengan seksama penilaian suami tentang Asus Zenfone 9;

Review Asus Zenfone 9


Asus Zenfone 9 ini memiliki layar berukuran 5,9 inchi, dengan panjang kurang dari 14,8 cm dan lebar kurang dari 7 cm. Body-nya ramping, pas banget saat digenggam dengan satu tangan. Bahan permukaannya juga dibuat bertekstur sehingga terasa nyaman saat mencengkeram. 

Suami tahu, istrinya ini sering menjatuhkan handphone, jadi menurutnya, Asus Zenfone 9 adalah pilihan yang tepat untuk dipakai sang istri. Kalaupun tak sengaja terjatuh, Asus Zenfone 9 tetap aman, karena bodynya juga tangguh. 

Selain itu, Asus Zenfone 9 memiliki empat pilihan warna yang elegan. Ada Moonlight White, Sunset Red, Starry Blue, dan Midnight Black. Semuanya cantik dan berkelas.

Kira-kira, Mama Kepiting pilih warna apa ya? Starry Blue sepertinya meneduhkan. Tapi Moonlight White juga memberi kesan bersih dan mahal. Atau Sunset Red aja, supaya terlihat glamour dan ceria? Tapi, Midnight Black juga menarik karena kesan misteriusnya. Huhuhu, bingung.

Kamera Asus Zenfone 9
 
 
Karena tujuan awal adalah untuk membuat video, tentu peran kamera sangatlah penting. Asus Zenfone 9 dilengkapi dengan kamera utama 50 MP Sony IMX766. Kata suami, kamera 50 MP biasanya dapat menghasilkan video dengan kualitas yang baik dan jernih. Tentu kami berharap banyak dengan kamera Asus Zenfone 9 ini.

Keunggulan lain dari kamera 50 MP Sony IMX766 adalah dapat menghasilkan objek yang jernih meski dilakukan di malam hari atau di tempat yang minim cahaya.

Buat Mama-mama yang hobi selfie, jangan sedih! Kamera depan 12 MP IMX363 dan 12 MP IMX663 punch-hole akan membuat foto selfie dan video chat tampak jernih. Nggak, kita nggak akan terlihat buluk, Ma... 😁

Bikin video banyak goyangnya? Bikin pusing mata dong? 

Syukurlah, Asus Zenfone 9 dilengkapi dengan 6-Axis Hybrid Gimbal Stabilization, system EIS (Electronic Image Stabilization) dan teknologi autofokus ultracepat, jadi ngga perlu khawatir videonya akan goyang-goyang. Fitur ini juga menjadikan Asus Zenfone 9 mampu merekam gambar makro dengan fokus sampai jarak 4 cm. 

Omong-omong, stabilizer selalu jadi pertimbangan suami saat memilih handphone, karena doi suka sekali membuat video. Entah saat jalan-jalan menyusuri desa, saat dapat tugas dari kantor untuk menyusuri hutan, dll. Jadi, bagi suami Asus Zenfone 9 ini; "Mashoook, Pak Eko!" 😂

Soal audio, Asus Zenfone 9 juga menggandeng pakar sound dari Dirac Research, Swedia, supaya audio yang dihasilkan benar-benar berkualitas. Jadi kalau Mama-mama hobi dengerin musik sembari masak atau bersih-bersih, audionya ngga tanggung-tanggung nih. Bersih-bersih dan masak-masak jadi makin semangat, ya kan?

Performa Asus Zenfone 9


Kamera bagus, audio bagus, kalau storage-nya terbatas, tetap saja akan kurang memuaskan. Karena, jangan sampai baru bikin satu - dua video, memori penyimpanannya sudah penuh. It has happened to me many times. Dan sejujurnya, hal inilah yang membuat saya malas membuat video entah itu untuk konten Instagram, apalagi untuk YouTube.

Kabar baiknya, Asus Zenfone 9 seperti mempuk-puk saya. Didukung oleh flagship Platform Seluler Snapdragon 8+ Gen 1, dengan RAM LPDDR5 hingga 16 GB dan ROM storage UFS 3.1 hingga 256 GB, saya ngga perlu khawatir dengan kapasitas penyimpanannya.  Saya pun bisa tenang, karena tidak perlu pusing menghadapi bottleneck seperti yang sudah-sudah.

Memang, Asus Zenfone 9 ini kecil-kecil cabe rawit. Sesuai dengan jargonnya, Compact Size Big Posibilities.

 

Asus Zenfone 9 memiliki Sertifikasi IP68


Saya bukan orang yang hobi jalan-jalan ke mall, tapi saya akan sangat bersemangat saat diajak jalan-jalan menikmati pemandangan alam. Kami tak pernah bosan menyusuri sungai, berjalan-jalan di hutan, atau blusukan ke pasar tradisional. Dengan alasan itulah, saya membutuhkan handphone yang tangguh, untuk bisa mengabadikan setiap momen seru yang kami lalui.

Tentu, saya akan mengatakan bahwa Asus Zenfone 9 adalah pilihan yang tepat, karena Asus Zenfone 9 sudah memiliki sertifikasi IP68.

Apa itu sertifikasi IP68? 

Sertifikasi IP68 adalah kode sertifikat yang dirilis oleh Komisi Elektronik Internasional yang berarti bahwa produk tersebut bisa dibawa berenang hingga kedalaman 1,5 meter selama 30 menit.

IP, singkatan dari Ingress Protection, yaitu ukuran ketahanan air dan debu.

6, kode angka yang berarti debu / kotoran

8, kode angka yang berarti sanggup tahan di dalam air dalam waktu tertentu (di kedalaman 1,5 meter dan dalam waktu 30 menit)

Dulu pernah, jantung saya seakan berhenti berdetak, wajah saya langsung memucat, dan pikiran langsung kacau saat handphone nyemplung ke air. Dengan Asus Zenfone 9, (kalau amit-amit handphonenya nyemplung lagi) kekhawatiran itu bisa berkurang lah ya...

Apakah baterai Asus Zenfone 9 awet?


Saya sering ketakutan kalau handphone sudah terasa panas. Takut tiba-tiba meledak. Huhu, ini efek keseringan scroll-scroll instagram nih. Tapi memang, selain umumnya disebabkan masalah baterai dan aliran listrik, meledaknya ponsel bisa disebabkan oleh kondisi ponsel yang panas berlebih.

Asus Zenfone 9 menggunakan vapor chamber berteknologi tinggi sebagai pengganti heat pipes. Jadi, bisa dibilang Asus Zenfone 9 ini lebih lama ademnya. 

Anti panas, oke. Baterainya gimana nih?

Asus Zenfone 9 dilengkapi dengan baterai 4300 mAh yang di-upgrade. Ditambah dengan komponen hemat daya, baterai Asus Zenfone 9 lebih tahan lama dari sebelumnya. Selain itu, berkat adaptor hyper charge 30 watt yang kuat dan teknologi pengisian cepat, kita bisa menghemat waktu pengisian daya, karena dia bisa men-charge dengan cepat juga. 

Mantap kan? Ini akan semakin mendukung produktivitas saya sebagai YouTuber pemula nantinya.

Smart Connex Case Asus Zenfone 9


Saat melihat review Asus Zenfone 9 di YouTube dengan suami, saya jatuh cinta dengan smart connex accesories-nya. Connex case ini memungkinkan kita untuk memasang beberapa aksesori, seperti;

1. Connex Card Holder, ini bisa dipakai untuk menaruh kartu-kartu, misalnya kartu nama, kartu bermain di timezone, dll. Untuk credit card atau kartu ATM juga bisa sih, tapi saran saya lebih baik kita taruh di tempat yang aman aja ya, Ma...

Connex Card Holder Asus Zenfone 9

2. Connex Smart Stand. Bahasa mudahnya, penyangga. Jadi kita bisa nonton Viu atau Netflix tanpa harus memegangi handphone, Ma... Misal ada zoom pun, ngga perlu repot-repot cari tripod. 

Oiya, biasanya nih kalau ketemu teman-teman dan mau foto bersama, kita bingung bagaimana menaruh handphone-nya. Sungkan juga kalau mau minta tolong orang lain untuk memfotokan, bukan? Pasang connex smart stand saja, jadi ngga perlu minta tolong orang lain lagi, dan kita tetap bisa wefie.

Connex Smart Stand Asus Zenfone 9

3. Connex Smart Backpack Mount. Ini cocok untuk suami nih. Untuk saya juga ding, kalau nanti ada kesempatan jalan-jalan sambil bikin video. Dengan connex smart backpack mount yang ada di Asus Zenfone 9, kita bisa ngonten dengan leluasa, karena handphone untuk merekam, bisa dipasang di ransel kita.

Connex Smart Backpack Mount Asus Zenfone 9

Fitur super komplit yang dimiliki Asus Zenfone 9 rasanya sangat cukup untuk mengawali impian menjadi YouTuber profesional. Ngga apa-apa belum punya kamera. Hamimommy pun memulai konten YouTube-nya dengan kamera handphone juga. 

"A journey of a thousand miles begins with a single step." 

~

Begitulah, gara-gara ditanya tentang resolusi, kami malah jadi terlibat obrolan yang sangat panjang.

"Do'akan Mama ya, biar bisa segera punya Asus Zenfone 9, dan bisa mulai YouTube-nya Mama." pinta saya pada si sulung. 

"Aamiin... Iya, Mas Amay do'akan semoga rezekinya Mama banyak." jawabnya meneduhkan.

"Omong-omong, tahun 2023 nanti, resolusi Mas Amay, apa?" tanya saya.

"Mas Amay sih sekarang cuma pengen bisa masuk ke SMP yang Mas Amay incar. Mama tahu lah..." katanya.

"Iya. Semoga Mas Amay diberi kemudahan, ya... Pokoknya, kita ikhtiar sama-sama. Kalau diterima di sana, alhamdulillah. Kalau engga, berarti sekolah itu bukan sekolah terbaik untuk Mas Amay. Intinya, jangan dijadikan beban." kata saya sambil mengusap-usap punggungnya.

Bismillah, sebagai hamba, tugas kita hanya berusaha. Adapun hasilnya, terserah Allah akan bagaimana. Jadikan mimpi sebagai motivasi, bukan obsesi, insya Allah kita akan lebih ikhlas menerima hasilnya nanti.

Omong-omong, yaa... Buat kalian yang mau beli Zenfone 9, udah bisa kalian dapatkan melalui partner dan channel pembelian resmi produk ASUS antara lain Erafone, Tokopedia, ASUS Exclusive Store, ASUS Online Store. Yuk, sama-sama berjuang meraih apa yang kita impikan! 


Artikel ini diikutsertakan dalam ASUS Zenfone 9 Blog Writing Competition di Blog Widyanti Yuliandari



Ditulis dengan Cinta, Mama





Read More

Ketika Anak Berbicara Kasar

Sunday, December 11, 2022


Saat Hari Guru Nasional beberapa waktu lalu, di instagram melintas sebuah video yang dibuat oleh seorang guru muda dari Boyolali. Di dalam video tersebut, beliau menyampaikan pada anak didiknya, bahwa ada hal yang sebenarnya masih membuat bapak / ibu guru merasa sedih, yaitu ketika anak-anak masih berbicara kasar / tidak sopan. Video itu langsung Mama tunjukkan ke Mas Amay dan Dek Aga, dan Mama katakan bahwa ternyata tidak hanya orang tua saja yang merasa sedih saat anaknya berbicara kasar, bapak / ibu guru juga.

Issue ini sebenarnya sudah menjadi bahasan di rumah kami sejak dua tahunan yang lalu. Alhamdulillah, baik Mas Amay maupun Adek Aga tidak ada yang hobi mengeluarkan kalimat kotor. Namun, sebagai ibu, Mama harus mencegah itu terjadi, apalagi ketika Mama lihat beberapa teman mereka hobi banget bicara kasar.

Penyebab anak suka bicara kasar

 

Apa Penyebab Anak Hobi Berkata Kasar?

Nah, ketika Mama perhatikan, anak-anak yang hobi bicara kasar biasanya memang tumbuh dari keluarga yang kurang sehat. Entah itu dari sisi finansialnya, pendidikan orang tuanya, maupun dari hubungan antar keluarganya. Memang, tidak semua anak dari keluarga kurang mampu atau berpendidikan rendah akan tumbuh menjadi anak yang liar, karena sering juga saya mendapati anak-anak dengan latar belakang seperti ini tetap bisa tumbuh menjadi anak yang santun dan berakhlak mulia. Namun biasanya, jika anak tumbuh di keluarga yang abai, yang sering bertengkar, apalagi orang tuanya juga sering berbicara kasar, tentu peluang menumbuhkan anak yang santun akan semakin kecil.

Jadi bisa disimpulkan, faktor keluarga memang menjadi faktor utama, mengapa anak-anak hobi berbicara kasar. Faktor lainnya yang juga bisa menjadi penyebab anak hobi ngomong kasar antara lain:

  • Pengaruh tontonan
  • Ingin menunjukkan keberanian atau ingin dianggap keren
  • Ingin diterima dalam pergaulan

Cara Mengatasi Anak yang Suka Berkata Kasar

Lalu, jika anak kedapatan berbicara kasar, apa yang harus dilakukan orang tua?

1. Tetap tenang dan berikan pemahaman bahwa kata-kata yang ia ucapkan itu bukanlah kata-kata yang baik. 

Kadang-kadang, anak tidak paham bahwa kata yang diucapkannya adalah kata yang tidak sopan. Jadi, ia hanya meniru apa yang didengarnya. Untuk itu, sering-seringlah ajak anak berbicara. Jika anak sudah tahu tetapi masih melakukannya, beri pemahaman kenapa sih kita tidak boleh berbicara kasar, dan apa akibatnya jika kita hobi berbicara kasar. 

Kepada Mas Amay dan Adek Aga, saya juga menyampaikan bahwa dalam Islam, ada larangan berkata kasar / kotor. Jadi, anak-anak akan paham bahwa ketika mereka berbicara kasar / kotor, artinya mereka melanggar aturan agama.

Berkatalah yang baik atau diam

2. Berikan Contoh yang Baik

Anak adalah peniru ulung. Siapa yang ditirunya? Tentu orang-orang terdekatnya. Untuk itu, tetap berikan contoh yang baik ya, Ma. Insya Allah, meski di luaran sana banyak pengaruh untuk berkata kasar, tetapi jika di dalam rumah dibiasakan berkata yang santun, anak-anak akan punya habit yang baik juga. Jangan lupa, ajarkan anak-anak untuk bisa membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik.

3. Batasi Penggunaan Gadget

Kita tentu tidak bisa menafikan kebutuhan akan gadget, terlebih setelah pandemi kemarin anak-anak mesti belajar daring. Namun, kontrol orang tua tetap sangat diperlukan di sini. Kadang, sudah difilter pun, kita masih kecolongan ya, Ma... Artinya, anak-anak tetap butuh pendampingan. Jika kemudian terdengar bahasa-bahasa yang kasar atau kotor, kita perlu sisipkan nasihat bahwa kata-kata seperti itu bukan kata-kata yang baik. 

4. Berikan Hukuman

Kadang Mama Kepiting suka gemes ketika ada orang tua yang sudah tahu anaknya suka berbicara kasar, tapi masih dibiarkan. Bahkan ada yang berdalih, ketika anak berani bicara kasar, artinya dia sudah menemukan lingkungan pertemanan yang nyaman. Wadaw... 

Mama Kepiting sih, kembali ke aturan agama aja ya, Ma... Hadits-nya ada. Kalau kita ingin menjadi hamba-Nya yang baik, tentu kita akan berpegang pada Al-Qur'an dan Al-hadits, bukan? Jadi, ketika anak-anak bicara kasar, Mama setuju dengan pemberian hukuman, misalnya dengan menyita handphone untuk sementara waktu, dll. Dengan pemberian hukuman ini, harapannya anak-anak sadar bahwa perbuatannya memang salah, dan paham bahwa orang tuanya sangat serius dengan persoalan ini.

5. Berikan Apresiasi

Ketika ada punishment, jangan hilangkan reward-nya, Ma... Saat anak-anak berhasil terlepas dari kebiasaan berkata kasar, berikan apresiasi pada mereka. Anak harus tahu perbedaan sikap orang tua saat ia berbuat baik dengan saat ia berbuat kurang baik. Allah saja tak hanya memperhitungkan dosa, tetapi juga memperhitungkan pahala dari setiap perbuatan baik kita. Ya kan?

Nah, Ma, itulah sedikit pendapat Mama Kepiting tentang anak-anak yang hobi berbicara kasar. Semoga anak-anak kita bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Semoga anak-anak Indonesia tumbuh menjadi anak yang santun dan berakhlak mulia ya, Ma... Aamiin aamiin Yaa Robbal 'Aalamiin...


Ditulis dengan Cinta, Mama

Read More

Egg Chicken Roll, Menu a la HokBen untuk Bekal Sekolah

Saturday, December 3, 2022

 

"Mas Amay pengen bawa bekal, Ma. Soalnya Mas Amay bosen jajan di kantin." Pinta Si Sulung beberapa waktu lalu. Sebenarnya, di sekolah sudah disediakan catering, tetapi anak ini memang lagi "semega", kalau kata orang Jawa. Artinya, nafsu makannya sedang sangat baik, sampai-sampai diibaratkan bisa menghabiskan sega (nasi, pen). Mama sendiri tidak bisa memastikan penyebabnya. Namun memang, meningkatnya nafsu makan ini terjadi setelah anak-anak mengonsumsi suplemen Interlac + Vit D3 yang salah satu manfaatnya adalah untuk menjaga kesehatan saluran cerna.

Kembali ke bekal makan tadi, Mama langsung mencari ide di Instagram. Ada beberapa resep yang Mama simpan, tapi semuanya belum Mama eksekusi. Wkwkwk... Kenapa? Karena Mama langsung keidean untuk membuat Egg Chicken Roll. 

Mama pernah membuat Egg Chicken Roll ini sebelumnya dan semua menyukainya. Menu ini juga praktis karena stoknya bisa disimpan di freezer, dan kita bisa langsung menggorengnya untuk bekal. Oiya, Egg Chicken Roll juga bisa jadi salah satu ide stok menu untuk sahur, Ma...

Menu bekal sekolah yang simpel, Egg Chicken Roll

 

Cara membuat Egg Chicken Roll ini juga mudah. Saya membuatnya dengan modifikasi resep dari Chef Devina.

Bahan yang diperlukan:

  1. Paha ayam fillet (saya pakai 500gr)
  2. 5 siung bawang putih
  3. Bawang merah goreng secukupnya
  4. 2 sdm tepung maizena 
  5. 1 butir putih telur
  6. 2 sdm minyak goreng (di resep Chef Devina memakai minyak wijen)
  7. 1,5 sdt garam
  8. 1,5 sdm gula pasir
  9. Kaldu bubuk sesuai selera
  10. 1/2 sdt merica
  11. 1-2 lembar roti tawar (opsional)

    Catatan:
    1. Di resep Chef Devina ada tambahan bubuk pala atau bubuk ngohiong, tetapi karena saya tidak punya, jadi saya skip.
    2. Saat menggiling adonan, tambahkan es batu agar adonan tidak panas.

Bahan kulit risoles:

  1. 2 butir telur (bisa ditambahkan kuning telur sisa isian ayam tadi)
  2. 80gr tepung terigu (saya pakai sekitar 5 sdm)
  3. 40gr tepung maizena (saya pakai sekitar 2,5 sdm)
  4. 250 ml air
  5. 2 sdm minyak goreng
  6. 3/4 sdt garam
  7. 1/2 sdt kaldu bubuk

Langkah membuat Egg Chicken Roll:

* Buat kulitnya terlebih dahulu:

  1. Campurkan semua bahan (tepung terigu, maizena, telur, garam, kaldu bubuk, air, dan minyak goreng), aduk rata. Gunakan whisk agar adonan tidak menggumpal. 
  2. Panaskan wajan dengan api kecil, tuang adonan kulit sambil diratakan, masak hingga matang lalu sisihkan.

* Buat isiannya:

  1. Giling ayam bersama dengan garam, kaldu bubuk, dan gula pasir
  2. Masukkan bawang putih (saya haluskan dengan parutan keju), bawang goreng, merica, minyak goreng, dan es batu
  3. Masukkan putih telur dan maizena, haluskan hingga tercampur rata
  4. Kalau Mama suka memakai roti tawar, potong-potong roti tawar, campurkan dengan air, lalu masukkan ke dalam blender
  5. Isian Egg Chicken Roll sudah jadi. Mama bisa goreng sedikit adonan untuk koreksi rasa.

Egg Chicken Roll, menu praktis untuk bekal anak sekolah

* Buat Gulungan Egg Chicken Roll

  1. Siapkan kulit risoles yang tadi kita buat, isi dengan adonan ayam, lipat
  2. Jangan lupa, oles ujung kulit dengan larutan tepung agar lipatan tidak mudah terbuka
  3. Kukus Egg Chicken Roll selama 20 menit, tiriskan, lalu potong sesuai selera

* Panaskan minyak, goreng Egg Chicken Roll hingga kuning keemasan

* Egg Chicken Roll sudah siap dinikmati

Lauk frozen homemade untuk bekal sekolah anak SD


Kalau Mama ingin menyetok Egg Chicken Roll, bungkus dengan plastik gulungan Egg Chicken Roll yang belum dikukus. Simpan ke dalam wadah, lalu masukkan ke dalam freezer. Saat ingin menggoreng, cukup iris-iris saja tanpa perlu mengukusnya. 

Tujuan dari mengukus di sini tadi adalah supaya adonan lebih padat dan mudah untuk diiris. Ketika disimpan di freezer, adonan akan membeku, sehingga mudah untuk diiris.

Nah, Ma, itulah resep membuat Egg Chicken Roll a la HokBen, yang bisa dijadikan ide menu untuk bekal sekolah anak-anak. Egg Chicken Roll juga bisa dijadikan ide menu untuk stok saat sahur, supaya anak-anak lebih semangat dalam berpuasa. Happy Cooking, Ma! 😊

 

 

Ditulis dengan Cinta, Mama

Read More

Rangkuman Materi Al Islam Kelas 2 Semester 1 SD Muhammadiyah

Saturday, November 26, 2022

 

Pekan ini Penilaian Akhir Semester (PAS) di sekolah Mas Amay dan Adek Aga sudah dimulai. Seperti biasa, ketika masa ujian datang, Mama Kepiting sebisa mungkin akan mendampingi mereka belajar. Bagaimana cara Mama mengajari anak SD belajar di rumah? Biasanya, Mama akan membuat rangkuman materi tiap bab, kemudian menjelaskan materi tersebut, lalu memberi tebak-tebakan atau latihan soal. 

Karena Mas Amay sudah kelas 6 SD dan sudah bisa belajar sendiri, jadi Mama hanya mengawasi saja. Sesekali Mama turun tangan jika Mas Amay menemukan kesulitan. Alhamdulillah, jadi Mama bisa fokus mengajari Adek Aga yang masih kelas 2 SD.

Kebetulan, anak-anak sekolah di sekolah Muhammadiyah, jadi pelajaran agamanya ada beberapa macam. Dari Hijaiyah, Al Islam, Bahasa Arab, juga Kemuhammadiyahan.

Nah, hari ini Mama Kepiting akan menuliskan rangkuman yang sudah Mama buat. Materi kali ini adalah materi Al Islam semester 1 untuk kelas 2 SD.

BAB I. Huruf Hijaiyah Bersambung


Sejujurnya, Mama Kepiting sempat heran mengapa ada materi ini di Al Islam. Bukankah sudah ada pelajaran Hijaiyah? Hehe... Tapi ngga apa-apa, sesuatu kalau semakin sering dibahas di mana-mana, insya Allah akan semakin diingat. Ya kan? 

Nah, di semester 1 ini, anak-anak akan belajar tentang kaidah menyambung huruf hijaiyah. Ternyata, tidak semua huruf hijaiyah bisa disambung dengan huruf sesudahnya lho... Ada 6 huruf yang tidak bisa disambung dengan huruf sesudahnya, yaitu: alif, dal, dzal, ro, zay, dan wawu.

Mengapa keenam huruf di atas tidak bisa disambung dengan huruf setelahnya? Karena jika dipaksa untuk disambung, huruf-huruf tersebut tidak akan bisa dibaca, atau bahkan berubah menjadi huruf lain. Huruf alif misalnya, jika penulisannya disambung dengan huruf sesudahnya, ia akan berumah menjadi lam.

Ngga percaya? Coba deh teman-teman coba tulis dan dibuktikan sendiri. :)

6 huruf hijaiyah yang tidak bisa disambung dengan huruf sesudahnya

BAB II. Asmaul Husna (As-Salam, Al-Mukmin, Al-Muhaimin, dan Al-'Aziz)


Asmaul Husna adalah nama-nama yang baik bagi Allah SWT. Jumlahnya ada 99, dan kita bisa menemukannya dalam Al-Qur'an.

Jika di kelas 1 dulu kita mempelajari nama-nama Allah seperti Ar-Rahman, Ar-Rahiim, Al-Malik dan Al-Quddus, di kelas 2 ini kita akan mendalami makna empat asmaul husna berikutnya, yakni As-Salam, Al-Mukmin, Al-Muhaimin, dan Al 'Aziz.  

1. As-Salam

As-Salam artinya Yang Maha Sejahtera atau Yang Maha Selamat. Saat kita mengucapkan salam pada orang lain, itu artinya kita sedang mendoakan keselamatan baginya. Untuk itu, saat bertemu teman atau saudara, sebaiknya kita saling mengucapkan salam.

Asmaul Husna As-Salam

2. Al-Mukmin

Al-Mukmin artinya Yang Maha Memberi Keamanan. Saat kita merasa takut, ingatlah selalu bahwa Allah akan menjaga kita dan memberi kita rasa aman. Nah, kita pun harus meneladani Allah SWT sebagai Al-Mukmin, yakni dengan senantiasa berhati-hati dalam setiap ucapan dan tingkah laku, agar tidak membahayakan diri sendiri dan orang lain. Jangan sampai, orang lain merasa tidak aman apabila bertemu dengan kita. :)

Allah Al-Mukmin

3. Al-Muhaimin

Al-Muhaimin artinya Yang Maha Memelihara. Allah menjaga, melindungi, dan memelihara seluruh alam semesta ini. Untuk itu, kita juga harus menjaga dan melestarikan lingkungan sekitar kita.

Al-Muhaimin artinya

4. Al-'Aziz

Al-'Aziz artinya Yang Maha Perkasa. Bukti dari kemahaperkasaannya Allah adalah, Allah mampu menciptakan dan menguasai seluruh alam semesta ini tanpa bantuan dari siapapun. Maka, kita tidak boleh sombong dengan kekuatan kita, karena apa yang kita miliki tidak aada apa-apanya dibanding dengan milik Allah SWT.

Al-'Aziz artinya

BAB III. Akhlak Terpuji


Akhlak disebut juga perilaku. Akhlak terpuji berarti perilaku yang baik. Anak yang memiliki akhlak terpuji, biasanya tahu adab. Apa itu adab? Adab adalah norma atau aturan mengenai sopan santun, yang didasarkan pada aturan agama. 

Adab sangat penting dalam kehidupan manusia. Ini untuk menjaga kita dari kemungkinan melakukan perbuatan tercela. Nah, kali ini kita akan belajar tentang adab makan & minum, adab tidur, dan adab bertetangga. 

1. Adab Makan dan Minum

Makan dan minum adalah kebutuhan kita sehari-hari. Namun, makan dan minum harus dilakukan dengan cara yang baik dan benar agar kita tetap sehat dan disayang oleh Allah SWT. Semua aturan makan dan minum itu disebut juga adab. Nah, berikut ini adalah adab makan dan minum yang harus kita ketahui dan kita amalkan:

  1. Berdo'a sebelum dan sesudah makan dan minum
  2. Menggunakan tangan kanan saat makan atau minum
  3. Makan dan minum sambil duduk
  4. Makan dan minum secukupnya
  5. Tidak mencela makanan atau minuman

adab makan dan minum

2. Adab Tidur 

Tidur adalah salah satu kebutuhan manusia. Tidur pun harus dilakukan sesuai dengan adab, agar tidak hanya menghilangkan rasa lelah, tapi juga mendatangkan pahala. Adab tidur yang mesti kita terapkan antara lain:

  1. Berwudhu / mencuci tangan dan kaki
  2. Membersihkan tempat tidur
  3. Berbaring menghadap ke sebelah kanan
  4. Berdo'a sebelum tidur
  5. Berdo'a saat bangun tidur

Adab tidur

3. Adab Terhadap Tetangga

Tetangga adalah orang yang tempat tinggalnya dekat dengan kita. Islam mengajarkan kita untuk berbuat baik pada tetangga. Berikut ini adalah adab terhadap tetangga yang harus kita amalkan agar tercipta kehidupan bertetangga yang rukun dan damai:

  1. Mengucap salam ketika bertemu
  2. Membantu tetangga yang kesulitan
  3. Menjenguk tetangga yang sakit
  4. Tidak menceritakan kejelekan tetangga
  5. Saling berbagi makanan

Adab bertetangga


BAB V. Keteladanan Nabi Hud a.s., Nabi Sholeh a.s., dan Nabi Ibrahim a.s.

Kita langsung lompat ke bab 5 ya, karena bab 4 membahas tentang tata cara shalat. Bukannya tidak penting, tetapi bacaan shalat antara satu dengan yang lain terkadang berbeda. :)

Jadi, kita langsung ke teladan para nabi, ya...

1. Nabi Hud a.s.

Nabi Hud a.s. adalah putra dari Shalikh bin Arfakhasayadz. Nabi Hud a.s. masih keturunan dari Nabi Nuh a.s. 

Nabi Hud a.s. diutus untuk berdakwah di kaum 'Aad. Kaum 'Aad memiliki keahlian membuat bangunan yang tinggi. Mereka menyembah berhala. Mereka tidak mau beriman kepada Allah SWT. Akibatnya, Allah membinasakan mereka dengan mengirimkan angin yang sangat kencang selama berhari-hari.

tentang Nabi Hud a.s.

2. Nabi Sholeh a.s.

Nabi Sholeh a.s. adalah putra dari 'Ubaid bin Masih. Sama seperti Nabi Hud a.s., Nabi Sholeh a.s. juga masih keturunan dari Nabi Nuh a.s.

Nabi Sholeh a.s. diutus untuk berdakwah di kaum Tsamud. Nabi Sholeh a.s. diberi mukjizat oleh Allah SWT dapat mengeluarkan unta betina dari sebuah batu. Meski sudah melihat mukjizat tersebut, Kaum Tsamud tetap durhakan kepada Allah SWT. Mereka tetap menyembah pada berhala. Akhirnya, Allah SWT menghukum mereka dengan mengeluarkan suara yang sangat keras dari langit ditambah dengan gempa bumi yang dahsyat. Kaum Tsamud pun hancur dan binasa.

tentang Nabi Sholeh a.s.

3. Nabi Ibrahim a.s.

Nabi Ibrahim tinggal di Huran. Masyarakat Huran menyembah bintang-bintang dan berhala. Ayah Nabi Ibrahim bernama Azar. Beliau juga menyembah bintang-bintang dan berhala dan menolak ajakan Nabi Ibrahim untuk menyembah Allah SWT.

Suatu hari Nabi Ibrahim menghancurkan berhala-berhala itu, hingga membuat masyarakat Huran marah. Mereka pun ingin membakar Nabi Ibrahim a.s., tetapi Allah memberikan mukjizatnya dengan menjadikan api tersebut terasa dingin.

tentang Nabi Ibrahim a.s.

~

Itulah rangkuman materi Al Islam kelas 2 semester 1 SD Muhammadiyah. Di sini kita telah belajar tentang huruf hijaiyah yang tidak bisa disambung dengan huruf setelahnya, makna asmaul husna, adab makan dan minum, adab tidur, adab bertetangga, juga perjuangan dakwah Nabi Hud a.s., dakwah dan mukjizat Nabi Sholeh a.s., serta perjuangan dakwah dan mukjizat Nabi Ibrahim a.s. Semoga rangkuman ini bermanfaat untuk Mama dan anak-anak, yaa...



Ditulis dengan Cinta, Mama

Read More